Der Kreuzer [END]

CHAPTER 28

Brad berteriak melihat apa yang terjadi. Kejadiannya begitu cepat, dia tak percaya apa yang dia lihat. Dia malah melangkah mundur ketika Mike berbalik kearahnya, perlahan menegakkan kepalanya.

Brad tak bisa berkata apa - apa, mulutnya hanya bisa terbuka tanpa mengeluarkan suara apapun. Baru kali ini dia ketakutan seumur hidupnya. Dia melihat dahi Mike yang berdarah, darahnya mengalir perlahan melewati matanya yang berwarna abu - abu.

Brad melangkah mundur hingga punggungnya menyentuh tembok kamar mandi. Dia terpojok disana. Dia seharusnya lari keluar kamar mandi, keluar dari kamar dan pergi sejauh mungkin, tapi dia tak bisa bergerak. 

Bukan. Bukan tak bisa bergerak, tapi dia tidak mau pergi dari sana. Dia tidak mau pergi meninggalkan Mike. Dia harus menolong Mike.

"Mike..." panggil brad dengan suara yang gemetaran.

Mike tidak beranjak dari sana. Dia masih berdiri diam, dengan ekspresi wajah datar. Darah di dahinya sekarang mengalir melewati dagunya dan menetes ke kaos lengan panjang Brad yang dipakai Mike.

Brad bingung harus melakukann apa, "Mike...sadarlah." Dia masih terpojok ditembok. Mike tidak merespon.

Suara dentingan pecahan kaca menyadarkan Brad. Perhatian Brad sekarang beralih ke pecahan kaca yang berceceran di lantai. Dia yakin tidak salah lihat. Dia yakin apa yang dia lihat. Pecahan kaca yang berceceran dilantai itu bergerak dan perlahan terangkat ke udara.

Brad's jaw dropped. Dia tercengang melihat pecahan - pecahan kaca itu terangkat dan melayang disekitar tubuh Mike. Dia hanya melihat hal seperti itu di dalam film dan tak pernah menyangka dia akan melihatnya langsung dalam hidupnya.

"Mike...stop it." Brad berhati - hati agar tidak membuat gerakan tiba - tiba karena dia yakin Der Kreuzer yang merasuki Mike sedang mengancamnya dengan pecahan kaca tersebut. Pecahan kaca itu bisa langsung menancap ditubuhnya dengan kecepatan tinggi.

"Mike...lawanlah, jangan biarkan iblis itu menguasaimu." Seharusnya Brad tidak berkata seperti itu, karena pecahan kaca tersebut langsung meluncur menghujami seluruh sudut ruang kamar mandi. Brad berteriak dia meringkuk dan melindungi kepalanya dengan tangannya dan menutup rapat - rapat kedua matanya, dia merasakan tusukan tajam menghujam sisi kiri lengan dan kakinya, dia juga mendengar suara kaca pecah ketika pecahan kaca tersebut menghantam dinding kamar mandi, menghantam dinding didekatnya lalu dia mendengar suara tubuh jatuh ke lantai. Brad yakin Mike jatuh pingsan. Brad perlahan membuka matanya dan berusaha menenangkan dirinya yang shock. Dia melihat keadaan disekitar, pecahan kaca berserakkan dimana - mana, 2 buah pecahan kaca menancap di lengan dan satu pecahan kaca menancap di kakinya, dia melihat Mike tergeletak tak sadarkan diri dihadapannya.

"Shit...!" Brad harus menolong Mike tapi dia harus mencabut pecahan kaca yang menancap ditangan dan kakinya. Brad meraih pecahan kaca pertama yang ada di lengan kirinya dengan tangan kanannya yang gemetaran. Dia menahan napas dan menarik dengan cepat pecahan kaca tersebut. Brad berusaha tidak berteriak dia meringis. Darah terlihat merembes dari lukanya yang terbuka ke kemejanya, lukanya terasa perih dan nyeri.

Masih ada dua lagi. "Fuck..." Brad meraih pecahan kaca terakhir yang ada ditangannya. Dia menahan napas dan mencabutnya dengan cepat. Sensasi perih dan menyengat merayapi lengannya yang terluka.

Satu lagi. Satu kaca yang menancap di kaki kirinya. Brad mengatur napasnya lalu dia mencabut pecahan kaca tersebut dengan cepat. Perih menyengat dan darah merembes ke celana jeansnya yang robek terkena pecahan kaca tadi. Brad tidak mempedulikan itu, dia menghampiri Mike yang pingsan dilantai kamar mandi.

"Mike..." panggil Brad. Kondisi Mike sepertinya memburuk, dia terlihat megap - megap dengan napas yang mengi, dadanya hampir terangkat ketika dia berusaha menarik napas dengan susah payah dan matanya tertarik ke belakang kepalanya.