Renjun dan Yangyang dengan segera membawa Chani yang tidak sadarkan diri ke rumah sakit tempatnya bekerja untuk mendapatkan perawatan intensif. Sekilas ia melihat Sanha dan Baejin bersama seorang gadis dan bapak tua, tapi ia tidak peduli, keadaan Chani jauh lebih darurat.
Setelah dipastikan Chani mendapat pertolongan dokter dan keadaan sudah mulai tenang, Renjun memutuskan untuk menghubungi Kak Jungwoo dan menyuruhnya ke rumah sakit.
Hanya ada perasaan bersalah sekarang, Chani tidak tahu apa-apa dan dia tidak pantas diperlakukan kasar seperti itu oleh Mark. Mark harus bertanggungjawab dan meminta maaf. Jika ingin membenci, ya benci saja Haechan.
Dengan seksama Renjun memperhatikan bagaimana dokter UGD dan perawat bekerjasama untuk merawat luka-luka Chani. Mereka terlihat sangat serius. "Ini Chani bukan koma kan dok?" Tanya Renjun khawatir.
"oh yah engga lah amit-amit, ini pingsan aja karena nahan sakit. Ngomong-ngomong ini siapa yang berani bikin Chani babak belur?"
"Kakak saya." Jawab Renjun lemas, dokter dan perawat itu menatapnya tajam kemudian rasa bersalah mengerubungi hatinya lagi.
"Terus sekarang kakaknya mana? Biar saya laporin polisi atau engga saya pukulin balik."
Renjun tersenyum miris, Chani benar-benar orang baik buktinya semua orang menyayanginya. "Kakak saya juga babak belur hatinya, tenang aja."
👛👜👝🛍🎒
Setelah melampiaskan kekesalannya pada si brengsek perusak hubungan orang, Mark pergi meninggalkan panti asuhan. Meninggalkan Renjun yang masih tidak tahu dimana, bahkan supirnya pun ia tinggalkan.
Setelah kembali ke mobil, Mark menghubungi Kai untuk membatalkan pertunangannya dengan anaknya. Ia tidak butuh tunangan yang gemar berselingkuh. Apalagi menyelingkuhinya dengan orang yang bukan siapa-siapa.
🐂🐃🐄
Jungwoo memeluk sayang Renjun di kursi pengunjung rumah sakit, mereka sedang menunggu pemindahan Chani dari UGD ke ruang rawat inap. Sesuai permintaan Renjun, Chani akan dirawat di kamar samping Jeno.
Setelah Jungwoo menerima telepon dari Renjun, ia juga langsung menghubungi Lucas untuk menyampaikan ulang informasi yang ia terima. Jungwoo langsung bergegas menuju rumah sakit, sedangkan Lucas bergegas berusaha menghubungi Mark dan mencarinya.
"Aku udah ngebatalin rencana aku begitu tau Kang Chanhee itu Chani. Dia perawat yang baik hati, kak. Dia cuma anak yatim piatu yang sebatang kara dari bayi. Kalau kak Mark mau marah ya engga begini caranya." Jungwoo mendengar ucapan pelan Renjun yang berbisik, karena memang didekat mereka ada seorang Nenek yang kata Renjun adalah pemilik yayasan panti asuhan tersebut.
Nenek pemilik panti itu tidak kalah menyedihkan, ia berkali-kali menyeka wajahnya dengan saputangan. Ia tidak sendiri menunggui Chani, ia bersama seorang perempuan paruh baya.
"Udah Renjun, emang udah begini jalannya. Sebaik-baiknya bangkai disembunyiin pasti kecium juga baunya. Haechan yang keterlaluan, Mark juga korban di sini kita engga bisa nyalahin dia sepenuhnya."
"Tapi kalau aku engga bawa kak Mark ke panti, kalau aja aku ngecek dulu siapa itu Kang Chanhee engga akan kayak gini."
"Udah Renjun udah, ini bukan salah kamu. Berhenti nyalahin diri sendiri. Justru karena kamu kita bisa tau kelakuan Haechan di luar sana"
Renjun merasa ada lubang besar di hatinya, bukankah ini yang dia rencanakan tadi pagi? Kenapa semua bisa berjalan sesuai rencananya? Hanya penyesalan dan rasa bersalah yang dapat ia rasakan saat ini.
🐯🐅🐆
Tbc
🐆🐅🐯
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Who Knows - NoRen (END)
General FictionSudah tamat. Kalau mau tau ceritanya, baca aja sendiri. Tinggal next next doang gancil.