0.5 Prolog

8.2K 472 108
                                    

Siang yang terik membuat orang malas keluar rumah. Tiga pemuda dengan gaya "mati segan hidup tak mau" tampak berguling-guling tidak jelas di ruangan 3x5 meter.

Helaan nafas frustasi, beberapa kali umpatan hampir keluar dan kegelisahan menghampiri ketiganya. Kompak. Serempak.

"Kevin, Iyok. Pusing aku." keluh pemuda yang paling tinggi diantara yang lainnya. Menggulung badannya dengan selimut. Mengabaikan jilatan panas dari matahari yang masuk melalui kaca jendela, Air conditioner seolah kalah dengan bintang raya itu.

"Kenapa kamu?" tanya lelaki yang tiduran di karpet berbulu sambil makan keripik kentang. Setengah peduli, toh mengunyah lebih asyik dibandingkan mengeluh. Itu ucapnya 20 menit yang lalu kala teman-teman lainnya sibuk berkeluh kesah.

"Ga enak aku minta duit sama mama terus, tapi kalau kerja males. Apalagi dibawah pimpinan yang ga disuka. Gimana ya?" masih mengeluh seraya menutup mata dengan lengannya. Kesal dengan diri sendiri dan merasa tak berguna diumur produktifnya.

"Aku tadi mikir kerjaan yang cocok sesuai passion kita." yang berwajah bule duduk lalu menuju meja komputer. Mengabaikan raut penasaran dari penghuni kamar dan menggesekkan mouse.

"Passion kita? Rebahan sambil gibah maksudnya?" yang lagi ngemil akhirnya ditimpuk guling sama yang lebih tinggi. Total kesal karena aktivitas tidak jelas mereka terbongkar secara gamblang.

"Jalan-jalan maksudmu, Vin." dan diangguki.

"Fano kan punya kamera. Kamu, Yok, kan ada komputer, sama aku bisa ngedit video. Gimana kalau kita buat vlog di youtube, oke ga?" saran itu dihadiahi binar semangat dari dua yang lainnya. Seolah menemukan orang yang dikenal saat masuk neraka.

"Idemu mantep, Vin. Ayo aja aku." lelaki yang tinggi diketahui bernama Fano mengangguk setuju. Kesempatan buat menunjukkan eksistensinya sebagai manusia yang hidup dan ingin diakui keberadaannya.

Fano itu tipe lelaki yang peduli tetapi tidak suka diacuhkan. Kadang sikap kepeduliannya dianggap lain oleh orang lain. Mungkin yang perempuan bisa baper, sedangkan yang laki-laki bisa menganggapnya pencitraan.

Lelaki berkulit sawo matang itu sangat suka interaksi dengan banyak orang. Sifat ingin tahu dan jahil tidak membuat orang menjauh, justru itu daya tariknya.

Yang lagi ngemil si pemilik kamar bernama Iyok mengangguk, "Oke sih, cuma kita bertiga aja?"

"Bertiga dulu aja. Kita cuma buat konten vlog jalan-jalan aja kok." si blasteran mulai download aplikasi edit video di komputer Iyok. Sepertinya dia memang sudah sangat tidak sabaran untuk eksekusi ide di dalam kepala.

"Lebih mantep lagi kalau buat konten prank. Kan lagi hits tuh." saran tambahan dari Fano. Ide jahilnya menggelitik ingin di keluarkan.

"Boleh juga." sahut Iyok. Mengamini perkataan si sahabat yang tidak tahunya malah menjadi bumerang bagi dirinya nanti.

"Nama channelnya apa nih?" Fano mengambil posisi duduk di sebelah Iyok dan mencomot keripik kentang tanpa perasaan bersalah. Mendapat delikan kesal dari si empunya keripik namun hanya dibalas cengengesan tanpa dosa milik Fano. Iyok melengos mencoba ikhlas.

"Jangan aneh-aneh loh namanya, yang catchy tapi mudah diinget. Kalau bisa sih gabungan dari nama kita bertiga aja." saran Iyok.

Pemuda bule bernama Kevin dan Fano mengangguk. "Sayangnya nama aku sama Fano bukan huruf konsonan."

"KIF ya, Kevin, Iyok, Fano," suara Iyok terdengar menggantung "—masa gitu doang. Kentang ah kayak keripik." diakhiri keluhan dan dengusan sebal dari Iyok sendiri.

Lucu, Fano usak kepala si sahabat dari kecil. Tersenyum maklum kalau Iyok selalu bertanya tetapi dia juga yang menjawabnya. Terlampau hapal sifat yang sudah mendarah daging pada lelaki yang sudah menemani tahun demi tahun dalam ikatan pertemanan.

Diantara ketiganya, Kevin memiliki sifat paling dewasa. Pengendalian emosi yang bagus membuatnya menjadi penengah kala Iyok dan Fano bertengkar, walau hanya masalah sepele. Si pemuda blasteran Indo-Inggris ini sangat sabar, dilihat dari kuatnya dia LDR dengan sang pacar.

"Karena kontennya jalan-jalan gimana ditambah Trip?" saran tambahan diucapkan oleh Kevin.

"Masa KIF Trip. Kan nanti kita ga bakal cuma buat jalan-jalan, pasti bakalan berkembang. Aku sih mikirinya coba konten kita selain jalan-jalan sama prank ditambah review makanan, QnA, terus kalau bisa ditambah paranormal experience." ucap Fano.

"Tapi aku takut. Nanti kalau pas kita dateng ke tempat angker terus hantunya ngikut sampai rumah dan nyamar jadi guling gimana?," Iyok menatap nanar bungkusan keripik "—ga mau ah. Ganti aja, jangan paranormal, mending gaming aja."

Mengadu sampai bibirnya monyong, Fano yang gemas malah menarik bibir itu sampai tangannya dipukul oleh Iyok.

"Sakit loh. Ga kira-kira kamu." makin sewot dan Fano semakin gencar menjahili lelaki berpipi gembul itu. Kevin hanya geleng-geleng kepala. Mengerti bahwa dua temannya memang selalu begitu. Yang satu gampang kesal, yang satunya suka godain. Lengkaplah buat keributan kecil disetiap mereka berada pada ruang yang sama.

Iyok memiliki sifat manja. Mungkin karena anak bontot dan memiliki kakak perempuan yang juga sayang padanya. Semua kkeinginannya akan dituruti hanya dengan memasang wajah memelas dan bergelayut pada sang kakak atau si mama.

Lalu hening sejenak. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Sampai lampu imajiner menyala di kepala Iyok. "Gimana namanya Kiflyf aja." suaranya mengagetkan seisi kamar termasuk kucing yang tak sengaja lewat.

"Apaan tuh?"

"Kiflyf dari nama kita, Kevin, Iyok, Fano, nah lyf nya pelesetan dari Life." binar mata Iyok membuat Fano terhenyak.

"Bagus tuh. Tambahin TV boleh ga? Kan ini channel milik kita. Ya seakan-akan aja kita buat TV versi youtube dengan tokohnya kita-kita ini." Fano bersemangat dan itu menular pada sahabat yang lainnya.

"Oke Kiflyf TV, dan konten pertama kita adalah prank. Gimana?" Kevin bersuara setelah dari tadi menyimak dua sahabatnya yang beradu pendapat tentang nama channel youtube mereka.

"Boleh aja."
"Oke."

Dan senyum ketiga pemuda itu mengembang seiring warna jingga di langit yang merekah. Mereka belum tahu bahwa intensitas bertemu dan interaksi yang lebih sering dari sebelumnya menimbulkan rasa yang baru.

Rasa yang sulit dijelaskan. Perasaan bimbang dan bingung. Entah bagaimana akhirnya, semua baru dimulai. Perjalanan ini masih panjang, bahkan percikan itu masih belum timbul akibat dua hati yang masih meragu.

TBC


[A/N]

Terima kasih sudah spam Callmebebaja devanzian_23 Baixiyu

Halo, Love. Maaf untuk ngaretku.
Oh iya, ini baru prolog, jadi sabar dulu ya untuk ngeliat perkembangan mereka.

Stupid F | FaYok vers ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang