bagian 48

4.7K 635 33
                                    

Duapuluh menit berselang, Jeno dan Renjun telah sampai didepan rumah Jeno.

Jeno dan Renjun turun dari mobil.

Kotak makan yang sedari tadi Renjun bawa, ia serahkan pada Jeno. Renjun meregangkan otot tubuhnya dengan semangat, sebagai persiapan untuk melakukan adegan pelukan dramatis dengan Eunwoo yang sudah ia persiapkan sedari malam. Dibayangan Renjun, begitu pintu rumah Jeno terbuka nanti, akan ada Eunwoo yang menyambutnya dan mereka akan berpelukan seperti kegiatan yang biasa dilakukan oleh Ibu dan anak ketika beberapa waktu tak berjumpa.

"Excited banget, Njun," seloroh Jeno.

Renjun hanya nyengir kuda. Mau menyangkal, tapi yang barusan dikatakan Jeno memanglah benar.

Perlahan, Jeno membuka pintu bercat putih didepannya. Renjun yang berdiri dibelakang Jeno, memutuskan untuk mengambil langkah maju begitu rungu nya menangkap suara suara riuh dari anak kecil yang Renjun tebak itu adalah Eunwoo.

Renjun dengan gerakan spontan, berlari menghampiri Doyoung beserta dua anak kecil yang berdiri dikedua sisi pria paruh baya tersebut. Kedua anak kecil tersebut mengenakan pakaian yang sama, yaitu jaket berwarna biru langit, serta tudung dari jaket yang juga mereka kenakan; kedua bocah itu terlihat seperti anak kembar.

Renjun yang memang sedang ingin memeluk Eunwoo, langsung saja mendekap seorang anak kecil yang berdiri di sisi kiri Doyoung. Entah itu Eunwoo atau bukan, Renjun hanya memeluk bocah tersebut berdasarkan insting.

"Nu, kangen" ucapnya riang.

Plak

Renjun langsung melepas pelukannya dengan anak yang ia kira Eunwoo ketika anak yang berdiri di sisi kanan Doyoung menabok anak yang barusan berada dalam dekapannya.

"Eh, Nu, ngga boleh nakal" kata Doyoung.

"Mama diminta sama Solee, oma!" gerutu Eunwoo dengan bibir yang melengkung kebawah.

Sedangkan, anak yang barusan Renjun peluk sudah berlari sambil menangis ke arah dapur. Ah, Renjun jadi merasa bersalah karena sudah salah memeluk orang hingga menyebabkan suasana tidak mengenakkan seperti ini saat kunjungannya kerumah Jeno untuk yang pertama kali.

Renjun menggaruk lehernya yang tak gatal. Ia bingung harus bertindak seperti apa untuk saat ini.

Jeno yang paham akan perasaan Renjun, memilih untuk membawa Eunwoo kedalam gendongannya. Kotak makan yang sedari tadi bercokol ditangan juga sudah ia serahkan pada Doyoung.

"Sini sama ayah," ucap Jeno.

"Hadeh ada ada aja... Urus anak mu itu Jen. Biar Ibu siapin makan buat kalian. Ini juga, makasih lho Njun makanannya"

Renjun mengangguk, kemudian Doyoung segera beranjak menuju dapur meninggalkan tiga orang tersebut untuk menyelesaikan urusannya sendiri.

"Duduk didepan TV aja ya, Njun biar enakan"

Renjun mengangguk.

Kini, jeno dan Renjun sudah duduk bersila didepan televisi. Eunwoo tentu saja duduk dipangkuan Jeno. Renjun masih memasang ekspresi tegangnya, begitu juga dengan Eunwoo, ia masih menampilkan wajah muramnya.

Jeno terkekeh melihat ekspresi Renjun yang terlihat tegang, juga seperti merasa bersalah pada Eunwoo.

Renjun yang mendengar kekehan Jeno, segera memukul lengan berotot kekasihnya itu.

"Kok ketawa??" tanyanya sewot.

"Muka mu lucu, Njun. Coba kamu jelasin ke Eunwoo kalo kamu cuma nggak sengaja meluk Solee, biar dia nggak manyun terus kaya gini"

✔️ completed ✔ Home ✧ NoRen !¡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang