bagian 32

4.6K 646 33
                                    

Lain Renjun, lain lagi dengan Jeno. Sejak kepulangannya dari rumah Jaemin, Jeno jadi lebih sering menghabiskan waktunya dikamar; melamun, entah memikirkan apa. Doyoung selaku Ibu dari Jeno, turut merasa khawatir akan perubahan sikap dari salah satu bayi besarnya ini.

Ini weekend. Doyoung sudah berencana memboyong seluruh anggota keluarganya ke pulau Jeju. Doyoung pikir, seluruh anggota keluarganya membutuhkan refreshing terutama Jeno.

"Jen, itu Eunwoo nya makan krayon!" Teriakan Taemin barusan langsung menghancurkan kegiatan melamun yang Jeno lakukan. Ia beringsut mendekati anaknya yang duduk tak jauh darinya.

"Buka mulut kamu" Jari telunjuk Jeno dengan bebas menginvasi mulut Eunwoo. Benar saja! Ada potongan krayon yang tengah anak itu emut layaknya permen. "Ini bukan permen, sayang! Jangan dimakan." Eunwoo hanya menampilkan wajah tak bersalahnya.

Taemin geleng-geleng, merasa heran dengan Jeno yang belakangan ini sering tidak fokus. Bahkan saat menjaga anaknya sendiripun, ia lalai. Bukan Jeno sekali. Pasti ada yang salah.

"Keperluan selama di Jeju udah siap semua kan?," Jaehyun menginterupsi Jeno dan Taemin.

"Udah, Yah. Udah dimasukin ke koper semua," Taemin menjawab; sedangkan Jeno hanya diam sambil memangku anaknya.

"Udah cuss yuk ah," kata Jaehyun dengan suara centil yang dibuat-buat.

"Jokes nya bapak-bapak gini amat sih," ujar Taemin.

***

Kurang lebih 1 jam sudah keluarga Jung menempuh perjalanan menuju Pulau Jeju menggunakan pesawat . Solee dan Eunwoo juga tertidur pulas selama perjalanan.

Disana, sudah ada sebuah mobil yang akan mengantar-jemput seluruh kegiatan keluarga Jung di pulau Jeju.

Setelah sampai, Jeno langsung turun dari mobil dengan Eunwoo digendongannya yang masih setia tertidur menuju kedalam villa yang sudah Jaehyun persiapkan sebelumnya. Mereka hanya akan menginap di Jeju selama 2 hari satu malam. Urusan pekerjaan Jaehyun juga Jeno tak bisa ditinggal lama-lama.

Jeno menidurkan Eunwoo ke kasur, kemudian merapikan barang bawaannya yang cukup banyak. Ralat, barang bawaan Eunwoo yang cukup banyak. Jeno hanya membawa beberapa setel pakaian. Hampir 70% ruang dalam kopernya itu hanya diisi oleh pakaian anaknya —yang Jeno sendiri juga tak tahu ada berapa setel. Masih kecil, suka petakilan. Bajunya pasti cepet kotor, jadi harus bawa banyak, itulah alasan Jeno membawa banyak pakaian untuk Eunwoo. Tak hanya pakaian, ada juga beberapa mainan favorit anaknya itu yang turut andil dalam menghabiskan ruang kosong dalam kopernya.

Selesai berbenah, Jeno ikut membaringkan tubuhnya disebelah putera semata wayangnya. Ia membuka ponsel; kemudian menekan sebuah aplikasi berbagi pesan dan membuka Roomchat dirinya bersama Renjun. Ia membaca kembali untaian kalimat yang mereka ketik dalam ruang obrolan tersebut.

Bukannya Jeno ingin menjadi pengecut hanya dengan membaca ulang chat lamanya bersama Renjun tanpa melakukan aksi lebih agar hubungan keduanya membaik. Namun, Jeno pikir, ia memang seharusnya membiarkan Renjun sendiri sampai setidaknya bocah itu berada dalam keadaan yang kondusif. Ia juga berencana akan berusaha menemui Renjun nanti. Tak apa jika nantinya, hubungan keduanya tak bisa kembali seperti dulu. Yang terpenting bagi Jeno sekarang adalah, Renjun mau memaafkan dirinya. Itu sudah lebih dari cukup.

Ingin hati Jeno menghubungi Renjun, namun apa daya. Renjun sudah memblokir semua akses yang bisa Jeno gunakan untuk menghubunginya sejak beberapa hari lalu. Jeno benar-benar merindukan Renjun.

✔️ completed ✔ Home ✧ NoRen !¡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang