bagian 3

10.6K 1.1K 43
                                    

Renjun berjalan memasuki area kampus bersama Haechan dan Jaemin. Mereka bertiga memang sudah berteman sejak kecil, selalu bersama saat disekolah dasar sampai di SHS membuat mereka semakin akrab. Saat memasuki jenjang universitas pun, mereka memasuki universitas yang sama namun beda fakultas. Kegiatan OSPEK hari ke-lima akan berlangsung dalam tigapuluh menit lagi. Masih ada waktu untuk memanjakan perut dikantin.

"Banyak cogan ih! Sukak!" Seloroh Haechan centil.

Dengan kurang ajarnya, Renjun dan Jaemin menggeser tempat duduk menjauh dari Haechan.

"Kok ngejauh?!"

"Siapa ya? Ngga kenal ngga kenal" ucap Renjun dan Jaemin bersahutan.

Haechan memanyunkan bibirnya yang mana mengundang tawa dari dua orang lain yang duduk bersebelahan dengannya.

"Udah-udah. Buruan mau pesen apa?" Tanya Jaemin.

"Renjun mau pancake matcha!"

"Nasi goreng! Pedes, pake baso sama sosis, telurnya diceplok!"

"Ribet banget si chan!" Bibir Jaemin menggerutu atas pesanan Haechan yang ribet namun kakinya tetap melenggang pergi untuk memesan makanan. Tersisa Haechan dan Renjun yang bercakap-cakap ringan mengenai suasana dikampus yang akan mereka jadikan sebagai tempat menimba ilmu selama beberapa waktu ke depan.

Setelah menunggu sekitar sepuluh menit, Pesanan pun akhirnya datang dan mereka makan dengan tenang. Setelahnya bergegas menuju lapangan untuk mengikuti kegiatan OSPEK.


━━━━━━━━━━━━━━━

"Ayah!"

"Hm?"

"Sekolah!"

"Iya-iya nanti sayang. Ayah siap-siap dulu"

"Jeno, Eunwoo biar ibu aja yang anter. Kamu siap-siap buat langsung ngajar aja" tawar Doyoung.

"Ngga ngerepotin, bu?"

"Kamu pikir ibu ngajakin kalian buat tinggal disini itu buat apa kalo ngga buat bikin repot ibu? Eunwoo bukan orang asing ini. Ayo, Nu! Kita sekolah"

"Yey! Sekolah!!"

"Lupa salim sama ayah, eh?"

Eunwoo langsung berbalik ke arah Jeno. Mencium tangan Jeno dan tak lupa melayangkan ciuman kupu-kupu didahi, pipi, dan bibir Jeno. Doyoung tersenyum melihat interaksi sepasang ayah dan anak itu. Terlihat sangat dekat dan menggemaskan.

"Belajar yang pinter dan jangan nakal, ok?"

"Siap ayah!" Tegas Eunwoo seraya membuat gestur hormat.

Eunwoo baru berusia empat tahun. Namun, karena semangatnya untuk bersekolah, jadilah Jeno memasukkan Eunwoo ke PAUD sekedar untuk meningkatkan kemampuan motorik sang anak. Lagipula, anak dari kakaknya -Jung Taemin (sudah berganti marga menjadi choi), juga seumuran dengan Eunwoo dan juga sudah memasuki PAUD.


━━━━━━━━━━━━━━━


━━━━━━━━━━━━━━━

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✔️ completed ✔ Home ✧ NoRen !¡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang