bagian 39

4.7K 611 47
                                    

Alarm berdering, tepat dipukul enam pagi. Memaksa si pengatur waktu alarm berbunyi untuk segera bangun.

Renjun mengulet. Menggeliat diatas kasur hingga rasa kantuknya perlahan hilang. Matanya ia kucek, guna menghilang kan kotoran mata bekas pembersihan yang dilakukan oleh mata selama semalam penuh.

Alisnya menukik, kala tangan kiri nya menyentuh area wajah. Tangannya terasa lengket, juga... Sedikit berbau tidak sedap. Renjun mengambil posisi duduk. Ia amati baik-baik tangan nya itu. Ia genggam, kemudian ia buka kembali kepalan tangannya itu. Terasa lengket, tapi tidak selengket lem. Yang pasti, rasa lengket dan bau nya membuat Renjun tak nyaman.

Renjun semakin mengernyitkan dahinya. Berusaha mengingat-ingat, barang kali sebelum tidur ia sempat memegang benda yang membuat tangannya lengket seperti ini. Namun, nihil. Renjun benar-benar ingat jika setelah membasuh muka kemarin malam, ia langsung beranjak ke tempat tidur. Renjun sudah memastikan jika badannya sudah benar-benar bersih semalam. Lalu, lengket-lengket yang ditangannya ini apa?

"Tangan ku kenapa si? Kok lengket gini... Apa ini keringet? Tapi kok bau sih. Sejak kapan keringet aku bau terasi gini?," gumamnya.

Merasa semakin tak nyaman dengan tangan kiri nya, Renjun memutuskan untuk pergi ke kamar mandi untuk mencuci nya. Namun, lagi-lagi Renjun dikejutkan oleh rasa lengket ketika kaki nya menginjak lantai.

"Lantai nya keringetan juga?," tanyanya entah pada siapa.

Renjun mengamati lantai putih nya lamat-lamat. Kali ini, ada cukup banyak bercak dilantai. Terlihat seperti tumpahan susu yang sudah mengering. Renjun sedang tidak mengonsumsi susu apapun belakangan ini.

Renjun blank. Pagi-pagi sudah disuguhkan sebuah misteri disaat baru bangun seperti ini membuat otaknya tak mampu bekerja dengan maksimal.

Mencoba untuk berpikir positif, Renjun memutuskan untuk menyimpulkan bahwa bercak lengket yang ada ditangan maupun lantai kamarnya ini, merupakan bekas kencing tikus yang menghuni rumah mewah nya. Lagipula, apa yang bisa Renjun simpul kan selain ini? Ia bahkan tak tahu pasti mengenai bercak lengket apa ini.

"Ini apa lagi? Pipis tikus kali ya? Hadeh ngga elit banget si tikus dirumah aku... Udah ada kamar mandi gede juga pipisnya tetep sembarangan," kesalnya.

Renjun memutuskan untuk melanjutkan langkah nya menuju kamar mandi. Mencuci tangannya yang terasa lengket sampai benar-benar bersih. Kemudian, ia mulai membasuh muka nya. Tak lupa, ia juga menyikat gigi nya hingga bersih.

Tak ada yang janggal selama dikamar mandi. Renjun hanya sedikit heran mengenai sabun cair nya yang tiba-tiba habis. Padahal, saat ia memakai nya kemarin, botol sabun cair tersebut masih terasa berat—yang menandakan bahwa isinya masih cukup banyak.

Setelah selesai, Renjun segera turun ke bawah—menyiapkan sarapan.

Sesampainya ia didapur, Renjun langsung membantu Bibi Park untuk memasak.

Dua hari ini, Renjun mulai terbiasa untuk melakukan urusan dapur. Ia sudah tak sabar untuk memamerkan kemampuannya ini pada orang tua nya.

Tak hanya urusan dapur, namun juga urusan rumah tangga lain nya. Seperti, menyapu dan mengepel. Mungkin bagi kalian, menyapu dan mengepel adalah hal sepele. Tapi tidak bagi Renjun.

Renjun yang mau turun ke dapur dan mencoba untuk melakukan urusan rumah tanggga, benar-benar hal yang istimewa.

Renjun sudah sedikit berubah sekarang. Ah, tidak hanya sedikit. Namun, Renjun sudah banyak berubah sekarang. Ia sudah tidak seegois dulu. Bahkan menurut Jaemin, Renjun yang sekarang ini sudah kembali menjadi Renjun-nya yang dulu. Memang Renjun masih kerap kali menangis. Namun, intensitas nya sudah tidak sesering dahulu. Renjun juga kerap kali masih bertindak egois, seperti tidak mau menyesuaikan jam kerja kelompok belajarnya dengan jam kerja pribadi. Ya Harap maklum, perjalanan untuk membiasakan diri nyata nya tidak semudah itu. Renjun juga kerap kali mengalami perang batin ketika hendak melakukan sesuatu.

✔️ completed ✔ Home ✧ NoRen !¡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang