》》》》°•°•°《《《《Pagi ini Renjun mendapat tugas menjemput Guanlin di bandara oleh orangtuanya, hari ini sengaja ia mengosongkan jadwal untuk dihabiskan bersama keluarga. Saat patah hati tentu saja hanya keluarga sebagai tujuan pulang dan tempat penawar sakit.
Ia memperhatikan jam tangannya lagi dan lagi. Rasanya waktu berjalan sangat lambat, seperti sudah lama sekali ia menunggu.
Maka dari itu memilih menikmati es krim saja, hitung-hitung bisa duduk dengan nyaman. Tentu saja ia lebih memilih untuk menunggu di stand es krim bukan berdiri seperti orang kurang kerjaan di arrival gate.
"Renjuunieee!"
Nah itu akhirnya yang ditunggu datang. Adik yang sangat sopan. Renjun menengok ke arah sang adik yang sedang berjalan mendekatinya.
Entah kenapa Guan selalu memakai pakaian yang mencolok, yang membuat atensi orang-orang beralih padanya. Memang tubuhnya tinggi tapikan tidak berarti dia bisa selalu memamerkan tubuhnya.
"Kangen kakak~" ucap Guanlin manja sambil memeluk Renjun yang masih duduk menggenggam cup es krim. Sontak pemandangan manis tersebut cukup menyita perhatian sekitar mereka.
"Ck. Lepas lepas. Kangen dari mana sih? Baru beberapa hari lalu gue nengok sebelum ke Honolulu ngejar si Kamal."
"Kangen uang kakakk~"
"Nah ini baru gw percaya."
Memang seperti itu Guanlin memandang kakaknya, sumber uang. Jika uang bulanan dari ayahnya habis, sudah pasti ibunya tidak akan memberi tambahan. Satu-satunya yang menjadi harapan hidup Guanlin ya Renjun.
🍍 🍍 🍍
"Guaaaannliiiiinn."
Baekhyun langsung menyambut anak bungsunya, sedangkan Chanyeol yang juga ingin menyambut si bungsu terhalang karena sudah dipeluk lebih dulu oleh si sulung.
"Eh eh eh Injun." Balas Chanyeol memeluk Renjun erat.
"Injun sayang ayah."
"Ayah lebih sayang Injun."
Si sulung Renjun memang kesayangan Chanyeol, anaknya yang sangat cantik, manis dan lebih mirip ibunya. Tapi tentu saja Chanyeol selalu bilang kalau rasa sayangnya adil pada kedua anaknya.
Acara peluk-peluk melepas rindu sudah berakhir tapi Chanyeol sadar ada dua orang yang belum berpelukan. "Ibu sama Injun ngga pelukan?"
"Hah?" ... "Apaan?"
Baekhyun dan Renjun menjawab bersamaan membuat Chanyeol tertawa.
"Pelukan dooong. Gimana sih? Masa cuma gara-gara.." ucapan Guanlin terpotong karena tatapan tajam ibu dan kakaknya. Kemudian Guanlin tersenyum bodoh.
"Gara-gara apaan? Kok kamu ngomongnya sepotong-sepotong?" Tanya Chanyeol curiga.
"Ngga kok Yah. Biasalah... kak Injun ngilangin eyeliner ibu tapi ngga mau ganti." Jawab Guanlin asal tapi memang masuk akal.
"Kamu yang di jauh tapi kamu yang lebih tau kabar ibu sama kakak dibandingin ayah yang serumah sama mereka."
Kemudian ibu dan anak itu akhirnya berpelukan setelah didorong Chan dan digoda Guanlin.
🍒🍒🍒
Ketika malam datang dan Renjun sudah berbaring sendiri di ranjang dalam kamar, mulai terasa lagi kesepian dan kesakitan yang melingkupi hatinya.
Pada seseorang di Korea sana yang menghancurkan hatinya, bahkan sampai saat ini nomor Renjun masih diblokir dari nomor Jeno.
Heuh brengsek, ngga punya hati. Kalo mau pisah ya ngomong yang tegas, ada masalah omongin baik-baik. Bukan seenaknya ngeblokir nomor. Janjinya doang manis, nyatanya beneran cuma selingan.
Tok tok tok.
Renjun cukup bingung ada yang berani mengetuk pintu kamarnya di atas jam 10 malam. Mungkin saja ini masalah genting. Karena kalau tidak penting awas saja.
Renjun segera turun untuk membuka pintu kamarnya. "Kenapa?"
"抱歉打扰您,晚上先生。 但有人在下面找人俊先生" Jawab pelayan itu menunduk.
Akhirnya Renjun mengikuti langkah pelayan tersebut, sekali lagi, awas saja kalau tidak penting.
Renjun cukup terhenyak tidak percaya dengan pemandangan di depannya.
"Baejin?"
Di ruang tamunya, Bae Jinyoung sahabat dekat Lee Jeno sedang duduk mengobrol bersama Guanlin.
Baejin menengok mendengar namanya dipanggil suara yang familiar.
"Renjun!Akhirnya ketemu juga!" Baejin berlari dan memeluk Renjun,kemudian menangis meskipun tidak sesenggukan.
Renjun memberi tatapan bertanya pada sang adik. Namun sang adik hanya menggeleng dan mengangkat bahu.
"Renjun, kemana aja!? Jeno sekarat lebih dari seminggu ini!" Ucap Jinyoung frustasi di tengah tangisnya.
"Lebih dari seminggu ini?" Renjun balik bertanya. 9 hari lalu adalah hari terakhir Jeno menghubunginya. Tiba-tiba perasaan buruk menghampiri.
"Iya! Mungkin 8 atau 9 hari lalu dia ketembak pas tugas. Dari situ sampe sekarang Jeno koma!"
Wajah Renjun berubah pucat, tiba-tiba rasa sesal dan bersalah memenuhi relung hatinya. Ketakutan akan kehilangan Jeno selamanya pun mendominasi.
Jeno koma! Tertembak saat bertugas!
Tiba-tiba mendapat berita buruk yang sangat berat setelah menjalani hari yang indah tidak dapat diterima oleh tubuh Renjun. Kepalanya pusing, seakan dunia berputar, darah mengucur dari hidung dan akhirnya kesadarannya pun hilang.
🍎🍏🍎
Tbc
🍏🍎🍏
1. Maaf mengganggu malam anda Tuan. tapi Ada orang yang mencari tuan Renjun di bawah.🌏🌎🌍
Gengs.. aku gabut. Acara jam 1 dan aku udh standby on the spot jam segini.
Btw, nemu meme ini. Mungkin ada yang pernah liat juga? Di sini kadang saya merasa sedih..
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Who Knows - NoRen (END)
Ficción GeneralSudah tamat. Kalau mau tau ceritanya, baca aja sendiri. Tinggal next next doang gancil.