bagian 28

5.1K 699 85
                                    

Renjun berjalan dikoridor kampusnya. Rasa lelah sudah menyelimuti Renjun sore ini. Ia ingin cepat-cepat sampai dirumahnya dan merebahkan tubuh dikasur empuknya. Saat hendak mengeluarkan dirinya dari area kampus, sebuah tangan kekar menggenggam pergelangan tangannya.

"Hangyul? Ada apa?" Renjun menatap Hangyul yang sedikit terengah-engah.

"Hah dipanggil daritadi hah ngga denger denger"

"Eh maaf" Renjun menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Udah santai aja kali. Oh ya, mau ikutan makan-makan ngga? Ada Daehwi sama Haechan juga" tawar Hangyul stelah menetralkan napasnya.

"Makan-makan dalam rangka apa?"

"Yah bukan dalam rangka apa-apa sih. Cuma lagi pengin traktir sobat miskin ditanggal tua aja"

Renjun memukul lengan Hangyul main-main "idi songongnya kumat nih"

Hangyul terkekeh, kemudian bertanya sekali lagi apakah pemuda manis didepannya akan ikut dalam kegiatan makan-makan sederhananya.

"Boleh deh. Kebetulan lagi laper"

Mereka berjalan menuju sebuah kedai makanan yang jaraknya tak begitu jauh dari kampus. Sudah ada Daehwi, Haechan, Dohyun, Wooseok dan satu pemuda yang asing dimata Renjun.

"Renjun~" Haechan dan Daehwi melambaikan tangannya antusias. Haechan menepuk kursi kosong disebelahnya, kemudian mempersilahkan Renjun untuk duduk.

Mereka berbincang-bincang ringan sembari menunggu pesanannya datang.

"Chan, Wi, kalian cepet banget kalo masalah gratisan" celetuk Renjun.

"Ya gimana ya, Njun. Mau nolak, tapi jiwa gratisan ku meronta-ronta" kata Haechan dengan kekehan diakhir kalimat.

Renjun hanya geleng-geleng kepala. Ia kemudian menyikut lengan Hangyul kemudian bertanya "itu yang dipojok siapa? Yang pake kacamata, kok keliatannya pendiem banget? Ngga ngomong apa-apa sedari tadi" Nadanya dibuat setengah berbisik.

"Oh itu temen gue. Orangnya emang gitu, luarannya rada cupu, tapi dalemnya berjiwa pedofil. Hot nerdy gitulah. Gue udah minta dia jangan ikut, tapi tetep kekeh ngikut. Pokoknya, lo jangan deket-deket temen gue yang satu itu ok? Lo manis soalnya" jelas Hangyul dengan berbisik tepat didepan telinga Renjun.

Renjun lantas memukul paha Hangyul main-main. Ah, Renjun salah tingkah saat dipuji manis oleh Hangyul.

"Hangyul, Renjun, kalian bisik-bisik apa sih? Hangyul jangan deketin Renjun ya! Dia udah ada pawangnya tau!" Tegas Daehwi memperingati.

"Brisik curut! Gini-gini gue juga udah ada yang punya. Lagian gue mana suka sama yang sekecil biji ketumbar gini" kata Hangyul enteng seraya menepuk-nepuk kepala Renjun.

Renjun menepis tangan Hangyul yang ada dipucuk kepalanya. "Ngga suka ya ngga suka aja! Nggausah nyamain aku sama biji ketumbar! Tampar nih?" Renjun mengangkat satu tangannya -memberi gestur seperti akan menampar Hangyul.

Belum sempat menyahuti perkataan Renjun, pesanan yang sudah mereka tunggu sejak 20 menit lalu akhirnya datang. Begitu banyak makanan yang mereka pesan, hinga meja panjang yang mereka tempati benar-benar terasa sesak.

Mereka makan dengan lahap. Kebersamaan yang terjalin terasa begitu hangat. Mereka mudah membaur satu sama lain meski baru beberapa bulan berkenalan.

Tapi bagi Renjun, ia mulai merasa tak nyaman berada disituasi seperti ini. Pasalnya, pemuda berkacamata yang konon katanya teman Hangyul, diam-diam mencuri-curi pandang terhadap Renjun. Renjun merasa risih. Tatapan orang itu seakan-akan ingin memakan Renjun bulat-bulat. Ok, Renjun mulai gugup saat ini.

✔️ completed ✔ Home ✧ NoRen !¡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang