Cemilan

1.1K 140 57
                                    

©kejukopi

OOC || Rate 17+ || Typo || boyslove
Nonsense || 2019 fiction

Drama || Bromance || Teeneger || Kiflyf || Bahasa || Slice of life

Warn: chapter ini tidak ada sangkut-pautnya dengan "Stupid F" yang sedang berjalan. Hanya selingan selagi menunggu bahan untuk chapter depan selesai diketik.

Mohon baca ini saat kalian sedang di fase gabut, karena sesuai sub judul "Cemilan" yang aku harap bisa nemenin kalian saat ga ada kegiatan. Aku rekomendasikan untuk buka media yang aku share di atas.

So, happy reading

*

Fano lagi pulang ke Bangka, rumah mbak Sela (tempat kakak perempuan pertamanya tinggal bersama sang suami). Sudah seminggu ia di sini. Meninggalkan Semarang tanpa kepastian kapan akan kembali. Meninggalkan cerita yang entah kapan akan kembali dirajut.

Malam hadir untuk yang ketujuh kalinya semenjak ia menginjakkan kaki di sini. Langit yang sama gelapnya, bintang yang sama sinarnya, angin yang sama dinginnya dan hati yang sama bimbangnya.

Suara jangkrik menemani kegundahan saat jam menunjukkan pukul 11 malam. Ditemani rokok yang sudah dibakar setengah dan ponsel di tangan kanan ia men-scroll nomor sang sahabat berharap jika lelaki tambun itu belum tidur.

"Iya, No?" suara itu. Suara yang ah entahlah, Fano bingung.

"Yok?" Fano bersandar pada kursi teras seraya menatap langit. Hatinya kembali berkecamuk tanpa alasan.

"Ono opo?" terdengar grasak-grusuk dari seberang sana.

"Aku bingung, Yok." nada frustasi Fano lontarkan tanpa sadar.

"Mau cerita?"

"Ga tau, Yok. Bingung." menghembuskan asap tembakau ke udara, berharap beban dipikiranya ikut menguap.

Hening dari keduanya. Tidak ada yang memulai kembali percakapan, deru nafas saling terdengar. Fano menatap langit yang berawan gelap.

"Kamu di luar, No?" tanya Iyok tiba-tiba.

Sebenarnya Fano sudah mengangguk, lalu ia sadar betapa bodoh respon itu, "Iya." jawabnya singkat. Entah apa motivasi Fano menelepon Iyok malam-malam jika hanya berakhir saling diam.

Terdengar langkah kaki dari seberang sana lalu diikuti bunyi berdecit. "Kamu buka jendela?" tanya Fano.

Iyok hanya terkekeh, tidak menyangka akan sepeka itu Fano dengan suara yang ia timbulkan. Apa Fano menyimpan Cctv di kamarnya?

"Udah malem. Tidur." Fano kembali menghembuskan asap rokok lalu menekan sisa yang ada pada asbak. Tidak tertarik untuk menghabiskan sisanya.

"Siapa yang telfon malem-malem ke aku?" sarkas Iyok.

"Aku." ucap Fano.

"Aku siapa?" nada kelakar Iyok keluarkan, sepertinya ia menahan senyum di ujung sana.

"Sahabatmu." lalu hening.

Stupid F | FaYok vers ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang