bagian 47

4.4K 609 37
                                    

Pukul sebelas siang, Jeno sudah meluncur menuju ke rumah Renjun.

Mobilnya segera ia parkirkan dengan rapi begitu sampai didepan rumah Renjun.

Tangannya tergerak untuk membuka pintu gerbang dan segera masuk ke pekarangan rumah keluarga Lee. Orang tua Renjun memang sudah mempercayakan Renjun pada Jeno. Oleh sebab itu, Jeno bisa bebas keluar masuk kedalam rumah Renjun. Meskipun begitu, didepan pintu utama, Jeno tak serta merta langsung menyelinap masuk. Ia masih tau sopan santun meskipun orang tua Renjun sendiri yang mengijinkan Jeno masuk tanpa mengetuk pintu. Jeno mengetuk pintu tiga kali, hingga Bibi Park datang untuk membukakan pintu.

Jeno tersenyum tipis, yang dibalas senyuman canggung oleh Bibi Park.

"Masuk den Jeno" seloroh Bibi Park yang dibalas anggukan oleh Jeno.

Bibi Park segera menyingkir, memberi akses Jeno agar lebih leluasa untuk melangkahkan kaki nya kedalam rumah.

"Renjun mana, bi?" tanyanya.

"Diruang tengah den. Lagi nonton TV," jawab Bibi Park.

Jeno segera bergegas menuju ruang tengah, tempat dimana kekasihnya berada. Sering berkunjung ke rumah Renjun, membuat Jeno lumayan hafal mengenai setiap tata letak ruangan di rumah Renjun.

Senyum menawan ia torehkan diwajah tampannya begitu melihat eksistensi Renjun yang tengah sibuk meresapi berita ter-update dari selebriti di televisi.

Renjun yang tadinya sibuk menatap layar televisi miliknya, terlonjak kaget begitu sosok yang sangat familiar baginya mengambil duduk disampingnya dan mengusakkan wajahnya pada lengan Renjun.

"Kak Jeno?? Ngagetin aja sih. Baru sampe?" tanya Renjun.

Jeno hanya mengangguk. Ia justru sibuk menggelayuti lengan Renjun.

"Ibu kamu mana?" tanya Jeno.

"Didapur, kalo nggak ya dikamar"

"Terus, ini kamu pake apron mau ngapain? Apron itu buat masak, njun, bukan buat nonton gosip"

"Abis masak ikan buat Eunwoo, apronnya lupa dicopot. Tolong copotin dong, kak. Mager"

Jeno mendengus menanggapi tingkah laku Renjun yang manja seperti ini. Alasannya saja mager, tapi Jeno tahu bahwa Renjun sedang ingin menerima afeksi dari dirinya.

"Hehe makasih" ucap Renjun setelah Jeno selesai melepas ikatan apron dipinggang rampingnya.

"Udah kan masaknya? Kerumah kakak sekarang?" tanya Jeno.

Renjun mengangguk. Ia bergegas menuju kamar untuk berganti pakaian.

Setelah selesai dengan acara berganti pakaiannya, Renjun segera beralih ke dapur guna mengambil kotak makan yang berisi ikan goreng dan juga maeuntang hangat buatan Key tadi.

Jeno sontak terperangah melihatnya. Jeno pikir, Renjun hanya akan membawa ikan goreng untuk Eunwoo, tapi nyatanya, Key juga dengan murah hati mau membuatkan lauk makan siang yang jika dari baunya saja sudah bisa disimpulkan bahwa makanan tersebut memiliki citarasa yang lezat.

"Serius ini dibawa semua, Njun?"

"Iya lah. Bunda aku masak maeuntang khusus buat ibu nya kak Jeno. Lagian kalo didiemin dirumah, pasti nggak ada yang makan" jelas Renjun.

Jeno tersenyum simpul. Jeno sudah benar benar diterima oleh keluarga Renjun. Begitu pula sebaliknya, Renjun sudah diterima penuh oleh keluarga nya.

Setelah semuanya siap dibawa, Renjun dan Jeno beranjak untuk menemui Key untuk berpamitan serta Jeno yang ingin berterima kasih karena sudah dibuatkan makanan lezat seperti ini.

***

Hampir pukul duabelas siang, Jeno dan Renjun masih dalam perjalanan menuju rumah Jeno.

Tak ada percakapan berat diantara keduanya selama didalam perjalanan. Hanya obrolan obrolan ringan yang dilontarkan serta beberapa jokes garing yang Jeno curahkan.

Tiba dilampu merah, Jeno dengan iseng menggenggam erat tangan kanan Renjun dan langsung ditanggapi dengan sebuah desisan yang keluar dari belah bibir kekasihnya.

"Eh, kenapa?" tanyanya khawatir.

Renjun langsung menunjukkan punggung tangan kanannya yang dihiasi dengan noda kemerahan disana.

"Nyenggol wajan panas," ungkapnya.

Jeno sontak panik. Ia paling tidak bisa melihat orang yang disayangi terluka seperti ini —tak peduli luka sekecil apapun itu.

"Ke rumah sakit aja ya, Njun? Takutnya kenapa kenapa" ujarnya, dengan nada khawatir yang kentara.

Tawa Renjun lantas meledak ledak.

"Gak perlu, kak... Ini dipakein salep aja sembuh" ucapnya disela sela tawanya.

"Ya tapi kalo infeksi gimana??"

Persetan dengan dirinya yang akan lebih ditertawai oleh Renjun, Jeno tak peduli. Ia benar benar khawatir sekarang.

Khawatirnya bapak-bapak memang selalu berlebihan. Tapi ya tidak lebay seperti itu juga, Jeno!

"Ini bukan luka gede kak, sumpah. Cium aja nih biar langsung sembuh" ucap Renjun spontan.

Jeno langsung menarik tangan kanan Renjun, dan membubuhkan kecupan lembut dipunggung tangan Renjun.

Renjun memerah; tak menyangka jika ucapan spontan nya akan direspon serius oleh Jeno.

"Udahan ih kak! Ayo cepetan jalan lagi" kata Renjun gugup.

Jeno mengulas senyum secerah Mentari, kemudian kembali memacu mobilnya menuju rumah.




















TBC

✔️ completed ✔ Home ✧ NoRen !¡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang