49

5.3K 774 41
                                    

Di ruang besar dengan langit-langit tinggi, beragam warna cat tersimpan dalam kaleng-kaleng yang tersusun rapi. Bingkai-bingkai kayu kosong dengan berbagai ukuran dan ukiran dipajang menggantung dengan indah di langit-langit.

Kai Kamal terlalu fokus dengan kanvas-kanvas ukuran besar di lantai dan kuas dalam genggaman hingga tidak sadar ada orang lain masuk ke studio kerjanya.

"Kamal."

Kai Kamal berjengit kaget, hingga tangannya tanpa sengaja membuat kaleng-kaleng cat berjatuhan dan menghancurkan pola-pola indah pada kanvas yang sedari tadi ia tekuni.

"DAMN!" Kamal menggeram dan mendongakan kepalanya, namun setelah melihat siapa yang ada di hadapannya rasa kesal menguap begitu saja diganti dengan cengiran bodoh.

Renjun menatap sinis. "Setelah nyari-nyari jadwal kosong, akhirnya gw bisa ngejar loe ke Honolulu."

"Huang Renjun in Hawaii!! Lets PARTYYYYY" Sapa Kamal heboh, hangat dan ramah dengan merangkul bahu yang lebih pendek. Sayangnya rangkulan tersebut ditolak.

Renjun tidak mengubah ekspresi sinisnya, "ngomong apa loe sama Jeno di tempat gw?"

Kamal mengerjapkan matanya polos. Dengan mudahnya mengangkat bahu kemudian menggelengkan kepalanya.

Renjun tidak tertipu. Ia menepukan tangannya dua kali kemudian empat orang berpakaian serba hitam dengan tubuh kekar masuk dan maju mendekati Kamal.

Kamal yang mengerti situasi tentu saja gemetar ketakutan. "Tunggu tunggu. Ini salah paham." Ucapnya panik, kemudian bersembunyi di belakang tubuh Renjun.

"Lee Jeno?" Tanya Renjun singkat. Empat algojo yang ia sewa sudah bersiap memukuli si seniman tampan.

"Disuruh Kak Haechan!" Teriak Kamal sembari menutupi wajahnya karena takut kena pukul orang-orang suruhan Renjun.

"Cerita yang lengkep kalau mau selamat."

Kamal mengangguk. Para algojo mundur, memberi ruang pada Kamal untuk bercerita.

"Lee Jeno itu kan miskin. Orang miskin itu gengsinya tinggi dan gampang tersinggung. Jadi gw ama Kak Haechan mutusin untuk ngerjain dia. Sumpah dah ngga pake fisik sedikit pun. Ngga kaya Kak Renjun gini pake kekerasan. Kita mah anggun dan elegan."

Renjun akhirnya tersenyum tapi tangannya memberi aba-aba untuk menyuruh para algojonya maju. Membuat Kamal gelagapan dan meneruskan ceritanya.

"Pokoknya Kak Haechan yang nyuruh gw dateng kesitu jam segitu, terus minta tandatangan Lee Jeno. Udah gitu doang kok."

Renjun mendecih, ia tahu kalau masih banyak yang disembunyikan Kamal. "Tanda tangan buat apa? Apa aja yang kalian omongin? Kalo kata gw lengkep ya berarti lengkep."

"Emmm.. gw ngaku jadi sekretaris pribadi Kak Renjun... salah dia sendiri juga sih kenapa gampang banget percaya. Trus gw minta tandatangan buat BPKB mobil sama rekening Bank. Dia marah, kayak yang tadi gw bilang kalo orang miskin gampang tersinggung. Udah sih itu aja."

Renjun mencibir, ia tahu Kamal belum menceritakan dengan lengkap. Lagi-lagi Renjun harus mengancam dengan kekerasan, maka Renjun memerintahkan empat orang tersebut untuk kembali maju.

"Ok ok ok! Berhenti!" Ucap Kamal kembali takut. "Gue bilang kalau dia ngga perlu malu-malu karena emang kak Renjun udah biasa ngasih pacar-pacarnya barang mewah. Gue juga ngaku kalau gue udah biasa ngurus yang tipe-tipe kaya dia gitu."

Renjun mengerti sekarang, bagaimana marahnya Jeno saat itu. Bocah tinggi di hadapannya benar-benar harus diberi pelajaran.

"Tipe-tipe kaya dia gitu gimana maksudnya?" Tanya Renjun dengan wajah dingin. Ia sudah paham maksud Kamal, hanya ingin memperjelas saja.

Kamal berdehem untuk mengurangi gugup. Kalau satu lawan satu dengan Renjun sudah pasti ia yang menang. Tapi kali ini Renjun bawa empat tukang pukul.

"Mm.. tipe yang.. itu lho kak.. mmm apa sih yah istilahnya mmm? Hubungan yang saling menguntungkan itu lhoo.. mmm... pacar dalam tanda kutip gitu lah.. hahahahaha" jawab Kamal dengan bergumam pelan yang diakhiri tawa kikuk.

Renjun rasa sudah cukup mendengar pengakuan orang di hadapannya. Tapi ia ingin lebih puas lagi dalam membalas dendam. "Destroy the place but don't touch him."

Ia memberikan senyum termanis pada Kamal lalu meninggalkan studio besar tersebut.

"KAK RENJUUNNN!!!" Teriak Kamal tidak terima.

🏖 🏖 🏖 🏝 🏝 🏝

Setelah dari studio Kamal, Renjun langsung kembali ke pesawat. Ia harus sudah ada di Makau besok pagi. Memang melelahkan sekali hidup Renjun.

Sebenarnya masih ada yang mengganjal di hatinya, kenapa kedatangan Kamal bertepatan dengan perintah Renjun kepada Jeno untuk menunggu seseorang?

Wajar kalau Jeno tidak curiga sedikit pun dan langsung percaya pada semua ucapan Kamal. Tapi Kamal bilang, waktu dan tempat sudah diatur Haechan.

Pertanyaannya sekarang, Haechan tahu dari mana akan ada orang suruhan Renjun untuk bertemu Jeno?

Renjun menghembuskan nafas lelah. Kemudian menyuruh Yangyang untuk menghubungi Yujin di Korea. Masa bodoh jika bawahannya itu sedang apa karena perbedaan waktu.

"Halo, selamat malam Tuan Huang."

"Apa saya ganggu kamu Yujin?"

"Oh sama sekali tidak, Tuan Huang."

"Jawab jujur pertanyaan saya."

"Iya tuan?"

"Siapa aja yang tau kalau saya nyuruh kamu nemuin Jeno di tempat saya?"

"Yangyang dan Ibu Tuan, nyonya Byun."

"Heum. Terima kasih. Lanjutin tidur kamu."

"Ah. Silakan menghubungi saya kapan pun, Tuan. Tidak masalah."

Renjun mengembalikan ponselnya pada Yangyang. "寻找可以信任的新人,不受家人影响的人,只忠于黄仁君的人。" 1.

"我会尽快去任俊先生" 2. Yangyang mengangguk patuh. Kemudian undur diri.

🔈🔉🔊

Jawaban dari Ahn Yujin membuat gir-gir dalam otak Renjun berputar. Tentu saja. Tentu saja ibu nya lah yang ada di balik semua ini. Byun Baekhyun dan Lee Haechan jika disatukan akan sangat menyeramkan.

Renjun tidak bisa membalas perbuatan sang ibu, tapi ia bisa melakukannya pada Haechan.

Apa yang paling penting untuk Haechan saat ini? Mark Lee, tunangan tercintanya.

Renjun bisa kembali tersenyum manis. Lee Haechan akan merasakan patah hati yang sama seperti yang ia rasakan saat ini.

🍎🍎

Tbc

🍏🍏


1. Cari orang baru yang dapat dipercaya, orang yang tidak terkena pengaruh keluargaku dan setia hanya pada Huang Renjun.

2. Akan saya dapatkan sesegara mungkin Pak Renjun

Jodoh Who Knows - NoRen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang