Kurasa kata ‘panik’ sudah terlalu sering kami rasakan. Cemas, khawatir, gelisah, kau tahu, hal-hal semacam itu yang membuat jantung berdetak lebih kencang dan darah mengalir lebih cepat. Keringat dingin yang bercucuran dan nafas yang sudah tidak karuan. Tapi mau tak mau kami harus siap, bukan?
Aku menghela nafas panjang, sebenarnya lelah tapi mau bagaimana lagi? Bukankah melawan adalah satu-satunya cara agar selamat? Ah tidak, bahkan setelah melawan pun tak ada jaminan bagi kami untuk selamat.
Untuk saat ini, aku yakin Ex tak bisa ikut bertarung. Aku yakin Mark belum bisa menggunakan cakram milik Ex jadi sekarang aku bingung bagaimana. Dan peluru yang dimiliki Mark bisa dihitung dengan jari. Keadaan David juga tak sebagus biasanya.
“Tak apa, El, tak apa. Kau bisa melakukannya, Liana Rox-El!” aku menyemangati diriku sendiri.
Kurasa menunggu atau pun tidak, zombie-zombie itu tetap akan dilawan, bukan? Aku memberanikan keluar dari celah-celah ini, keluar dari ruangan dan menghadapi zombie itu. Bodoh? Jelas! Setiap orang yang melihatnya, ataupun membaca kisahku ini akan beranggapan aku adalah orang dungu yang menantang kematian dengan cara keluar dari ruangan dan berlaga akan melawan zombie-zombie itu. Entahlah, mungkin kenyataannya memang begitu. Mungkin kenyataannya aku memang orang bodoh yang membahayakan keselamatanku sendiri. Aku lelah, kawan.
Aku keluar ruangan. Dan benar saja, zombie-zombie itu menghampiri. Aku menyalakan gergaji mesinku dan mulai menebas. Kaki dan tanganku bergemetar. Mataku kehilangan fokus.
Aku mengayunkan gergaji mesinku ke arah mereka. Ke arah makhluk-makhluk tak berperasaan itu. Meleset, meleset, meleset lagi dan meleset lagi. Aku mencoba memfokuskan pada satu serangan dan…
“CRATT!” berhasil! Aku berhasil menebas salah satu dari mereka. Tapi kenyataannya, masih banyak zombie yang harus aku urus.
![](https://img.wattpad.com/cover/160996321-288-k26612.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Life in Death : Re-50.years
Aventure(LANJUTNYA DI S2) Terkadang, penasaran itu bisa membunuhmu. Maksudku, benar-benar membunuh. Sialnya, rasa penasaranku justru menyebabkan kekacauan di seluruh dunia. Makhluk-makhluk sialan itu- ah. Aku bersumpah aku akan menyelesaikan kekacauan ini...