CHAPTER 8

7 1 0
                                        

Mike sedang melangkah dengan semangat menyusuri trotoar Wiesbadener Street. Lupakan sejenak mengenai hantu sambil berharap dia tidak berpapasan dengan hantu dijalan ini. Mungkin itu agak sulit, karena jika ditempat terbuka seperti ini dia akan sulit membedakan mana hantu dan mana manusia. Terkadang dia merasa seperti anak kecil, takut akan hantu padahal dia sudah dewasa tapi memang siapa yang tidak takut dengan hantu? Orang yang sudah tuapun pasti akan lari ketakutan jika bertemu dengan hantu. Ayolah, lupakan dulu semua itu untuk sementara, lupakan juga sejenak bahwa mungkin ada sesuatu yang buruk yang membuat dirinya bisa melihat hantu semenjak kejadian tragisnya di Jepang, cepat atau lambat dia harus menerima keadaan pada dirinya ini. 

Hari ini Mike memakai kemeja flanel abu - abu dan sudah merapihkan poni nya. Dia menyukai potongan rambut seperti ini, dia menyebutnya potongan rambut Bieber. Bukan karena dia suka mendengarkan lagu dari penyanyi Amerika tersebut tapi karena menurutnya potongan rambut seperti ini akan membuatnya terlihat imut di usianya.

"Guten morgen," kata Mike sambil membuka pintu Think's Art, suara gemerincing lonceng kecil terdengar lagi diatasnya.

"Hey, guten morgen, wie gehts?" tanya Rob yang sedang membereskan meja kasir.

"Gut, apa Mr. bennington sudah datang? aku ada janji interview dengannya,"

"Ada diruangan itu, masuk saja. Viel Gluck," Rob mengacungkan jempolnya.

Mike menghampiri sebuah ruangan dibelakang meja kasir yang pintunya sedikit terbuka. Dia mengetuk pintunya, "Entschuldigung, kann ich reinkommen?"

"Ja, komm rein," 

Mike membuka pintunya perlahan dan melihat seorang pria tengah membereskan beberapa tumpukan kardus yang ada dipojok ruangan. Ruangan yang tidak terlalu besar ini sepertinya sekaligus menjadi gudang dengan tumpukan kardus yang rapih dipojokan. Disitu terdapat dua buah sofa dan satu meja kecil dengan hiasan bunga tulip palsu warna kuning dan violet.

"Kann ich dir helfen?" tanya orang itu yang masih membereskan kardus dan tidak melihatnya,

"Aku Mike Shinoda, aku ada janji interview jam 10 ini,"

Orang itu menaruh kardusnya dan langsung menoleh melihat Mike, "Oh disitu kau , buddy. Silahkan duduk," katanya sambil mempersilahkan Mike duduk disofa. Orang itu duduk disofa dihadapan Mike.

"Aku Chester Bennington, pemilik Think's Art. Aku sudah baca form lamaran pekerjaannya kemarin. Kau kuliah di Heinrich Heine?". Senyuman ramah terlintas diwajahnya. Dia memilki rambut cepak cokelat gelap dan matanya yang bersinar penuh semangat dibalik kacamatanya.

"Ja, aku baru masuk tahun ini, jurusan seni" entah kenapa Mike merasa tegang padahal Chester terlihat ramah dan baik.

"Aku alumni Heinrich Heine jurusan science. Hey, kenapa kau tegang? santai saja." katanya lalu dia tertawa sehingga membuat Mike tersenyum melihatnya.

"Jadi, namamu Michael Shinoda?"

"Panggil Mike saja,"

"Okey, Apa kau dari Jepang?"

"Ja, tepatnya di Saitama,"

"Oh, itu jauh sekali. Kau kesini dengan visa?"

"Ja, visa nasional,"

"Oh that's too bad. Aku tidak mau menyalahgunakan undang - undang tenaga kerja disini, kelihatannya aku tidak bisa memperkerjakanmu penuh waktu karena kau bukan permanent resident disini,."

Mike agak kecewa mendengarnya, "Oh, that's oke,"

"Tapi..." Chester bersandar disofa dan melipat kaki kanan diatas lutut kaki kirinya, "karena tidak ada aturan tetap mengenai pekerja paruh waktu dan...karena aku baik hati dan Rob benar - benar butuh bantuan disini, jadi...aku akan memperkerjakanmu paruh waktu."

Der Kreuzer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang