69

5.3K 652 72
                                    


"Ayah, ibu, om Kai, tante Taemin.." ucap Renjun lemas tidak berdaya, terperangah dengan kehadiran orang-orang tersebut. Renjun belum siap, mungkin tidak akan pernah siap.

Lalu siapa om Kai dan tante Taemin?

Lalu siapa om Kai dan tante Taemin?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dermaga Busan, Korea Selatan. 1987.

Setelah sampai di pelabuhan tujuannya, Chan menuruni kapal kargo yang ia tumpangi dari daratan China. Orang-orang di belakang Chan menyurakinya agar lebih cepat, ia mengerti karena mereka masih menggunakan bahasan mandarin. Namun Ia tidak bisa terburu-buru, tangga yang ia turuni adalah besi tua dan bahkan pegangannya pun sudah berkarat.

Chan tersenyum lega. Akhirnya setelah hampir seminggu berada di lautan lepas, ia dapat menginjakan kakinya lagi di tanah. Dan itu sangat membuat hatinya lega. Terombang-ambing di samudera dengan cuaca yang tidak menentu membuatnya ragu apakah ia akan sampai di Korea.

Mata Chanyeol berpendar memperhatikan sekeliling, namun tidak lama bahunya terdorong-dorong. Chan segera menyingkir, karena nyatanya ia memang menghalangi jalan. Ia mencari tempat teduh di pinggiran untuk dapat melanjutkan memperhatikan sekeliling tanpa mengganggu orang lain.

Semua tulisan-tulisan yang terpampang di pelabuhan menggunakan hangul, tentu saja Chan tidak mengerti. Ia sudah sedikit mengerti bahasa Korea dari Baekki, tapi ya hanya percakapan bukan baca tulis. Tapi kemampuan yang ia miliki tidak cukup untuk bertanya kemana arah keluar dan bagaimana cara menuju Bucheon, tempat tinggal Baekki.

Chan membuang nafasnya pasrah. Ia melarikan diri dari Shanghai bukan untuk tersesat di pelabuhan. Dengan mengeratkan pelukan pada tas yang ia bawa, ia beranikan kakinya melangkah. Ini keputusannya dan ia harus konsisten dengan segala konsekuensinya.

Chan menyusuri jalanan kota Seoul dengan perut lapar, rasanya ia sudah berjalan sangat jauh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Chan menyusuri jalanan kota Seoul dengan perut lapar, rasanya ia sudah berjalan sangat jauh. Sejak keluar dari area pelabuhan, ia mencari-cari toko emas. Tidak ada uang sepeserpun yang ia bawa dari Shanghai, hanya perhiasan yang diberikan kakaknya sebagai bekal hidup. Kakaknya menolak memberi uang karena memang Yuan tidak akan laku di Korea.

Jangan pernah ngaku dari Tiongkok, hubungan Tiongkok-Korsel engga bagus. Bahasa Inggris kamu fasihkan? Bilang aja kamu itu keturunan Korea yang tinggal di Amerika atau Inggris. Terserahlah. Ini perhiasan yang aku beli di Miami, kamu jual disana. Dan inget, jangan bicara bahasa Cina sedikitpun.

Jodoh Who Knows - NoRen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang