68

4.9K 722 44
                                    

Karena kondisi Chani sudah memungkinkan untuk ditinggal, maksudnya adalah sudah keluar dari UGD dan kini berada di ruang rawat inap. Renjun sedikit tenang dan dapat memasuki kamar Jeno. Ada ibunya di sana, namun mereka berdua tidak bicara sedikitpun.

"Selamat sore." Sapanya dengan senyum ramah namun tidak bersemangat. Kejadian tadi pagi saat nyonya Lee memergoki mereka tidur seranjang membuat Renjun sedikit was-was. Namun nyatanya Ibu Jeno diam saja tidak memarahi Renjun sedikit pun.

🐯🐅🐆

Jeno dengan mata bulan sabit terbaliknya penuh sukacita menyambut kedatangan Renjun "sayaaang", kemudian membentangkan tangannya minta dipeluk.

Renjun tersenyum paksa ke arah Eunhyuk yang memandang interaksi keduanya dengan tajam.

"Sayang sini cepetan peluk aku." Ucap Jeno merajuk manja.

"Apaan sih Jeno?!" Bentak Renjun kesal, lalu setelahnya membungkam kedua bibirnya karena sadar telah membentak Jeno di depan ibunya.

Eunhyuk mendecih melihat kekonyolan di hadapannya. "Halah, udah gak usah sok jual mahal. Jelas-jelas tadi pagi saya liat kamu tidur seranjang. Abis leher sama bahu anak saya kamu makan, merah semua. Apalah arti peluk-pelukan doang?"

Renjun sangat malu, sampai tidak tahu harus membalas apa. Sedangkan Jeno sudah tertawa cengengesan mendengar ucapan ibunya. Renjun lama-lama pun tersenyum, ucapan ketus ibu Jeno kalau dipikir-pikir sebenarnya cukup menghibur.

"Sini sayang sinii.. Eh? Kok muka kamu berantakan banget? Kamu abis nangis?" Ucap Jeno setengah panik setelah memperhatikan mata Renjun. Renjun hanya mengangkat bahu namun tetap berjalan mendekati ranjang Jeno.

"Engga usah mikirin masalah orang lain dulu! Pikirin tuh masalah kamu sama si kombespol sialan!" Kini giliran Enhyuk yang membentak Jeno. Pintar sekali Jeno ini membuat orang lain kesal.

Renjun langsung memberi tatapan bertanya pada Jeno, "masalah apa?"

"Bukan apa-apa kok, justru ini akhir gangguan dari Siyeon. Dijamin dia engga bakal ganggu aku lagi." Jawab Jeno ceria.

"Sebenernya pangkal masalah ini juga kamu sama ibu kamu, Renjun!" Bentak Eunhyuk pada Renjun. Dua orang dihadapan Eunhyuk ini cuma bisa bikin masalah, masalah dan masalah.

Renjun yang tidak tahu apa-apa namun malah dibentak dan disalahkan Eunhyuk tentu saja tidak terima, diam-diam ia mencubit pinggang Jeno. "Ada apa sih?"

Sambil meringis menahan cubitan tajam dari Renjun, Jeno menjelaskan permasalahan Siyeon dan ayahnya.

"Berarti itu salah Jeno dong, engga bisa jaga mulut." Ucap Renjun setelah mendengarkan hingga selesai.

"Ya salah ibu kamu lah pake ngenal-ngenalin si Siyeon segala." Sahut Eunhyuk tidak terima.

Renjun juga ingin menyalahkan ibunya tapikan tidak mungkin, dengan berat hati ia mengucapkan "niat ibu saya kan baik."

"Ya niat kombespol sialan itu juga baik, supaya anaknya cepet ngelupain Jeno." Balas Eunhyuk.

Jeno pun menambahkan, "Ya niat aku juga baik, ngomong jujur supaya Siyeon ngga berharap lebih."

Renjun mendadak sakit kepala. Ia mendudukan dirinya di kasur Jeno, lalu memijat pelipis kirinya. "Apa pun niatnya kalau ngasih efek negatif ke orang lain ya tetep aja jadi masalah."

"Ngomongnya langsung ke ibu kamu!" Tutur Eunhyuk makin kesal.

"Yaudah sih masalah amat, ya engga apa-apalah mutasi. Aku dari lahir sampai sekarang di Seoul terus, suasana baru malah seru. Lagian Renjun juga punya helikopter ini, bisa datang ke tempat aku kapanpun"

Eunhyuk benar-benar tidak tahu lagi bagaimana sistem otak anaknya bekerja. "Ya terus kalau kamu dimutasi ke perbatasan kaya ayah kamu gimana? Disana itu bahaya, kalau ada apa-apa kamu duluan yang pertama mati"

"Ya bagus, kita sekeluarga pindah kesana. Panmunjom engga seburuk yang ibu pikir, bahkan disana udah dibuka untuk wisatawan" Jawab Jeno enteng.

"Yang dibuka untuk wisatawan cuma setitik daerah kecil. Perbatasan itu luas Jeno! Setiap harinya ada yang mati."

Renjun diam saja membiarkan ibu dan anak itu berdebat, ia akan pastikan Jeno tidak dimutasi kemanapun dan mungkin ia harus membawa ayah Jeno kembali. Lagipula kebencian dan dendam pada Jeno dan keluarganya sudah tidak ada lagi.

Masalah Jeno samasekali bukan masalah, yang masalah itu Chani, Kak Mark sama si calon kecap. Berat banget itu masalah, masalah apalah yang bisa lebih buruk? Pikir Renjun dalam hati.

Pertanyaan Renjun mengenai masalah yang lebih buruk terjawab kala pintu ruang rawat inap Jeno diketuk, lalu masuk segerombolan orang yang sangat Renjun kenal.

"Ayah, ibu, om Kai, tante Taemin.." ucap Renjun lemas tidak berdaya, terperangah dengan kehadiran orang-orang tersebut. Renjun belum siap, mungkin tidak akan pernah siap.

💚💚💚

Tbc.

💚💚💚



Betewe ini bukan alur waktu maju mundur. Ini di waktu yang sama. Ini masih kejadian di hari yang sama. Jeno yg dijenguk tamu tak diundang, Renjun yang nengok panti asuhan. Yaa aku mah jelasin doang supaya lebih jelas.

Jodoh Who Knows - NoRen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang