Brad Delson tengah menatap langit jingga yang mulai redup karena semburat sinar matahari mulai menghilang dibalik awan dan matahari mulai terbenam perlahan menuju garis horizon. Garis horizon yang tidak terlihat karena tertutup oleh bangunan dan deretan pohon maple. Saat ini pukul 5 dan matahari sudah mulai terbenam padahal sekarang baru awal bulan oktober. Sepertinya musim dingin datang lebih cepat tahun ini.
Setelah mengikuti beberapa kelas tadi siang, Brad memutuskan beristirahat sejenak. Dia menyandarkan kedua sikunya di bingkai jendela sambil melihat pemandangan matahari terbenam. Dihadapannya adalah lapangan rumput luas dengan danau buatan dimana ada beberapa mahsiswa yang juga beristirahat dipinggir danau sambil menikmati matahari terbenam. Setelah kelas selesai seharusnya dia langsung pergi ke restoran. Dia sebenarnya jarang pergi restorannya kecuali jika untuk mengawasi atau memasak langsung khusus untuk tamu spesial. Brad pandai memasak terutama masakan khas Eropa. Dulu dia berencana untuk ikut audisi acara Master Chef tetapi akhirnya tidak jadi karena waktu itu dia mendapat musibah. Ayahnya meninggal karena kecelakaan. Ayahnya mewariskan restorannya kepada Brad dan dia berhasil mengelola dan mengembangkan restoran itu bahkan saat ini telah menjadi salah satu restoran favorit di Dusselford.
Brad menghela napas dan menepis ingatan masa lalu dari pikirannya. Ketika dia hendak beranjak, sebuah suara yang sudah dia kenal memanggilnya.
"Brad, mein sohn," kata Darek sambil menepuk pundak Brad.
Brad menghela napas lagi dia tak menyangka bertemu dengan ayah tirinya disaat seperti ini. Walaupun mereka satu kampus tapi mereka jarang bertemu.
"Hey Darek," jawab Brad yang tidak mengalihkan pandangannya dari danau depannya.
"Schon dich hier zu sehen, aku sudah 8 tahun mengajar disini dan kau sudah hampir 4 tahun kuliah disini tapi kita jarang bertemu," kata Darek.
"Aku agak sibuk," jawab Brad yang masih tidak menatap Darek.
"Kau juga sudah lama tidak datang kerumah," kata Darek sambil menyandarkan sikunya juga dibingkai jendela disebelah Brad.
Brad tidak menjawab.
"Jika weekend nanti kau tidak sibuk, datanglah kerumah. Ada acara pesta kebun untuk merayakan ulang tahun pernikahan ke 20 kami," kata Darek.
Brad masih tidak menjawab.
"Suatu kehormatan buat kami jika kau juga memasak menu spesial untuk acara nanti. Ibumu pasti akan senang jika kau datang, dia sangat suka masakan buatanmu."
Brad menoleh menatap ayah tirinya. Menatap wajah tuanya dan baru menyadari banyaknya kerutan yang menghiasinya. Rambutnya juga sebagian besar telah memutih dan sedikit bagian yang masih berwarna kelabu dipelipisnya. Brad menghela napas dan berkata, "Baiklah, aku akan datang."
Senyuman hangat langsung menghiasi wajah tua Darek. "Das ist mein junge," katanya lalu dia berbalik dan pergi.
Setelah Darek berbelok diujung koridor dan menghilang dari pandangan Brad, dia melangkah menyusuri koridor, keluar menuju halaman depan kampus. Sesampainya dihalaman depan, dia langsung disambut dengan hembusan angin dingin musim gugur dan beberapa daun Maple kering yang terbang kearahnya tertiup angin. Beberapa temannya yang masih ada disekitar menyapanya ketika berpapasan dengannya, Brad membalasnya dengan senyuman saja. Dia merapatkan jaketnya dan berjalan menyebrangi halaman depan kampus yang dipenuhi rontokan daun maple. Dia hendak pergi ke restorannya dengan mobilnya, hanya saja mobilnya tidak diparkir dikampus. Pihak kampus tidak mengijinkan mahasiswa yang tinggal di asrama membawa mobil, jadi Brad memarkirkan mobilnya disebuah tanah kosong yang disewakan warga setempat untuk parkiran.
Brad masih menyusuri halaman depan kampus ketika dia melihat seorang pria berwajah setengah asia setengah hispanik, rambut hitam emo yang poni nya hampir menutupi dahinya dan memakai scraf cokelat motif square. Dia tengah membaca dengan serius beberapa lembar kertas yang Brad hapal betul kertas apa itu, kertas administrasi terdaftar di kampus ini. Brad menghampiri pria tersebut, matanya sekarang tertuju pada ransel dan 1 buah koper yang diletakan didekat kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Der Kreuzer [END]
FanfictionSejarah kelam dari masa lalu kota Dusseldorf - Jerman tampaknya akan membuka gerbang neraka. Berawal dari sebuah perjanjian masa lampau seorang raja dengan iblis yang akan membuka kotak pandora berisi bencana dan musibah yang akan memakan korban jiw...