Selesai makan, selesai mandi, Jaehyun ditemani Doyoung datang ke ruang keluarga tempat Renjun dan Eunwoo berada. Solee sudah dipulau kapuk, omong-omong.Nampaknya Renjun masih belum sadar akan kedatangan dua orang lain diruangan tersebut.
Satu hal yang terlintas diotak Jaehyun ketika melihat Renjun dari belakang yaitu, kecil. Renjun kecil, mungil.
"Renjun," panggil Doyoung. Renjun menoleh, dan langsung bangkit dari duduknya kala melihat Jaehyun.
"Ibu... Om?" sapa Renjun kaku.
"Yah, itu Renjun" kata Doyoung. Namuan sepertinya, Jaehyun ingin bermain-main dengan Renjun. Pria dengan beberapa kerutan didahi itu berpura-pura tidak melihat Renjun.
"Mana, bu? Nggak keliatan" godanya, seraya menajamkan mata seolah olah tengah mencari eksistensi Renjun yang sebenarnya sudah terlihat dipelupuk matanya.
Renjun yang sadar tengah digoda oleh calon mertuanya ini, mengerucutkan bibirnya kesal.
Kakinya melompat, dengan tangan yang bergerak random diatas kepala. "Disini, om!" Renjun berseru.
Tindakan Renjun barusan sontak menuai kekehan dari manusia lain yang berada didalam ruangan tersebut.
"Oh disini toh orangnya. Apa kabar Renjun?" tanya Jaehyun.
Maaf ya, kalau Jaehyun melawak nya tidak lucu...
Sebagai tanda hormat, Renjun membungkuk sopan didepan Jaehyun.
"Baik om. Om sendiri?"
"Keadaan om ya gini... Udah tua, badan suka pegel-pegel" jawab Jaehyun sembari meregangkan otot tubuhnya.
"Ibu, om ngode minta dipijitin" sambar Renjun.
Renjun terlalu to the point.
Doyoung memutar matanya jengah, kemudian mengajak Jaehyun untuk beristirahat dikamar. Namun sebelum itu, Jaehyun sempat mengucapkan beberapa kalimat pada Renjun.
"Jangan sungkan kalo disini ya, Njun. Anggep aja rumah sendiri. Berhubung kamu manggil Doyoung pake sebutan ibu, berarti kamu harus manggil om pake sebutan ayah biar adil," pinta Jaehyun.
Sejatinya, Jaehyun ingin mencoba akrab dan bersikap hangat pada Renjun. Dari cerita Jeno, Jaehyun bisa tahu bahwa Renjun sudah banyak melewati masa sulit. Renjun mungkin masih membutuhkan dukungan, jadi tak ada gunanya untuk bersikap sok dingin pada Renjun dipertemuan pertama mereka kali ini. Toh, Jaehyun memang bukan orang yang seperti itu.
Renjun memberi gestru hormat; ia menyetujui permintaan Jaehyun. "Siap ayah!"
Jaehyun beralih memanggil Eunwoo yang berdiri disamping Renjun. "Tuyul, tidurnya jangan malem-malem" kata Jaehyun. Eunwoo hanya meringis, dengan tubuh yang terus terusan menempeli Renjun.
"Ditinggal berdua nggak papa kan, Njun?" tanya Doyoung tak enak hati.
Renjun mengangguk, lalu Jaehyun segera bergegas menuju kamar bersama Doyoung. Oh, ayolah otot tua Jaehyun sudah tak sabar untuk dilemaskan dengan pijatan pijatan Doyoung.
Sekarang sudah pukul delapan lewat duapuluh menit, dan Jeno masih belum pulang juga. Renjun merasa badannya lengket karena belum mandi sejak siang tadi, dan itu cukup mengganggunya. Renjun jadi semakin ingin pulang.
Eunwoo juga tidak mau beranjak ke kamar untuk tidur dengan alasan mau menunggu Jeno pulang padahal mulut kecilnya itu sudah menguap berkali-kali.
Renjun jadi berpikir, apakah Eunwoo setiap hari seperti ini? Menahan kantuk dan baru bisa diajak tidur ketika Jeno sudah dirumah? Ini sama sekali tidak benar. Anak kecil harusnya sudah tidur ketika jarum jam menunjukkan angka pukul delapan malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ completed ✔ Home ✧ NoRen !¡
Fanfiction[MDNI; Minors Do Not Interact] Renjun itu childish, memiliki perangai menyebalkan dan bersikap seenaknya sendiri. Berbeda dengan Jeno. Seorang pria dewasa yang selalu menghadapi berbagai masalah dari sisi dewasa-nya. Berstatus duda beranak satu, Jen...