bagian 16

5.6K 853 51
                                    

Jeno pulang dari rumah sakit pukul 7 malam. Ia segera membersihkan diri dan menemui Eunwoo yang tengah asik menggambar dan mewarnai ditemani oleh Doyoung.

Ia mengambil tempat disebelah anaknya. Tak lupa menciumi seluruh bagian wajah puteranya yang dihadiahi dengan gerutuan kesal dari anaknya karena acara menggambarnya menjadi terganggu.

"Ibu" Jeno menatap bundanya serius.

"Apa Jen?"

"Jeno mau cerita boleh nggak?"

"Astaga kamu tuh ya. Udah berapa kali ibu bilang kalo mau cerita tinggal cerita ngga perlu minta ijin segala"

Jeno tersenyum kemudian mendekatkan duduknya ke arah Doyoung.

"Bu, kalo semisal aku dapet gandengan baru, reaksi ibu gimana?"

"Eh Jen? Kamu udah dapet gandengan baru? Siapa? Anak mana? Punya jiwa keibuan ngga?" Baru 'semisal' saja reaksi Doyoung sudah seheboh ini, bagaimana jika nantinya Jeno benar membawa gandengan baru ke rumah?

"Satu-satu bu. Pertama, ini cuma baru semisal ya bu. Aku belum yakin mau ngejadiin dia gandengan apa enggak" Jeno menghela nafas kasar.

"Lho kenapa?"

"Gini deh, Bu... Aku tanya sesuatu dulu ke ibu. Yah, semacam kriteria menantu ibu itu yang kaya gimana. Jadi ya, Bu, gimana kalo calon menantu ibu ini masih anak-anak?"

"Kamu pedofil Jen?!"

Ah Jeno salah merangkai kalimat bertanya.

"Maksud aku gini Bu, gimana kalo gandengan aku nantinya ada selisih umur jauh dibawah aku"

"Ya Bunda nggak masalah soal itu. Cinta nggak pandang umur Jen. Ayah sama ibu aja lebih tua ibu"

"Terus kalo semisal dia itu anaknya ngga bisa masak?"

"Ya kamu kan bisa masak. Bantuin lah, ajarin dia masak pelan pelan. Ngga semua istri itu harus pinter didapur"

"Kalo semisal Aku lagi kerja, terus ibu ditinggal berdua sama dia, ibu bakal ngapain aja sama dia?"

"Kamu kenapa si Jen? Dateng-dateng terus nanya soal beginian. Terakhir kamu bawa si Arin ke rumah, abis itu ngga pernah bawa gandengan lagi"

"Cuma nanya Bu"

"Bu, jawab pertanyaan yang tadi"

"Hadeh. Kalo Bunda ditinggal berdua sama dia doang ya paling dia bakal Bunda suruh potong rumput dibelakang atau ngepel-ngepel rumah, kalo ngga ya bunda suruh bersihin gorong-gorong depan kompleks"

"Serius Bu?"

"Ya nggak lah. Bunda ajak ke mall, shopping, ngabisin uang kalian"

Jeno tersenyum dan memeluk Doyoung dari samping. Semacam ada perasaan lega dirongga dadanya ketika mengetahui ibu nya tak begitu mempermasalahkan mengenai kriteria menantu idaman dikeluarga Jung. Bukan apa-apa, Jeno sudah gagal berumah tangga sekali, ia pikir setelah kejadian itu, Doyoung akan lebih memperketat mengenai siapa saja yang layak menjadi menantu dikeluarganya.

"Yang terpenting itu ya Jen, calon kamu, mau nerima status kamu sekarang ini. Cari yang sayang ke kamu dan juga Eunwoo. Ngga perlu lah cari calon yang sempurna, yang bisa masak atau apa. Cukup bisa jadi 'rumah' buat kamu sama anak kamu itu aja udah cukup. Mau kamu nikah sama nenek-nenek sekalipun, kalo bisa sayang kamu juga Eunwoo, ya bakal ibu restuin"

"Ya nggak nenek-nenek juga lah Bu"

Menerima status Jeno.

Bisa jadi 'rumah' untuk Jeno dan Eunwoo.

✔️ completed ✔ Home ✧ NoRen !¡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang