Sebuah suara membangungkan Brad, dia tersentak bangun dan membuat kepalanya pusing sesaat. Dia melihat seorang perawat sedang mengganti kantung infus Mike.
Perawat itu tersenyum padanya, "Maaf mengganggu tidurmu,"
"Tak apa - apa," jawab Brad. Dia menguap dan meregangkan tubuhnya. Dia tidak menyadari jika dia ketiduran tadi, awalnya dia hanya ingin menyandarkan kepalanya didekat Mike tapi kehangatan tubuh Mike membuatnya nyaman dan mengantuk, mungkin karena dia semalam tidak tidur juga. Dia menatap Mike yang masih tidur, dadanya terlihat naik turun ketika dia bernapas, bibirnya terlihat pucat dan cracked dan selang yang ada dihidung dan mulutnya membuat keadaannya tampak seperti makin memburuk. Brad membelai dahi Mike dengan lembut, merapihkan poninya yang berantakan untuk menutupi perban di dahinya.
Brad bertanya pada perawat itu, "Kapan dia akan bangun?"
"Mungkin besok, bisa juga lusa, tergantung ketahanan tubuhnya," jawab perawat itu sambil mencatat di clipboardnya.
"Tapi dia akan bangun kan?" tanya Brad dengan khawatir.
"Tentu saja. Kau tenang saja, dia hanya tidur." perawat itu tersenyum ramah, "Kau sudah makan?"
Brad menggeleng, "Lagipula aku tak bisa meninggalkannya disini." Dia masih membelai dahi Mike.
"Tak apa - apa, dia terhubung dengan sensor jika terjadi sesuatu dokter dan perawat akan langsung datang kesini. Kau makan saja dulu, ada cafetaria di lantai 1." kata perawat itu.
Tidak. Masalahnya bukan itu, tapi Der Kreuzer yang mendiami tubuhnya bisa bangkit sewaktu - waktu.
Brad menjawab, "Iya, aku akan makan nanti."
"Okay, aku harus melanjutkan tugasku, Pass auf dich auf." Perawat itu berjalan keluar kamar.
Brad menghela napas, dia melihat ke jendela yang tertutup tirai. Dia berdiri dan berjalan ke jendela tersebut. Dia menyibakkan tirainya dan melihat langit malam menyelimuti Dusseldorf. Dia bisa melihat dengan jelas bangunan - bangunan dibawahnya dari lantai 3 rumah sakit ini. Dia menutup kembali tirai tersebut dan merasakan ponselnya bergetar, dia mengambil ponselnya dan melihat siapa yang meneleponnya.
Rob.
Dia bergegas keluar kamar dan menjawab teleponnya, "Ja, Rob."
"Aku hampir sampai dirumah sakit, dimana kamarnya?" tanya Rob.
"Lantai 3 kamar 308. Rob, apakah kau bawa makanan?"
"Kau mau kubawakan apa?"
"Apapun. Aku benar - benar lapar."
"Okay, tunggu ya."
----------------------------------------------------------------------
30 menit kemudian, Brad yang sedang duduk dikursi tunggu depan kamar rawat inap, melihat Rob datang sambil menenteng paper bag dengan logo McD.
"Maaf lama, banyak antrian disana, nice scarf btw." kata Rob yang memperhatikan scarf yang dipakai Brad sambil memberikan kantung McD tersebut.
Brad bernapas lega, "Terima kasih Rob, aku benar - benar lapar." Dia mengambil burger tersebut dan langsung melahapnya.
"Jadi...apa yang terjadi pada kalian?" tanya Rob sambil duduk disebelah Brad.
"Asmanya kambuh dan aku terpleset jatuh dikamar." jawab Brad berbohong.
"Lalu tangan dan kakimu kenapa?" Rob bertanya sambil melihat noda darah pada lengan dan celana jeansnya Brad.
"Saat terjatuh aku sedang memegang gelas, lalu...bang!" Brad berbohong lagi, dia kembali melahap burgernya.
![](https://img.wattpad.com/cover/200759997-288-k264144.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Der Kreuzer [END]
FanficSejarah kelam dari masa lalu kota Dusseldorf - Jerman tampaknya akan membuka gerbang neraka. Berawal dari sebuah perjanjian masa lampau seorang raja dengan iblis yang akan membuka kotak pandora berisi bencana dan musibah yang akan memakan korban jiw...