CHAPTER 11

7 1 0
                                        

Mike benar - benar terpesona melihat Chester dan kawan - kawan berlatih band. Lagu Nu Metal Alternative Rock yang mereka bawakan sungguh awesome, apalagi ditambah dengan unsur elektronik dari Keyboard dan Turntable yang dimainkan oleh Joe Hahn. Suara Chester sebagai vokalis benar - benar amazing. Suaranya unik, mampu mencapai nada tinggi, emosional, serta di satu bisa menjadi merdu dan di sisi yang lain menjadi teriakan yang gahar. Mereka bisa menggabungkan semua itu dengan sempurna dan menghasilkan musik yang luar biasa. Mike baru kali ini melihat band yang memiliki konsep seperti itu. Band di Jepang tidak ada yang seperti itu. Sebagian besar disana bergenre J-Rock.

Setelah berlatih beberapa jam, mereka beristirahat sambil menonton film IT chapter 2 dari website streaming ilegal di living room. Mereka manghabiskan pizza dan birnya sambil sesekali berteriak ketakutan ketika adegan badut laknat itu muncul. Mike geleng - geleng kepala melihat kelakuan teman - teman barunya, padahal tetangganya sedang kerasukan tapi mereka sempat - sempatnya menonton film horror.

Entah sampai pukul berapa saat itu tapi Mike tidak ingat apa yang terjadi selanjutnya. Sepertinya dia tertidur. Mungkin?. Sepertinya dia bermimpi. Mungkin?. Entah ini nyata atau tidak tapi rasanya seperti mengambang. Dia mendapati dirinya tengah berbaring di sofa di ruang tengah tempat mereka nonton IT 2 sebelumnya tapi tidak ada orang disana. Mungkin yang lain sudah pulang dan Chester sudah tidur dikamarnya. Dia pasti tertidur disini, bagaimana dia bisa sampai tertidur di rumah orang?

Mike bangun dan menapakkan kakinya dilantai. Rasanya aneh, dia tak merasakan dirinya tengah berdiri, dia tak merasakan kakinya menyentuh lantai, dia tak bisa merasakan badannya. Dia tak bisa menggerakkan tangan dan kakinya, dia hanya bisa melihat melalui matanya. 

Tiba - tiba kakinya melangkah, padahal dia tidak menggerakkannya. Dia ketakutan, apa yang terjadi padanya? Dia mau menghentikan langkah kakinya tapi dia tidak bisa merasakan kakinya, dia tidak bisa mengendalikan kakinya. Dia mau berpegangan pada tembok agar langkahnya berhenti tapi dia juga tidak bisa menggerakkan tangan dan badannya. Kakinya tetap melangkah membawanya menyebrangi ruangan dan menuju kesebuah pintu. 

Apa yang terjadi padanya? Apakah ada sesuatu yang buruk pada dirinya?

Tangan kanannya menggapai handle pintu dan membukanya. Dia tak bisa merasakan handle pintu itu, dia mencoba berpegangan pada pintu itu agar tidak melangkah lagi tapi sia - sia, badannya seperti punya pikiran sendiri, dia tak bisa mengendalikannya.

Dia masuk kesebuah kamar tidur dengan penerangan remang - remang dari cahaya bulan yang menyeruak masuk disela - sela tirai yang menutup jendela. Dia melihat Chester sedang tidur di kamar itu. Dia menghampirinya dengan tangan teracung kedepan seperti seseorang yang siap menerkam.

Tunggu, apa yang dia lakukan? hentikan!

Dia bisa melihat dengan jelas tubuh Chester, dia bisa melihat dengan jelas boxernya, dia bisa melihat dengan jelas tato yang ada didadanya dan kedua tangannya sekarang teracung hendak mencekik leher Chester.

Hentikan ini! Hentikan!

Entah bagaimana sepertinya yang mengendalikan tubuhnya mendengarnya. Dia lega sejenak karena tidak jadi mencekik bosnya lalu kakinya membawanya melangkah keluar kamar. Melangkah menyebrangi living room dan menuju pintu depan.

Apa lagi ini? Cukup! Hentikan ini!

Tangan kanannya membuka pintu depan. Dia bisa melihat dengan jelas pemandangan malam hari di Mendelweg. Dia bisa melihat dengan jelas langit malam yang dihiasi bulan sabit yang terlihat samar karena tertutup awan.

Kakinya melangkah keluar dan menginjak rumput halaman depan. Dia baru sadar jika dia tidak memakai sepatu, tapi tetap saja dia tidak bisa merasakan rumput yang dia injak. 

Der Kreuzer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang