3. Bimbang

2.2K 229 193
                                    

[Senyum dalam segelas susu cokelat] pt.1

Np: Zigaz-Sahabat jadi cinta

*

Suasana yang tercipta di mobil masih sangat canggung. Iyok memandang ke luar jendela, entah memikirkan apa. Fano melihatnya saja sudah pusing.  Biasanya pemuda dengan lemak di pipi itu tidak akan berhenti berbicara kecuali makan dan tidur, saat ini otomatis membuat Fano menjadi bingung dengan sikap si sahabat kentalnya itu.

"Kamu kenapa?" entah sudah berapa kali pertanyaan itu terlontar. Iyok masih bergeming. Canggung. Sunyi. Fano tidak suka tentu.

Dinyalakan radio oleh si pengemudi guna meminimalisir kesenyapan yang menyapa suasana.

Tak bisa hatiku menafikkan cinta
Karna cinta tersirat bukan tersurat
Meski bibirku terus berkata tidak
Mataku trus pancarkan sinarnya

Kudapati diri makin tersesat
saat kita bersama
Desah nafas yang tak bisa rusak
Persahabatan berubah jadi cinta

"Sial." gerutu pemuda di bangku penumpang. Menyenderkan badan pada kursi dengan mata terpejam.

"Aku males tanya lagi. Kalau kamu mau cerita aku siap dengerin." suara Fano berubah menjadi dingin. Dia kesal. Simpatinya dianggap angin lalu. Fokus menyetir menjadi alibi untuk tidak menatap lelaki yang duduk di sebelahnya,

Tiga puluh menit dalam keheningan, mobil berwarna abu-abu itu berhenti di  rumah Fano.

"Kok kesini?" tanya Iyok yang ketika tombol lock pada pintu mobil dibuka. Fano melangkah ke luar, maka mau tak mau Iyok mengikuti tanpa diperintah.

Menatap sekeliling, masih sama seperti dulu. Tanaman mawar dalam pot, pohon tomat yang merambat di sisi kiri rumah, rumput gajah dengan warna hijau segar masih terlihat rapih lalu meja kopi menjadi pemanis teras rumah Fano yang tidak seberapa besar itu.

Yang punya rumah membuka pintu lalu mengucapkan salam entah pada siapa, rumahnya sepi. Melangkah ke lantai dua dan masuk ke rumah yang paling ujung; kamar Fano.

"Aku mau pulang, No." ucap Iyok setengah merengek. Lelah badan tidak seberapa dibanding lelah pikirannya.

"Kamu mau minum apa?" gerutuan Iyok tidak ditanggapi serius oleh Fano. Menarik pemuda yang bertubuh gemuk untuk duduk di kasur dan meninggalkannya seorang diri.

Iyok berguling-guling tidak jelas lalu mendekap bantal Fano. Menyesap aroma menthol dari shampo yang  pakai tertempel di bantal itu lalu memeluk guling dan menghirup aroma samar dari citrus; parfum Fano.

Sambil memeluk guling Iyok terlentang menghadap langit-langit kamar . Plafon berwarna putih gading bersih membuat pikiran Iyok tetap tidak mendapat ketenangan. Aroma citrus itu membuatnya kembali dilanda gelisah.

Menaruh tangan di atas dahi, menghalau sinar lampu dan menutup mata. Lelah kembali mendera.

"Yok," kepala Fano menyembul dibalik pintu. Iyok menoleh. "—mau minum apa?" tanyanya tanpa mau masuk ke kamar.

"Mau pulang." dijawab tidak nyambung. Fano menutup pintu kamar dan pergi menuju dapur.

Iyok kembali termenung, menghembuskan nafas berat seolah banyak beban yang memberatkan dadanya.

"Nih." Fano tiba-tiba menyodorkan gelas yang ia pegang.

" Fano tiba-tiba menyodorkan gelas yang ia pegang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Stupid F | FaYok vers ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang