Gracie menutup loker itu kembali setelah mengambil seragam sekolah nya.
"Kau bersama siapa selama ini? Kau tinggal dimana? Kenapa menghilang?" Berkali kali Miyara bertanya kepada Gracie yang hanya mendapatkan respon diam saja.
"Kau bersama siapa selama ini?" Luve kembali mengulang pertanyaan Miyara.
"Chan."
"Chan siapa?" Miyara berdoa jika itu bukan orang yang ada di pikirkan nya.
"Grichan!"
"APA."
Miyara langsung bergerak menengahi antara Gracie dan Luve bersigap agar Luve menahan emosi nya "Luve, tenang. Kita belum tahu semuanya jadi jangan marah dulu yah." Miyara tersenyum kepada Luve.
Luve hampir saja meledak saat nama sepupu nya di sebut dari bibir Gracie, jika saja Miyara tidak berdiri di depan nya entah apa yang akan dilakukan nya pada Gracie.
"Baiklah, jelaskan cepat. Sungguh Gie apa yang sudah kau lakukan dan kenapa kau membawa Chan!"
Gracie sudah menduga Luve pasti akan meledak seperti di lihat nya "Karna dia baik." Jawab Gracie singkat.
"Baik? Lalu kau memanfaatkan nya hah? Ya tuhan Gie kau tahu kenapa aku melarangmu mendekati nya? Karna dia pria baik."
Gracie tersenyum "Lalu aku buruk? Hingga tidak boleh mendekati pria sebaik Chan?" Tanya Gracie tidak suka jika Luve mulai berlebihan.
"Kita semua tahu dan kau juga tahu." Luve langsung berbalik ke arah belakang karna tiba tiba benci dengan sikap Gracie yang suka memanfaatkan orang buat kepentingan nya.
Gracie langsung memeluk teman nya itu dari belakang "Aku membutuhkan nya kemarin, sangat membutuhkan nya Luve bahkan aku tidak bisa membawa Grelan yang kau tahu sendiri tanpa nya aku tidak bisa hidup." Gracie berharap Luve mengerti agar tidak kesal.
"Kau lebih memilih Chan, kenapa?"
"Karna Chan berbeda saat melakukan apapun di banding Grelan, dia baik."
Miyara semakin bingung dengan apa yang dikatakan Gracie bahkan Luve pun tidak mengerti.
"Aku tidak mengerti, memang nya apa yang kalian lakukan bersama?" Luve bertanya serius kepada sahabat nya itu.
"Aku belum bisa mengatakan nya."
"Baiklah, kau bisa lakukan sesukamu! Hari ini kau bisa bersama Chan, besok bersama Grelan dan besok nya kau juga bisa bersama Marvo jika kau sudah puas dengan nya." Luve langsung pergi dan membanting pintu kamar ganti.
Miyara menghela nafas melihat kedua sahabat nya bertengkar.
"Apa aku salah? Apa salah mendekati sepupu nya? Kenapa dia terlalu posesif sedangkan Chan biasa saja saat dengan ku."
"Chan pernah terluka."
Gracie terdiam.
"Dilukai oleh wanita."
"Lalu?"
"Sampai merusak saraf otaknya, hingga dia pernah dirawat di rumah sakit jiwa karna sangat tersiksa di tinggal wanita yang dicintai nya. Luve hanya tidak ingin itu terulang lagi."
Gracie mengerti.
"Chan trauma akan itu?"
"Entahlah, dia mulai tenang tahun ini. Tahun lalu dia selalu melukai dirinya sendiri hingga menangis sepanjang hari memanggil nama wanita itu."
"Siapa wanita itu? Dimana wanita itu sekarang?"
"Pergi entah dimana wanita itu. Membuat Chan merasa di cintai lalu meninggalkan nya."
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST ME
Teen Fiction[COMPLETED] WARNING: Ada adegan kekerasan fisik maupun mental. Wanita ini beruntung di lahirkan oleh kedua orang tua yang saling mencintai hingga membuat nya berpikir jika jatuh cinta itu pasti hal yang terindah yang akan terjadi di kehidupan nya...