7. Strategi

1.2K 128 32
                                    

[Gay Prank] pt.1

Kevin misuh-misuh sejak dua jam lalu. Protes bernada keji melayang mengotori udara di kamar Iyok. Ketidak-terimaan atas prank pada dirinya beberapa hari lalu membuat Kevin ingin balas dendam. Bukan balas dendam yang kelewat wajar, hanya berupa prank balik dari Kevin ke Fano.

Iyok sibuk mengunyah keripik singkong hasil jarahan isi kulkas, padahal itu punya mbak Bilqis. Biasanya mereka akan adu mulut dan argumen pamungkas Iyok adalah, "lagian siapa suruh ga ada note di bungkusnya." Lalu mbak Bilqis akan mendengus seperti banteng ingin mengamuk.

"Dengerin aku ga sih, Yok?" Kevin setengah berteriak di depan wajah Iyok.

"Kaget aku, ndes." Iyok terlonjak dari duduknya, hampir saja melempar bungkus keripik ke muka Kevin.

"Sial malah ga dengerin aku ya kamu." Kevin mengacak rambutnya sampai berantakan seperti kena angin puting beliung. Iyok hanya tertawa kecil melihat sefrustasi itu Kevin akibat ulah prank Fano.

Sebenarnya Iyok juga kesal. Ia di prank dengan skenario Fano berselingkuh dengan pacarnya, Caca. Jelas amarah naik melihat Fano memangku Caca saat itu. Hampir saja adu pukul terjadi. Entah, ia menganggap bahwa Caca harus dilindungi terlepas Caca adalah pacarnya. Iyok menganggap perempuan setahun lebih muda darinya ini layak seorang adik.

Mengingat Iyok adalah anak bungsu, ia ingin sekali punya adik yang bisa ia lindungi selayaknya kakak laki-laki. Beberapa tahun menjalin hubungan dengan Caca menjadikan Iyok paham cara memahami perempuan dan menjaganya. Ia menyayangi Caca sesuai porsi yang bisa ia beri.

"IYOK!" Terikan Kevin memecahkan kedamaian siang hari Iyok yang damai.

"Alon toh, Vin. Aku di depan congormu ini, loh." Iyok mengorek telinganya yang sakit akibat suara merdu Kevin.

"Aku ngomong panjang ga didengerin dari tadi. Mikirin apa sih?" Kevin duduk di kasur Iyok.

Iyok berfikir mencari alasan. "Aku nyari ide buat nge-prank balik Fano. Setuju ora kamu?"

Kevin mengangguk dengan semangat. "Gimana, Yok?"

"Umm.. Itu dia. Aku masih mikir nyari idenya."

Kevin mengerang kesal.

adeknya mbak Sela
Neng ndi koe?

Pesan dari Fano, Iyok abaikan. Rasa malas datang tanpa diundang ketika melihat notifikasi dari Fano.

"Aku ada ide, Vin." Suara ceria Iyok menarik perhatian Kevin dari ponsel.

"Apa?"

"Pura-pura jadi gay aja."

Kevin terlonjak kaget. "Kamu dulu ga suka prank beginian. Sekarang kenapa mau?"

Iyok memantapkan duduknya. Meneguk jus jeruk dan meletakkan bungkusan keripik itu, ia menatap Kevin penuh minat.

"Gini yo, ndes. Fano itu ga takut apapun, toh? Nah kamu bisa kerjain dia. kamu pura-pura suka ke Fano. Dia pasti kaget."

"Kenapa ga kamu aja yang pura-pura suka ke dia?"

"Kok aku?"

Kevin menatap seksama wajah bulat Iyok. Meneliti secara detail pemilik mata sebening madu itu. Menjatuhkan atensi pada bibir Iyok yang selalu tersenyum geli.

"Kamu kan sama Fano klop banget. Ya bilang aja suka sama dia karena terbiasa barengan terus. Gimana?"

"Gendeng. Aku ga mau." Tolak Iyok cepat.

"Kenapa? Kan kamu juga dikerjain sama dia."

Kali ini Iyok yang menggeleng. "Aku ga mau pura-pura begitu. Kamu aja deh. Bilang aja pengaruh temen-temen bulemu yang gay makanya kamu ikutan gay juga."

Kevin tersenyum puas. Benar-benar balas dendam yang sangat apik.

"Nanti dia tau kalau ada kamera tersembunyi lagi." Punggung Kevin merosot lemas saat ingat bahwa Fano memiliki mata yang jeli terhadap sekitarnya.

Iyok mengibaskan tangan di depan wajah Kevin tanda meremehkan. "Gampang itu. Aku minta tolong Alvin. Dia pernah juga di prank Fano soalnya. Alvin pegangin kamera yang disembunyiin di mobil terus sisa kamera lain bakal diselipin sana sini lah."

"Skenarionya gimana? Kita harus buat Fano kapok pokoknya kerjain kita." Semangat muncul memburu Kevin. Memacu adrenalin.

Iyok melipat kaki; duduk manis kata orang.
"Aku ngajak ketemuan Fano terus bilang kalau kamu suka sama dia. Nah pas kamu dateng dia pasti kaget, kan? Kamu bilang suka sama dia udah lama. Ngaku gay gitu loh."

Senyum di wajah Kevin mengembang seperti kue dengan baking soda berlebihan.

"Pinter kamu, Yok." Kevin menepuk kepala Iyok seperti mengusap kepala kucing. Iyok berdecih kesal.

adeknya mbak Sela
Kamu ga kenapa-napa kan Yok?

"Fano nge-chat, Yok?" ternyata Kevin melihat pesan yang masuk di ponsel Iyok.

"Biarin aja."

"Kalian berantem?"

Iyok menggeleng. Tidak ada masalah di antara mereka. Semua baik-baik saja, sebaik mentari yang panasnya pas siang ini.

"Jadi kapan kita bisa eksekusinya?" tanya Kevin setelah jeda hening beberapa menit.

"Besok?"

Kevin mengangguk setuju.

Kepura-puraan yang ditolak ini memiliki landasan lain. Ada taruhan setelah kejadian nanti yang menyesatkan dua hati anak manusia seolah terperangkap dalam labirin. Mengunci perasaan yang sudah memiliki tambatan lalu berakhir dengan keragu-raguan.

Mengoyak kepercayaan satu sama lain dengan prasangka tanpa ujung. Titik mereka masih sama; sahabat.

TBC

[A/N]
Selamat malam semua.
Selamat istirahat.
Randomly hadir nih. Ada yang kaget?

Di sini hujan. Kamu yang galau bisa cek work "Sajak Malam" punyaku buat nemenin kesenduan malam bersama hujan yang jatuh.

Sampai ketemu Sabtu malam nanti, xoxo.

Stupid F | FaYok vers ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang