Renjun mengerjapkan matanya pelan saat cahaya matahari sayup sayup menerangi wajahnya melalui celah jendela kamarnya.
Beban diperutnya juga seakan bertambah. Oh, ada dua tangan dari orang berbeda yang melingkari perutnya. Itu tangan orang tua nya. Key dan Onew sudah pulang.
Lantas, kemana Jeno? Seingat Renjun, kemarin ia terlelap dalam dekapan hangat Jeno. Namun, saat ia membuka mata dikeesokan hari, justru orang tua nya lah yang terbaring disampingnya.
Bukannya Renjun tidak senang akan kehadiran orang tua nya yang mendadak hari ini. Renjun hanya kaget dan masih ingin merasakan dekapan hangat Jeno di pagi pagi buta seperti ini.
.
.
.Merasa orang yang tengah Key peluk bergerak cukup gusar, Key sontak membuka matanya dan mendapati Renjun yang tengah meregangkan ototnya.
"Bunda," panggilnya.
Key mengusap pipi Renjun lembut, seraya melebarkan senyum hangatnya.
"Bunda hiks"
Key mengeratkan pelukannya pada Renjun. Ia tahu, sangat tahu, Renjun masih belum baik-baik saja.
"Sstt maafin bunda ya, njun... Harusnya bunda nggak pergi ninggalin kamu" ucap Key dengan suara yang bergetar.
Onew mulai terusik dalam tidurnya. Perlahan, ia membuka mata dan mendapati dua malaikat kesayangannya tengah saling memeluk, dengan suara isakan yang kerap kali keluar dari belah bibir Renjun.
Onew bergerak untuk ikut merengkuh anak semata wayang nya. Tak dapat dipungkiri, jika Onew dan Key kembali merasa gagal untuk melindungi anak manis kesayangannya ini.
"Yang lalu biarin berlalu, Njun... Ayah sama Bunda ngga akan pergi jauh dari kamu lagi"
Renjun menggeleng dalam dekapan kedua orang tua nya.
"Ayah sama Bunda ngga salah... Yang salah itu aku, yang ngga bisa jaga diri... Renjun takut membebani ayah sama bunda hiks"
"Jangan ngomong gitu... Ngejagain kamu itu udah tugas bunda sama ayah. Kamu tenang aja, bunda sama ayah bakal bener bener jagain kamu buat kedepannya. Bunda janji, ngga akan pergi keluar kota lagi, apalagi sampe keluar negeri" kata Key.
"Ayah sama bunda sayang banget sama kamu, Njun... Jangan sakit, kamu terlalu berharga buat itu" timpal Onew.
Renjun mengangguk. Ia harus —terlihat— baik baik saja untuk kedepannya. Ia tak mau terus terusan membuat orang orang disekitarnya merasa khawatir dalam jangka waktu lama.
Renjun menyeka air mata nya, kemudian mengulas senyum yang dipaksakan.
"Renjun udah baik baik aja... Ayah sama bunda juga pasti cape kan abis kerja? Naik pesawat berjam jam. Renjun nggapapa kalo ditinggal sendiri"
Key dan Onew tidak sebodoh itu untuk langsung mempercayai perkataan anaknya ini yang mengatakan jika sudah baik baik saja. Namun, Key tahu maksud dari ucapan yang baru saja Renjun lontarkan. Anaknya butuh waktu sendiri.
Akhirnya, Key dan Onew bangkit dari tidurnya. Mereka kemudian mengecup pipi Renjun sayang, kemudian segera keluar dari kamar Renjun.
"Nanti bunda panggil kamu pas waktunya sarapan ya, Njun"
Renjun mengangguk.
Ia lantas mengambil posisi duduk. Mengambil posisi bersila, dengan sebuah boneka moomin di pangkuannya.
Melamun sejenak dipagi hari, tak apa kan?
***
Jeno pulang dari rumah Renjun pagi pagi buta sekali. Pukul lima pagi tepatnya. Setelah Key dan Onew sampai, Jeno memutuskan untuk segera pulang. Keluarganya dirumah pasti khawatir karena Jeno sama sekali tak memberi kabar seharian ini. Ponsel yang ia bawa juga kehabisan daya baterai, dan Jeno sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk isi ulang daya karena ia ingin terus berada disisi Renjun selagi orang tua Renjun belum pulang.
![](https://img.wattpad.com/cover/199393417-288-k48616.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ completed ✔ Home ✧ NoRen !¡
Фанфик[MDNI; Minors Do Not Interact] Renjun itu childish, memiliki perangai menyebalkan dan bersikap seenaknya sendiri. Berbeda dengan Jeno. Seorang pria dewasa yang selalu menghadapi berbagai masalah dari sisi dewasa-nya. Berstatus duda beranak satu, Jen...