CHAPTER 5

9 1 0
                                        

Pagi hari ini di Dusseldorf, langit berwarna biru muda dengan bentangan awan tipis yang menghiasinya dengan suhu 20 derajat celcius, tidak terlalu dingin  sebenarnya karena angin belum berhembus saat ini. Trotoar mulai dipenuhi dengan pejalan kaki yang sibuk ke tujuannya masing - masing. Michael Shinoda tengah berjalan di trotoar jalan Wiesbadener sambil mengambil foto dengan smartphonenya beberapa bangunan bergaya Poland yang memiliki cat warna - warni. Sekilas dia terlihat seperti turis tapi sebenarnya dia perlu foto itu untuk digambar di sketch booknya. 

Setelah turun di halte bus terdekat, dia memutuskan berjalan kaki  agar bisa lebih jelas melihat pemandangannya. Indahnya pemandangan di jalan ini membuatnya lupa sejenak tentang pelariannya dari Jepang, seolah - olah daun - daun kering yang rontok dari pohon - pohon disekitar turut mengubur dan menutup masa lalu kelam dalam pikirannya. Dia sangat menyukai musim gugur, karena seperti warna disekitarnya berubah menjadi merah dan cokelat dan angin dingin yang berhembus membuatnya harus memakai scarf agar dirinya tetap hangat. Scarf itu pemberian Jason untuk hadiah ulang tahunnya tahun lalu dan dia menyukainya. Dia bisa memakai scarf itu sepanjang musim gugur berlangsung.

Setelah puas mengambil beberapa foto pemandangan, dia selfie dengan latar belakang rumah susun khas Eropa bercat merah dan hijau yang terdapat pohon Mandelbaum yang sedang meranggas. Hasil fotonya bagus. Dia mengupload foto tersebut ke medsos Instagram nya dan menulis caption 'start a new day in Europe', tak perlu menunggu lama, postingannya langsung dipenuhi likes dan comment dari teman - teman dan fans bandnya di Jepang. Mike scrolling layar ponselnya untuk membaca komen - komen tersebut, ada satu komen yang membuatnya menahan napas sejenak, komen itu dari Hiroki, salah satu anggota bandnya di Jepang, katanya 'there you are shithead, you better go to hell'. Sebenarnya tidak salah Hiroki menulis komentar seperti itu. Mike pantas menerimanya karena dia mengundurkan diri tiba - tiba dari band dan membuat anggota bandnya membencinya. 

Mike menutup ponselnya dan menyimpannya disaku celana. Dia lanjut berjalan di trotoar melewati beberap pejalan kaki lain yang ada disekitarnya. Hari ini adalah pagi pertamanya di Dusseldorf, dia berniat jalan - jalan sebentar sebelum jam kuliahnya nanti siang, sekalian dia mau membeli beberapa art supplies baru karena peralatan lamanya sudah tidak bisa digunakan. Menurut aplikasi map di ponselnya disekitar sini ada toko art supplies. Think's Art. Toko itu hanya beberapa meter dari tempatnya berdiri. Bangunan bercat putih dengan gaya vintage yang cantik. 

Mike membuka pintu toko itu dan terdengar bunyi gemerincing lonceng kecil yang ada diatas pintunya.

"Guten morgen, kann ich dir helfen?" tanya seorang pria yang sedang membereskan beberapa kanvas segala ukuran. Orang itu tidak melihatnya, dia sibuk dengan kanvasnya.

"Aku mau melihat - lihat," jawab Mike sambil melihat - lihat aneka jenis pensil yang ada di rak.

"Bitee," jawab orang tersebut yang masih menyusun kanvas.

"Apa kau punya Derwen?"

Orang itu menaruh kanvasnya dan melihat Mike, dia tampak seusia dengannya berambut gondrong hitam, memiliki janggut, memakai kacamat dan mata yang sayu. Nametag di dadanya tertulis 'Rob'.

"Ja, di rak dekat jendela itu." jawabnya lalu dia lanjut membereskan kanvas.

Mike menghampiri rak tersebut dan memilih pensil dengan berbagai jenis ketebalan warnanya. Setelah menemukan pensil yang dia inginkan, matanya tertuju pada kertas yang ditempel dijendela di dekat rak itu. Kertas itu bertuliskan lowongan pekerjaan di toko ini. Mungkin dia bisa mencoba melamar pekerjaan disini. Lumayan untuk menambah tabungan Euronya. Mike membawa pensilnya ke meja kasir dan Rob menghampiri dan menghitung belanjaannya dimesin kasir.

"15 Euro, aku harap kau punya uang tunai karena mesin EDC nya sedang rusak." kata Rob sambil membungkus belanjaan dengan paper bag.

"Ja, habe ich," jawab mike sambil memberikan uang tunainya, lalu dia bertanya lagi, "Aku lihat pengumuman lowongan pekerjaan di jendela, apa itu masih berlaku?"

Der Kreuzer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang