bagian 40

5.9K 686 199
                                    

Warning!
a very long, boring, and unclear chapter. Ada mantap mantap yang tidak mantap. Siapkan air galon, siapa tau dehidrasi pas baca:)

Happy reading.
__________________________________________


Renjun sudah siap dengan apron-nya. Ia sudah tak sabar untuk memamerkan bakat barunya ini pada Jeno. Bibi Park juga sudah ia usir jauh-jauh dari dapur. Renjun tak mau jika Bibi Park melihat adegan lovey dovey antara dirinya dan Jeno seperti didalam sinetron. Yah... Hal itu—adegan romantis didapur memang belum tentu terjadi, sih. Tapi, apa salahnya antisipasi?

Renjun mengambil berbagai bahan masakan dikulkas tanpa bingung mau mengambil yang mana. Renjun ingin memasak malatang, dan Bibi Park sudah mengajari cara membuat makanan lezat satu ini beberapa waktu lalu.

Selesai mengambil bahan masakan dikulkas, Renjun lantas memotong motong sayuran yang dibutuhkan.

Jeno hanya memperhatikan dalam kagum. Ia tahu persis mengenai Renjun yang dulunya tidak paham sama sekali mengenai dapur. Bahkan bisa dibilang, kemampuan Jeno mengenai dapur jauh lebih bagus dibanding Renjun. Namun, kini semua seakan berbanding terbalik. Renjun terlihat cukup ahli dalam mengoperasikan berbagai macam peralatan dapur.

"Ngeliatinnya biasa aja dong, kak," tegur Renjun yang merasa risih dengan tatapan yang Jeno layangkan. Risih disini bukan berarti Renjun tidak suka ditatap dengan tatapan memuja seperti yang Jeno lakukan sekarang. Namun, Renjun tidak mau jika tatapan yang tengah Jeno layangkan ini mengganggu konsentrasi nya dalam memasak.

Jeno yang ditegur seperti itu justru melebarkan senyum nya.

"Kamu cantik banget kalo lagi kaya gini, Njun... Peluang buat dijadiin istri langsung naik 100%"

Mendengar kalimat pujian yang dilayangkan untuk nya, membuat Renjun ingin menguburkan diri dalam tumpukan sampah. Perasaan senang, malu, juga terharu berkumpul menjadi satu. Semburat merah jambu juga turut hadir untuk menghiasi pipi nya saat ini. Hal itu tentu semakin membuktikan jika pujian yang Jeno lontarkan benar-benar memiliki efek besar untuk kesehatan diri nya. Hati Renjun tengah berjoget ria didalam sana.

"Kak Jeno kenapa si? Ngegombal mulu perasaan."

"Seneng aja liat kamu blushing kaya gini. Lagian apa yang kakak omongin tadi emang bener kok," katanya.

"Ketimbang gombal nggak jelas, mending kak Jeno bantu potongin sayuran"

Jeno mengulum bibir, kemudian bangkit dari duduknya.

Grep

Renjun terlonjak begitu merasakan tangan kekar Jeno yang melingkari perutnya. Jeno memeluknya dari belakang!

"Mau peluk kamu aja... Ngga papa kan?," kata Jeno sembari menjatuhkan dagu nya pada bahu sempit Renjun.

Tuh kan! Adegan lovey dovey didapur seperti yang Renjun bayangkan benar-benar terjadi!

Renjun mengangguk kaku. Ia sih senang-senang saja jika diperlakukan semanis ini oleh Jeno.

Jujur saja, Renjun menyukai Jeno yang semakin clingy seperti ini.

Renjun kembali fokus dengan sayuran didepannya. Meskipun pergerakannya menjadi sedikit terbatas karena ada Jeno yang merengkuhnya dari belakang, Renjun memilih bersikap biasa saja. Renjun tak mau jika sampai Jeno melepas pelukannya ketika ia komplain mengenai ruang geraknya yang sedikit terbatas.

Cup

"Kak Jeno!," Renjun terkejut ketika Jeno tiba-tiba saja mengecup pipi kanannya. Si pelaku pengecupan —Jeno, hanya memamerkan senyum tampan nya ketika mendapati Renjun yang kembali dibuat tersipu malu karena tingkah tiba-tiba nya ini.

✔️ completed ✔ Home ✧ NoRen !¡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang