3.5 Bimbang

1.9K 209 191
                                    

[Senyum dalam segelas susu cokelat] pt.1

Np: Zigaz- Sahabat Jadi Cinta

*

Sudah 20 menit berlalu namun belum ada tanda-tanda Iyok selesai mandi. Fano khawatir, Iyok sering terjatuh dimanapun dan kapanpun. Kadar cerobohnya sudah melewati ukuran lelaki dewasa yang seharusnya lebih hati-hati dalam melakukan tindakan.

"Yok. Masih lama kamu?" Fano mengetuk pintu kamar mandi. Tidak ada suara.

Tok..tok..tok..
"Yok," diketuk beberapa kali dengan suara yang lebih besar dari sebelumnya "—kamu ga kenapa-napa kan? Jawab aku loh." suara Fano bergetar panik. "Aku dobrak! Kamu jangan nyesel sama apa yang aku lakuin nanti!" ancam Fano. Kepanikan menyerangnya mendadak.

"No!" panggil Iyok dari dalam. Disahut 'Iya' oleh Fano dengan telinga menempel pada pintu.

"Tolong." ucap Iyok singkat. Setelah di cek ternyata pintu kamar mandi tidak terkunci, Fano melangkah masuk.

"Kamu kenapa, Yok?" tanya Fano melihat Iyok duduk di pinggiran bath up.

"Tolong fotoin." ucapnya dengan senyum terkembang.

"Kenthir. Kaget aku, asu," umpat Fano membuat Iyok menyipitkan mata tidak suka. "—sini hpmu." pinta Fano dan dituruti.

" pinta Fano dan dituruti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ganteng yo aku." pujinya sendiri, Fano tersenyum. "Kenapa senyummu? Serem kayak pedofil." Iyok mencubit pinggang sang sahabat.

"Ganteng gimana sih, hm?" Fano membalas cubit di pipi lelaki berwajah seperti marmut itu.

"Mbakmu aku kedipin juga klepek-klepek sama aku, No." Fano hanya tersenyum sambil mengusap kepala Iyok. Bersyukur suasana hati sahabatnya mulai membaik.

"Kamu kalau aku kedipin juga klepek-klepek ga?" tanya Fano yang tangannya masih di kepala lelaki di hadapannya.

"Aku?" Iyok menunjuk dirinya sendiri. Fano tiba-tiba menggeleng dengan gerakan terburu, "Maksudku mbakmu." ralpatnya. Iyok berfikir; menaruh jarinya dibawah dagu dan pandangan mengarah ke atas.

"Udah ga usah pake mikir. Cepetan mandi, keburu malem." Fano melangkah keluar.

"Emang kenapa kalo malem?" Iyok memiringkan kepalanya.

"Ya nanti kamu masuk angin, Mbul. Aku ga mau kerokin kamu. Capek." Fano menyender di ambang pintu.

"Aku juga ga mau kerokin punggung kamu yang seluas samudera itu." Iyok melipat tangannya di depan dada.  Fano tersenyum. Hari ini ia banyak mengeluarkan sisi emosionalnya; terkekeh, tersenyum, kesal dan mendadak berubah dingin hanya karena sifat labil Iyok.

Stupid F | FaYok vers ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang