CHAPTER 10

10 1 0
                                        

"I love it when you call me senorita, i wish i could pretend i didn't need ya. But every touch is ooh la la la ooh la la, Ooh i should be running...Ooh you keep me coming for ya..." Chester sedang menyanyikan lagu Shawn Mendes and Camila Cabello - Senorita yang dia dengar di radio di mobilnya. Dia berjoget dibelakang kemudi dan meliuk - liukkan tangan kanannya dan menarik rambut Rob yang duduk disebelahnya.

"Ouch..." teriak Rob sambil menepis tangan Chester dari rambutnya.

"For ya...Ooh she loves it when i come. For ya....For ya..." Chester masih bernyanyi dengan mulutnya didekat telinga kanan Rob. Dengan reflek, Rob menutup hidung dengan tangannya.

"Geez...apa yang kau makan tadi?" tanya Rob dengan mulut tertutup tangannya.

Chester tidak mempedulikan Rob, dia lanjut bernyanyi dengan nada yang lebih tinggi.

Rob geleng - geleng kepala, "Ganti lagunya. Kenapa kau mendengarkan lagunya Camila Cabello?"

"Dia sexy. Bentuk pinggul dan dadanya membuatku ingin memeluknya. Dan bibirnya...ugh...aku ingin menggigitnya." jawab Chester.

Rob geleng - geleng kepala lagi lalu dia membuka ponselnya yang berbunyi dan membaca pesan yang masuk, "Ooh...Brad tidak bisa datang malam ini,"

"Sayang sekali, kenapa?" tanya Chester sambil menurunkan volume radionya.

"Dia agak sibuk malam ini, asistennya mengundurkan diri," jawab Rob sambil menutup ponselnya dan menyimpannya kembali di saku celananya.

"Makanya jadi orang jangan galak - galak," jawab Chester yang hendak menarik lagi rambut Rob.

"Jika segalak itu, siapapun juga tidak akan ada yang kuat," Rob menghindari tangan Chester.

"Hey, bagaimana kalau aku yang menggantikan asistennya?"

"Memangnya kau bisa?"

"Bisa. Hanya memasak saja kan? Aku bisa memasak."

"Oh yeah? masak apa?" Rob bertanya dengan sarkas.

"Mie instan," jawab Chester dengan percaya diri.

"Pfft...". Mike yang duduk dibelakang dari tadi menahan tawa melihat kelakuan Chester.

"Hey yang dibelakang sana, apa kabar? Sepanjang perjalanan baru ini kau bersuara, aku kira kau tidur,"

"Tidak. Dari tadi aku mendengarkan obrolan kalian. Sebenarnya kau membuatku mau ngakak sejak tadi," jawab Mike.

Setelah kejadian penampakan hantu tentara perang dunia tadi pagi dan setelah melewati 2 kelas kuliah tadi siang, tadinya Mike tidak mau ikut ke rumah Chester, dia sebenarnya mau istirahat tapi karena dia merasa tidak enak karena sudah diajak langsung oleh bosnya dan lagipula dia takut sendirian di kamarnya karena Brad pasti pulang malam, jadi dia memutuskan untuk ikut.

Sepanjang perjalanan, Mike melihat pemandangan malam hari kota Dussledorf yang luar biasa. Deretan banguanan, pertokoan dan rumah susun bergaya Poland, Bergen dan Dutch dengan lampu - lampu yang menghiasinya dimalam hari benar - benar terlihat indah. Jalanan lancar dan tidak ada macet sejak tadi, pejalan kaki yang terlihat di trotoarpun hanya sedikit berbeda dengan di Jepang, disana padat akan kendaraan, suara klakson mobil sering terdengar, sering macet dan banyak orang dimana - mana.

"So...Mike, bagaimana dengan Jepang?" tanya Chester. Suaranya memecahkan lamunan Mike, dia sebenarnya tidak mau membahas tentang tempat tinggalnya yang dulu. Mungkin nanti, tapi tidak sekarang. Dia perlu waktu untuk menghapus trauma di memori masa lalunya.

"Japan is...good," jawab Mike dengan enggan.

"Hanya itu? Apakah ada yang menarik disana?" tanya Chester dengan penasaran.

Der Kreuzer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang