Sepeninggal Jeno dari rumah nya sendiri, Renjun kembali masuk ke dalam rumah Jeno. Ia berjalan ke arah dapur, mencari eksistensi Doyoung maupun Eunwoo. Tapi, bukannya bertemu dengan orang yang dicari, Renjun justru berpapasan dengan Taemin.
Renjun hanya tersenyum canggung.
Taemin yang sadar akan kecanggungan yang Renjun rasakan, memilih untuk mengajaknya duduk di kursi meja makan. Untuk mengobrol tentu saja.
Ya kali makan, kan sudah tadi!
"Sini, Njun duduk. Ngobrol ngobrol biar kita nya lebih akrab" ucapnya. Renjun menurut. Ia duduk di sebelah Taemin persis.
"Ibu sama anak anak dimana kak?," tanya Renjun.
"Di kebun belakang lagi leye leye" jawabnya.
Renjun ber-oh ria. Ingin membuat topik bahasan baru, tapi otaknya buntu. Membuat topik obrolan memang tidak semudah melipat pakaian. Toh, Taemin ini yang mengajaknya untuk mengobrol, jadi ya Taemin juga yang harus membuat topik obrolan.
"Kalo aku boleh tau, kamu ini kuliah semester berapa, Njun?"
Kuliah. Topik yang cukup sensitif bagi Renjun.
"Semester empat kak. Dan ini lagi ambil cuti satu semester. Masih mau nenangin diri dulu," jawabnya lugas, berharap agar Taemin tidak menyinggung perihal dunia perkuliahan lagi.
Taemin menaik turunkan dagunya.
"Pilihan Bagus kamu ambil cuti. You have to save yourself" balasnya.
Renjun mengangguk, tak tahu harus membalas seperti apa lagi.
"Kakak juga pernah ada diposisi kamu," lanjutnya.
Renjun menukik alisnya. Posisi seperti apa yang Taemin maksud?
"Kakak dulu juga pernah dilecehin, sama kaya kamu. Cuma ya ngga ngalamin kekerasan fisik kaya apa yang kamu alami. Dan akibat terbesarnya ya, Solee harus ada dengan cara yang ngga menyenangkan."
Solee —anak Taemin, harus ada dengan cara yang tidak menyenangkan. Apa maksudnya? Renjun semakin tidak paham dengan arah pembicaraan Taemin.
Taemin merangkul bahu Renjun saat mendapati ekspresi muka bingung Renjun yang kentara.
"Kakak ngga tau apa dengan menceritakan ini ke kamu itu merupakan hal yang bener atau bukan. Ini aib, yang seharusnya nggak kakak ceritain ke orang lain dan mungkin ini nggak penting buat kamu. Tapi ya itung itung kita bagi pengalaman buruk dimasa lalu buat dipetik hikmahnya dimasa sekarang."
Taemin menghela napas sebelum kembali bercerita.
"Suami kakak, Minho namanya, bukan ayah kandung Solee. Yah, bisa dibilang dia itu savior angel nya kakak yang dateng di waktu yang tepat.
Awal mula, kakak dulu pernah kerja di salah satu rumah sakit swasta di daerah Pohang. Punya pacar yang keliatan baik diluar, tapi ternyata busuk didalem. Sama kaya Jeno, kakak juga punya prinsip 'no sex sebelum menikah'. Singkat cerita, mungkin waktu itu pacar kakak lagi dalam kondisi 'pengin anu' yang udah ngga bisa ditahan lagi, dan dia terus maksa kakak supaya mau ngelayanin dia.
Segala sesuatu yang dipaksakan pasti hasilnya bakal kacau, sama kaya perasaan kakak waktu itu. Kakak jadi ilfeel ke dia, risih dan jijik. Sampe suatu hari kakak memberanikan diri buat mutusin dia. Dia nggak terima diputusin, dan besoknya dia dateng ke apartemen kakak buat ngelakuin hal menjijikkan itu.—"
Taemin menghela napas nya sebelum lanjut berbicara.
"—Kakak yang posisinya capek abis pulang kerja, ngga punya tenaga buat ngelawan dia yang udah diselimuti nafsu. Lepas dari kejadian itu, kakak bawaannya mau mati aja. Yang ada dipikiran kakak itu cuma ibu sama ayah. Gimana perasaan mereka semisal tau kakak udah dilecehin. Pasti hancur.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ completed ✔ Home ✧ NoRen !¡
Fanfiction[MDNI; Minors Do Not Interact] Renjun itu childish, memiliki perangai menyebalkan dan bersikap seenaknya sendiri. Berbeda dengan Jeno. Seorang pria dewasa yang selalu menghadapi berbagai masalah dari sisi dewasa-nya. Berstatus duda beranak satu, Jen...