bagian 15

6K 920 102
                                    

Ruangan kerja bernuansa elegan dengan warna coklat dan putih yang mendominasi kini menjadi tempat sehari-hari bagi Jeno untuk menyelesaikan pekerjaannya. Jika sebelumnya ia akan berbagi ruangan dengan para pekerja lain di tempatnya mengajar dulu, kini ia hanya menempati ruang dengan ukuran cukup besar itu sendirian.

Hari ini Jeno berniat untuk menyelesaikan pekerjaannya secepat mungkin. Ia ingin menjenguk Renjun. Sudah satu minggu anak itu berdiam dirumah sakit dan Jeno belum sempat menjenguknya karena kesibukannya akhir-akhir ini.

Setelah dirasa beres, ia beranjak dari duduknya menuju ke parkiran tempat mobilnya berada.

Ia melajukan mobilnya menuju ke sebuah toko roti. Akan tidak afdol jika kita menjenguk orang sakit tapi tidak membawa buah tangan. Berhubung Jeno tidak tahu menahu mengenai kesukaan Renjun, jadilah ia memilih untuk membeli kue bolu yang sekiranya aman untuk Renjun makan.

Setelah mengantongi 2 kotak bolu dengan rasa coklat dan pisang, Jeno kembali melajukan mobilnya menuju rumah sakit tempat Renjun dirawat.

***

Sudah satu minggu Renjun dirawat dirumah sakit. Ia mulai bosan dengan segala sesuatu yang ada dirumah sakit. Ia terus menggerutu karena tak kunjung diijinkan pulang. Haechan, Jaemin dan Daehwi juga tidak setiap hari datang menjenguknya. Ia maklum karena mereka pasti sudah mulai sibuk dengan kegiatan kuliah masing-masing.

Dan juga, orang yang terakhir kali ia lihat sebelum hilang kesadaran satu minggu lalu, Jung Jeno, juga tak kunjung nampak dipenglihatannya.

Menurut penuturan Ibundanya, Jeno lah orang yang telah membantu Renjun. Renjun ingin bertemu Jeno sekedar mengucapkan terima kasih. Ah tidak hanya itu. Renjun ingin bertemu Jeno untuk melepas rindu. Itu saja.

Dan sekarang, Renjun tengah dibujuk mati-matian untuk sang Bunda agar ia melahap makanannya. Renjun tidak ingin makan; tidak berselera sama sekali.

Ia terus menggelengkan kepala dan mengerucutkan bibir saat Key terus-terusan menyodorkan sesendok bubur ke mulutnya.

"Makan dulu si Dek. Kamu makin kurus loh, bunda nggak tega. Masa bundanya kelebihan lemak tapi anaknya kekurangan gizi gini. Ayo aaaa" Key terus membujuk Renjun untuk makan.

"Nggak mau. Renjun bosen makan bubur bun~ kalo ada hotpot Renjun baru mau makan. Titik." Renjun memilih untuk membaringkan tubuhnya memunggungi sang Ibu. Kepala nya terasa nyeri ketika tak sengaja menubrukkan kepalanya ke bantal dengan cukup keras. Ia hanya merintih kecil; tak mau membuat Key terus-terusan khawatir kepadanya.

Cklek

Pintu terbuka. Renjun yakin itu adalah ayahnya yang baru saja pulang bekerja.

"Loh Jeno? Sini-sini duduk nak" dapat Renjun dengar dengan jelas bahwa ibunya barusaja menyuruh orang yang bernama Jeno untuk duduk disofa.

"Makasih tante. Renjunnya tidur?" Tanya Jeno dengan suara pelan. Takut mengganggu jikalau Renjun tengah tidur sekarang. Ia meletakan 2 kotak bolu diatas meja yang langsung ditanggapi dengan 'nggak usah repot-repot Jen' oleh Key.

"Renjunnya ngga tidur. Cuma lagi pundung karena dipaksa makan" ujar Key yang juga didengar jelas oleh Renjun.

Renjun masih berpura-pura memejamkan matanya dengan posisi tidur miring.

"Jeno, saya titip Renjun sebentar boleh ya? Saya mau makan sebentar" pinta Key. Ia merasa lapar karena memang belum makan sedari tadi siang.

✔️ completed ✔ Home ✧ NoRen !¡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang