Kami pun mengganti pakaian kami. Tentu saja, para lelaki harus pergi memisahkan diri terlebih dahulu. Setelah kami mengganti baju, kami pun menyiapkan makanan.
“Hei, tengah malam begini kita makan apa?” tanya Dayne.
“Bakar jagung, bakar jagung! BBQ” kataku semangat.
"Ah ide bagus” kata David.
Mark, Dayne, dan David mulai menyiapkan api unggun dari ranting-ranting kayu di dekat sungai. Aku mengeluarkan tisu yang terbakar lebih cepat dan menyimpannya keatas ranting-ranting. Ah tisu, kau berguna juga rupanya. Api unggun muncul dan 3 buah jagung di keluarkan. Sebenarnya kami ingin punya jagung masing-masing tanpa dibagi 2, tapi di tas hanya ada 3 buah jagung. Tapi untuk daging, sepertinya cukup untuk semuanya.
“Yeay~ bakar jagung!” seru Yuki senang. Sepertinya ia sangat suka jagung.
“Menurutmu, bagaimana selanjutnya, El?” tanya David.
“Bagaimana apanya?” tanyaku bingung.
“Maksudku, kita kan tak punya mobil” kata David.
“Yaaa begitulah. Kita kembali seperti dulu, berjalan” jawabku simpel walaupun sebenarnya tak yakin.
“Hmm…” ia menggumam.
“Bagaimana kalau kita menghubungi Jesica dan yang lainnya?” Yuki memberikan usul.
“Ide bagus!” teriak Dayne,
Kami semua menyalakan alat komunikasi di telinga kami dan mencoba menghubungkan. Setelah bunyi abstrak beberapa detik, akhirnya suara itu muncul.
“Halo?” tanya suara seseorang di ujung sana. Kurasa itu Hany.
“Hany?” tanyaku memastikan.
“Iya? Bagaimana keadaan kalian?” tanya Hany.
“Hany, beri tahu yang lainnya kami kehilangan mobil. Ada beberapa kejadian dan kami terpaksa kehilangan mobil” kataku sedikit lemas.
“Hani! Kakiku terluka!” kata David tiba-tiba.
“Dan kaki Ex mulai terasa sakit lagi” tambahku.
“Ah malangnya. Bagaimana dengan barang-barang kalian?” tanya Hany sedikit khawatir di ujung telepon sana.
“Untungnya kami membawa barang yang benar-benar penting, kurasa untuk saat ini kami masih bisa bertahan” kata Mark.
“HANI!” teriak Yuki semangat.
“Ah, Yuki! Bagaimana keadaanmu? Apakah kau bisa akrab dengan mereka?” tanya Hany.
“Tentu saja! Mereka baik dan menyenangkan!” teriak Yuki bahagia.
“Kurasa kami harus bersiap-siap untuk istirahat. Nanti kami hubungi lagi” kata Mark.
Setelah selesai, kami pun tidur. Untung tas Dayne penuh dengan kain yang bisa dijadikan selimut. Kurasa malam ini lebih dingin dari biasanya. Entah karena lokasinya yang dekat dengan sungai atau memang takdirnya malam ini harus dingin.
![](https://img.wattpad.com/cover/160996321-288-k26612.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Life in Death : Re-50.years
Pertualangan(LANJUTNYA DI S2) Terkadang, penasaran itu bisa membunuhmu. Maksudku, benar-benar membunuh. Sialnya, rasa penasaranku justru menyebabkan kekacauan di seluruh dunia. Makhluk-makhluk sialan itu- ah. Aku bersumpah aku akan menyelesaikan kekacauan ini...