“Buat lingkaran! Mark, keluarkan bensin!” kataku berteriak sambil mengeluarkan pemantik dari kotak kayu pemberian Jesica.
Yuki dengan sigap mengambil bensin dari Mark dan membuat lingkaran yang mengelilingi kami, sedangkan Dayne mencoba membakar bensin tadi sesaat setelah Yuki selesai.
“Bush!” api menjalar tinggi, membentuk lingkaran mengelilingi kami. Tapi kurasa perkiraan Yuki tak begitu bagus. Lingkaran yang ia buat terlalu kecil sehingga rasa panas dari api terasa oleh kami yang berada di dalam lingkaran.
Tubuh kami mulai berkeringat, dan dari sini kami bisa melihat bahwa zombie-zombie itu mulai mendekat tapi tentu saja tak berani untuk melewati batas lingkaran karena terhalang kobaran api.
Aku mencari kotak P3K, mencari sesuatu yang mungkin bisa membangunkan Ex lebih cepat. David mulai panik dan kulitnya mulai kemerahan karena ia tak kuat panas. Sementara zombie-zombie itu kini tepat berada di depan lingkaran api, tak berani masuk, tapi tetap menunggu kobaran api itu padam.
“Kalau begini terus, kita semua bisa mati” batinku mengeluh.
Aku mulai menunjukkan ekspresi tak karuan. Tanganku gemetaran saat memberikan aroma terapi kecil di dekat hidung Ex. Yuki menatapku dalam, menunjukkan ekspresi yang tak bisa kumengerti. Matanya berbinar dan ia mengangguk.
Tiba-tiba ia berlari keluar dari lingkaran, menerjang api yang kobarannya mulai sedikit padam. Dengan pedang di tangannya, ia mulai berlari menjauh dari lingkaran, menarik perhatian zombie untuk mengejarnya. Kurasa ia mengerti bahwa sekuat apapun kobaran api, suatu saat akan padam. Dan bila tidak ada yang mengambil tindakan, zombie-zombie itu akan menyerang kami yang terjebak di dalam lingkaran.
“YUKI!!” teriak Dayne sebelum menutup mulutnya, terkejut dengan apa yang ia lihat. Aku yakin hatinya sedikit terguncang setelah melihat Yuki berlari keluar lingkaran dan menjauh. Tanpa pikir panjang, Dayne pun menutup hoodie hitam ala malaikat mautnya dan berlari keluar lingkaran, menyusul Yuki yang berlari menjauh. Usaha mereka tak sia-sia.
Satu persatu zombie itu mulai pergi dan mengejar Dayne dan Yuki. Hanya tinggal tersisa sekitar 3 sampai 4 zombie lagi yang berada di sekitar lingkaran. Mark mengambil piloks dan menempatkan pemantik di depannya. Dan setiap ia menyemprotkan piloks itu ke arah zombie, seketika itu juga kobaran api besar menyembur, memanggang zombie-zombie yang masih berada di depan lingkaran. Zombie-zombie itu meraung, menunjukkan gerakan patah-patah menggeliat yang menjijikan. Kulitnya terbakar, dan bau gosong mulai tercium di hidung kami.
![](https://img.wattpad.com/cover/160996321-288-k26612.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Life in Death : Re-50.years
Adventure(LANJUTNYA DI S2) Terkadang, penasaran itu bisa membunuhmu. Maksudku, benar-benar membunuh. Sialnya, rasa penasaranku justru menyebabkan kekacauan di seluruh dunia. Makhluk-makhluk sialan itu- ah. Aku bersumpah aku akan menyelesaikan kekacauan ini...