CHAPTER 21

8 1 0
                                    

"Apa kalian keluarganya Shinoda?" tanya perawat itu.

"Yes," jawab Brad berbohong.

Perawat itu menjelaskan, "Kita sudah selesai melakukan tindakan, lukanya sudah dijahit beruntung lukanya tidak terlalu dalam namun robekannya panjang sehingga butuh banyak jahitan terutama yang ditelapak kaki kanan. Untuk seminggu ini jangan biarkan dia menapakkan kakinya dulu dan perbannya harus diganti setiap hari. Dia sudah boleh pulang sekarang tapi aku yakin sebentar lagi dia akan mengantuk karena tadi dia diberikan pain killer. Aku sudah siapkan kursi roda di dalam sana dan ini resep obatnya." Perawat itu memberikan secarik kertas kepada Brad lalu melenggang pergi.

Setelah itu Brad menoleh ke Aylin dengan serius, "Aylin, aku minta kau berjanji jangan katakan ini pada Darek,"

Aylin menghela napas, "Apa kau yakin? Ini berbahaya sekali,"

"Percayalah padaku, aku pasti bisa mengatasi ini, Dengar, apa aku pernah memohon sebelumnya?"

Aylin menggeleng, "Tidak, aku belum pernah lihat itu seumur hidupku,"

"Aku mohon padamu, jangan katakan ini pada Darek,"

Aylin kaget mendengarnya, "Dan sekarang aku melihat seorang Brad yang galak sedang memohon kepadaku...baiklah, aku akan tutup mulutku rapat – rapat tapi kau juga harus berjanji padaku,"

"Apa?"

"Mungkin untuk sementara ini aku tidak mau dekat – dekat dengan kalian karena aku juga takut tapi aku minta padamu singkirkan segera iblis laknat itu dan selamatkan Mike,"

"Okay, deal! Jadi sekarang...tolong kau urus ini," kata Brad sambil memberikan resep obat yang tadi lalu dia membuka dompetnya dan mengeluarkan kartu kreditnya, "Jika sudah selesai, ambil mobilku dan tunggu aku di loby."


Aylin mengangguk lalu dia pergi ke farmasi.


-------------------------------------------------------------------

Mike tengah duduk ditepi tempat tidur ruang tindakan di IGD. Dia menatap telapak tangan kirinya yang diperban. Dia benar – benar bingung atas apa yang terjadi pada dirinya, yang dia ingat adalah dia tidur lalu dia terbangun dikasurnya Brad dengan tangan dan kaki yang berdarah. Apa dia tidur berjalan lagi? Jika iya, kenapa dia tidak melihat keadaan disekitar ketika dia tidur berjalan seperti sebelumnya? Dia merasa dia benar – benar tidur tadi, tidak merasakan apapun dan tidak melihat apapun sampai dia terbangun tadi. Apa keadaannya makin memburuk? Apa Der Kreuzer sudah menguasainya dan melukai tubuhnya? Dia ingat apa yang dikatakan Brad, nantinya akan ada darah dan sekarang dia berdarah, apakah ajalnya semakin dekat?

Mike jadi pusing memikirkannya, ditambah dengan suasana IGD yang penuh dengan suara rintihan pasien yang sedang diberi tindakan dan bau obat steril yang memenuhi ruangan membuatnya mual. Itulah kenapa dia tidak suka rumah sakit, lebih tepatnya dia tidak suka dengan baunya.

Tirai dihadapannya terbuka tiba – tiba dan Brad berdiri disana, "Hey, feeling any better?"

Mike menggelengkan kepalanya.

"Kenapa? Kakimu masih sakit?" tanya Brad dengan khawatir.

Mike menghela napas, "Apa yang terjadi padaku Brad?" lalu Mike kaget melihat bekas darah dan memar bekas cekikan dileher Brad, "Lehermu kenapa?"

"Itu tak penting, ini masih lebih baik daripada lukamu, ayo pulang." Brad mengambil kursi roda yang ada didekat sana dan meletakkannya disamping tempat tidur, dia memapah Mike ke kursi roda lalu membawanya keluar dari ruang IGD.

Der Kreuzer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang