Eunhyuk dan Renjun duduk berhadapan di sofa ruang tamu. Mereka berdua sama-sama membusungkan dada dan menaikkan dagu.
"Huang Renjun, anakku Lee Jeno sudah menceritakan perihal hubungan kalian. Apa niatmu mendekati Jeno jika sudah memiliki Jung Jaehyun?"
Renjun tersenyum manis, senyum yang biasa ia berikan jika sedang berhadapan dengan calon kliennya. "Ah, senang sekali nyonya Lee sudah mengenalku. Kak Jaehyun itu keluarga".
Eunhyuk tidak langsung percaya begitu saja, "pagi-pagi datang bersama ke sini dengan wajah baru bangun tidur. Kalian menginap bersama kan?"
Lelaki manis itu mengangguk. "Jika tidur selama dua jam di dalam mobil sambil menunggu pagi dihitung sebagai menginap bersama, maka iya kami menginap bersama."
Wajah Eunhyuk berubah lebih masam. "Aku tidak suka basa-basi, jangan bermain-main dengan hati Jeno. Mungkin untukmu dan keluargamu yang kaya raya itu dia bukan siapa-siapa, tapi dia anakku satu-satunya. Aku akan melindunginya."
"Nyonya Lee, aku mengerti kekhawatiranmu dan aku tidak berniat sedikit pun menyakitiny. Aku sungguh meminta maaf atas kesulitan yang Jeno dapat karena aku atau pun ibuku. Mungkin ini terdengar sangat cepat, tetapi aku dan Jeno sudah mencapai kesepakatan bersama untuk saling berkomitmen. Aku memohon agar anda dapat memberi kesempatan untuk membuktikan bahwa aku pantas bersama Jeno."
Eunhyuk mengusap matanya lelah. "Apa kau masih tidak mengerti? Kau pantas bersama Jeno, itu tidak perlu lagi dipertanyakan. Tapi apa Jeno pantas untukmu? Aku tidak ingin melihat Jeno terluka lagi karena penolakan keluargamu bahkan sikapmu yang semena-mena padanya."
"Sejak awal aku tidak menjanjikan apa pun pada Jeno. Sejak awal aku tahu hubungan ini tidak akan mudah, percayalah nyonya Lee aku sudah menolaknya. Tapi pesona putramu terlalu sulit untuk aku tolak, aku tidak bisa berkata tidak padanya. Pada akhirnya aku yang kalah dan sekarang aku menyerah pada hatiku yang telah digenggam Jeno."
"Bukankah kau pembicara yang sangat baik Renjun? Tapi tetap saja aku tidak percaya seseorang dengan kekayaan dan pendidikan sepertimu menginginkan Lee Jeno disampingnya. Jangan kaget, karena aku mencari tahu siapa itu Huang Renjun semenjak anakku pulang sambil mabuk menangisi namamu."
"Kalau begitu bukankah puteramu sangat beruntung karena sekarang sudah mendapatkanku? Bukankah harusnya nyonya Lee bersyukur?"
"Untuk apa bersyukur jika hubungan kalian hanya membawa kesedihan? Di sini aku memikirkan kebaikan anakku, bukankah seharusnya kau juga memikirkan orangtuamu?"
"Nyonya Lee, bukan hanya orangtuaku yang aku pikirkan. Aku juga memikirkan keluarga besarku, kerabat dan lingkunganku. Bahkan aku memikirkanmu dan keluarga Jeno juga. Tapi Jeno yang menguatkanku, Jeno yang selalu meyakinkanku semua akan baik-baik saja. Aku tidak akan berani melangkah jika bukan Jeno yang menopangku."
"Dan kau akan melakukan hal yang sama untuk Jeno?"
"Apa pun untuk Jeno asal kami selalu bersama dan bahagia. Kita sama-sama menyayangi Jeno kan? "
Eunhyuk tidak percaya dengan ucapan Huang Renjun, sangat arogan dan tidak memiliki sopan santun.
"Kau benar-benar.." bersamaan dengan "Hyukie! Masih di.. eh ada siapa ini?"
Ucapan Eunhyuk terpotong oleh kehadiran Donghae. Sedangkan Donghae sedikit kaget karena melihat ada orang asing di ruang tamunya sepagi ini.
Renjun berdiri dan membungkuk untuk memberi hormat dengan sopan, suatu hal yang tidak ia lakukan pada nyonya rumah karena terburu-buru diajak bicara formal. "Selamat pagi, maaf sudah bertamu sepagi ini. Perkenalkan nama saya Huang Renjun."
Donghae balas membungkuk dan tersenyum. "Saya Lee Donghae, suami dari Lee Eunhyuk"
Suasana akrab yang akan terjalin antara Renjun dan Donghae terpotong ketika Eunhyuk kembali bersuara. "Aku belum menyetujuimu, Huang Renjun. Tapi jika kau mencari Jeno, dia masih tidur di kamarnya di lantai dua."
"Apa aku boleh kesana?"
"Sudah kubilangkan aku tidak suka basa-basi? Dia bahkan tidak meminta izinku untuk menginap di tempatmu sebulan ini."
Donghae menatap istri dan sang tamu bergantian, pandangan mereka saling menusuk seperti ada perang sinar laser dari mata keduanya.
Si tamu cantik bernama Huang Renjun tersebut akhirnya mengalah, tersenyum manis seraya mengucapkan permisi pada dua pemilik rumah dan pergi menaiki tangga.
"Itu siapa?" Tanya Donghae mengikuti Eunhyuk yang sudah mulai melangkah menuju kamar mereka.
Tanpa menengok ke arahnya sang istri malah membalas dengan galak, "Kalian kan tadi sudah berkenalan! Sudah ah aku mau siap-siap!".
"Maksudku siapanya Jeno?" Donghae yang sudah biasa digalaki tidak akan takut lagi pada Eunhyuk.
"Tanya saja langsung pada anakmu!"
⚫⚫⚫
Tbc
⚫⚫⚫
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Who Knows - NoRen (END)
General FictionSudah tamat. Kalau mau tau ceritanya, baca aja sendiri. Tinggal next next doang gancil.