Chapter yang berisi adegan mantap-mantap juga menjijikan.
step back if u don't like it. if u sure with it, then good for you:)
__________________________________________Setelah selesai bertukar pesan dengan Jeno, Renjun beralih menuju kamar mandi untuk mencuci muka sebelum tidur. Sebenarnya, Renjun merasa sedikit takut jika harus pergi ke kamar mandi sendirian —yah... Meskipun kamar mandi itu sendiri terletak didalam kamarnya.
Mengingat mengenai kejadian janggal yang Renjun alami beberapa hari ini, membuat nyali nya sedikit menciut. Tapi, Renjun yang sudah memutuskan untuk bersikap layaknya orang dewasa, memilih untuk mengesampingkan rasa takutnya ini. Dalam pikirannya, orang dewasa itu memiliki tingkat keberanian yang lebih.
Renjun memasuki kamar mandi dengan hati-hati. Jaga-jaga barangkali kejadian janggal akan kembali terjadi.
Renjun berdiri didepan wastafel. Keran air ia nyalakan, kemudian membasuh wajahnya. Tangannya dengan lihai mengambil facial wash dari dalam botol, menggosoknya pelan dengan kedua tangan sebelum diusapkan pada area wajah. Digosoknya pelan kedua belah pipinya —memastikan agar tak ada lagi debu yang menempel dikulit wajah.
Setelah dirasa cukup, wajahnya kembali ia basuh dengan air sampai busa-busa diwajahnya benar-benar hilang.
Setelah selesai dengan urusan membersihkan wajah, Renjun kembali naik ke atas tempat tidur dan segera menjemput alam mimpinya.
***
Dalam lain ruangan dirumah Renjun, seorang pemuda bermasker sekaligus berkacamata ini tengah bersembunyi disebuah ruangan sempit tempat dimana Bibi Park biasa menyimpan peralatan untuk mengepel. Kecoa, debu, bahkan sarang laba-laba pun tak ia hiraukan keberadaan nya.
Untuk mempermudah, mari sebut si pria berkacamata sekaligus bermasker ini dengan sebutan x.
Berbekal foto polaroid yang ia ambil sembunyi sembunyi saat Renjun tengah berganti pakaian beberapa waktu lalu, ia berupaya untuk memuaskan hasrat duniawi nya.
Kepunyaannya ia keluarkan lewat resleting celana. Tangan nya dengan senang hati memijat batang cokelat nya yang sudah mengacung tegak. Inilah yang tengah si x lakukan —menggunakan foto bugil Renjun yang ia ambil diam-diam sebagai bahan onani.
"Sshh ahh Renjun" desahnya lirih.
Si x mempercepat kocokan pada penisnya sembari membayangkan yang mantap mantap bersama Renjun. Matanya terpejam, menikmati fantasi yang ia buat sampai mencapai titik surgawi nya —klimaks.
"Nghh ahh Renjun i want to fuck you," racau nya.
Mulutnya semakin meracau tak jelas ketika ia hendak melakukan pelepasan yang kedua. Kebanggannya semakin berkedut, hingga semburan sperma berlomba-lomba keluar dari saluran uretra nya.
Nafasnya terengah setelah melakukan dua kali pelepasan. Memuaskan nafsu hanya berdasarkan fantasi nya saja, tentu kurang memuaskan. Melakukan sex tentu akan lebih menyenangkan jika kita memiliki lawan main.
Omong-omong, si x ini sudah menyelinap ke rumah Renjun sejak empat hati lalu. Dan hebat nya, tak ada satupun dari orang yang menempati rumah Renjun yang curiga terhadapa keberadaannya. Semua berjalan normal, selagi si x ini pintar bersembunyi.
Mengenai hilangnya sup buatan Renjun dalam panci pun, si x ini pelakunya. Ia terobsesi. Terobsesi dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan Renjun. Ia ingin memiliki Renjun seutuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ completed ✔ Home ✧ NoRen !¡
Fanfic[MDNI; Minors Do Not Interact] Renjun itu childish, memiliki perangai menyebalkan dan bersikap seenaknya sendiri. Berbeda dengan Jeno. Seorang pria dewasa yang selalu menghadapi berbagai masalah dari sisi dewasa-nya. Berstatus duda beranak satu, Jen...