78

4.5K 663 79
                                    

"IBUUU!!!"

Jeno terburu-buru masuk ke dalam rumahnya, ia langsung berteriak-teriak mencari sang ibu.

"Apa!?" Balas ibunya tidak santai, ternyata beliau sedang membereskan ruang tengah. "Udah tau malem, masih aja teriak."

"Bu, kalau lelaki nikah engga perlu ijin restu dari orangtuanya kan yah? Engga perlu wali juga kan yah" Tanya Jeno tergesa-gesa.

Bukannya langsung menjawab, ibunya malah mencibir dan melanjutkan pekerjaannya dengan penyedot debu.

"Bu!"

"Ibu!"

"Yaudah kalo engga mau ngerespon aku engga apa-apa, engga masalah. Cukup dengerin aja."

"Aku mau ngasih keluarga dan rumah untuk Renjun. Ibu tau engga? Renjun ninggalin keluarganya demi aku!! Demi aku!! Makanya aku mau lamar Renjun secepetnya!"

"Ibu sebentar lagi bakal punya menantu! Menantu! Wehehehehehe!"

Kemudian Jeno bersenandung dan pergi ke kamarnya, entah kemana kegalauannya tadi, besok pagi Jeno akan ke Bank dan mengurus KPR. Renjun tidak perlu tahu kalau rumah mereka masih kredit belasan atau mungkin puluhan tahun ke depan, yang penting mereka punya rumah.

🍎🍏🍎🍏🍎🍏

Eunhyuk terkejut mendengar ucapan Jeno, saking terkejutnya sampai tidak bisa berkata apa pun. Kesadarannya baru kembali saat Jeno sudah tidak berada di dekatnya lagi.

Segera ia matikan mesin penyedot debunya dan berjalan menaiki tangga untuk menuju kamar anaknya. "JENOOOOOO!"

Tanpa sabar Eunhyuk membuka kamar Jeno dan menemukannya sedang bermain ponsel di kasurnya.

"Beneran yang tadi kamu ucapin?"

"Yang mana? Aku tadi ngomong panjang lebar tapi ibu cuek aja." Balas Jeno tanpa mengalihkan sedikit pun perhatiannya dari ponsel yang ia pegang.

Eunhyuk dengan geram merebut ponsel Jeno dan menaruhnya di meja belajar. "Ibu serius! Ini bukan waktunya becanda."

Jeno bangun dan mengambil posisi duduk. "Iya iya."

"Renjun beneran ninggalin keluarganya? Sejak kapan? Terus sekarang itu manusia sombong jatoh miskin dong?" Eunhyuk tidak dapat menyembunyikan antusiasnya jika menyangkut Renjun.

"Ibu kok malah kesannya seneng?"

"Ah biasa aja." Elak Eunhyuk berusaha menetralkan ekspresi wajahnya.

"Sebenernya aku juga engga tau sih jelasnya gimana, itu adeknya yang bilang kalau Renjun ninggalin keluarganya demi aku. Renjun kan beberapa hari ini engga bisa dihubungin jadi aku juga belom bisa mastiin. Bu, ibu kasih restu kami kan? Aku mau lamar Renjun secepetnya."

Eunhyuk tersenyum dan merangkul pundak anaknya, "ibu restuin kalian. Kan dari awal udah bilang, kamu bisa nikahin Renjun asal dia lebih miskin dari kamu atau kamu lebih kaya dari dia."

Jeno tidak yakin kalau Renjun sudah jatuh miskin tapi tanpa ragu ia membalas pelukan ibunya, "tapi keluarga Renjun gimana bu? Restu dari orangtua Renjun?"

"Pikirin amat." Jawab Eunhyuk tidak peduli sedikit pun.

"Yaudah ibu telepon ayah kamu dulu, ngabarin kamu punya rencana nikah sama Renjun."

Jeno mengangguk, lalu Enhyuk pergi meninggalkan kamar Jeno dengan hati berbunga-bunga. Tidak sabar menjadikan Renjun menantu.

Eunhyuk sudah memiliki rencana ke depan, akan ia buat anak itu menyesal sudah sombong dan selalu memamerkan hartanya pada Eunhyuk.

Ia tertawa jahat membayangkan Renjun memotong rumput, beres-beres rumah, memasak, mencuci, menyetrika, belanja ke pasar, membersihkan kamar mandi, memijat kakinya, dan hal-hal lain yang menyenangkan.

🌶🌶🌶🌶🌶

Jeno sedang berada di toko perhiasan, ia memilih cincin mana yang terbaik untuk melamar Renjun. Rencananya memang ia akan ke Bank dulu untuk kredit rumah, tapi tadi pagi sang ibu melakukan sesuatu yang sangat mengharukan hingga Jeno meneteskan airmata.

"Jeno, ini atm ibu. Dari dulu sengaja ibu sama ayah nabung buat nikahan kamu. Ayah udah setuju buat ngasih uang ini ke kamu sekarang."

Ditengah rasa terharunya, Jeno sebenarnya tidak yakin juga Renjun akan menerima lamarannya. Bagaimana mau menerima? Renjunnya saja masih hilang tanpa kabar. Tapi Jeno yakin Renjun akan kembali, Jeno juga yakin Renjun hanya sedang menyelesaikan masalah pertambangan di Afrika.

Matanya menajam menelusuri cincin-cincin di hadapannya, membayangkan cincin mana yang paling indah untuk melingkar di jari Renjun yang sudah indah dari sananya. Ini memang hanya cincin lamaran, tentu saja cincin pernikahan akan ia pilih bersama Renjun.

Tapi Jeno juga ingin cincin lamaran ini akan terus berada di jarinya sampai tua nanti. Ia membayangkan bagaimana Renjun puluhan tahun ke depan, lalu tanpa dapat mengendalikan pikirannya, otaknya terbayang wajah nyonya Byun.

Nyonya Byun dan orang-orang yang bertemu dengannya saat menyeret Renjun pergi dari Jeno. Juga anggota parlemen Taehyung, jangan lupa juga idol bernama Jaehyun. Guanlin adiknya yang jelas merindukan kakaknya. Mereka bagian dari keluarga besar Renjun yang pasti sangat menyayangi Renjun.

Seketika aura bahagia penuh semangat Jeno memudar, tidak mungkin ia membiarkan Renjun bermusuhan dengan keluarganya sendiri hanya demi Jeno. Pernikahan bukan hanya antara dua orang tapi juga penyatuan dua keluarga.

Perlahan Jeno mundur dari etalase kaca perhiasan di hadapannya. Meski pun ibunya melarang untuk mempedulikan keluarga Renjun, tapi Jeno tidak bisa. Ia tidak akan menjadi pengecut yang mencuri dan memisahkan Renjun dari keluarganya sendiri.

🎊🎊🎊🎊🎊🎊
Bersambung...
🎊🎊🎊🎊🎊🎊

Jodoh Who Knows - NoRen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang