"Masuklah." Marvo menatap Grelan yang bersandar di dinding. Grelan langsung berjalan dan menabrak bahu Marvo.
**
"Lan." Gracie sudah duduk dan menyapa saudara nya yang baru saja masuk.
Grelan berjalan mendekati Gracie dan duduk di samping wanita itu "Bagaimana keadaan mu sekarang?" Tanya Grelan.
Gracie diam dan hanya menatap saudara nya di samping.
"Aku bertanya, jangan hanya menatap."
Gracie mendekati pria di samping nya dan langsung memeluk Grelan.
"Aku kehilangan nya sebelum dia lahir bahkan berkembang Lan." Gracie tiba tiba sedih mengingat ada bayi di dalam perutnya.
"Siapa yang melakukan nya? Maro?" Tanya Grelan menatap Gracie. "Dia pergi setelah mendengar kamu keguguran, dia pelaku nya? Akan ku bunuh jika benar dia yang membuatmu kehilangan nya." Sambung Grelan menatap sekilas perut Gracie.
"B-bukan."
Maro pergi? Ya tuhan, apa dia menemui Nara? Astaga apa yang akan di lakukan nya pada Nara. Oh tidak, bagaimana jika Maro melakukan hal gila pada Nara.
"Kamu serius? Jangan berbohong."
"Aku serius," Ucap Gracie langsung berdiri. "Aku ingin pulang." Sambung Gracie.
"Kamu gila? Tidak, tetaplah berbaring di sini sampai keadaan mu benar benar membaik." Jawab Grelan sungguh kesal melihat Gracie yang ingin pulang begitu saja.
"Aku sudah membaik."
"Tidak, ku bilang tidak. Tetap disini." Jawab Grelan menatap Gracie.
Gracie hanya menghela nafas dan berharap Maro tidak melakukan hal gila pada Nara.
••••••
Marvo melajukan mobilnya, mencari keberadaan Maro yang tiba tiba menghilang dari rumah sakit. Marvo tahu ada yang tidak beres dengan pria itu, ada yang di sembunyikan Gracie darinya. Marvo akan sangat kecewa jika Gracie menyembunyikan kesalahan Maro. Jika benar Maro, sungguh dia akan bertanggung jawab atas kematian anak nya yang belum lahir.
"Maro." Millie menyapa saat melihat pria yang di rindukan nya berdiri di depan pintu tempat tinggalnya.
Marvo menoleh dan mendapatkan wanita menyapa nya dengan nama kembaran nya.
"Lama tidak melihatmu, akhir akhir ini kau lupa alamat rumah mu? Aku merindukan mu." Millie sungguh kesal melihat pria di depannya.
"Aku bukan Maro." Jawab Marvo menatap wanita di sampingnya.
"Ohh," Jawab Millie tersenyum. "Kenapa kau kemari? Awalnya kupikir kau Maro, ini pertama kali nya kau datang kemari. Ada apa? Yang kutahu Maro tidak punya keluarga lagi. Kau yang saudara kembar nya sendiri bahkan tidak pernah menganggap nya ada." Sambung Millie menatap pria yang berdiri di depan nya.
"Dia tidak ada, aku akan pergi." Marvo langsung hendak berjalan.
"Terjadi sesuatu?" Tanya Millie menghentikan Marvo. "Karna yang kutahu, jika kau datang kemari itu artinya terjadi sesuatu yang serius bukan? Dimana Maro sekarang? Apa dia baik baik saja?" Tanya Millie menatap meminta penjelasan.
"Baik baik saja? Kau tahu sendiri kesehatan nya selalu membuat semua orang khawatir di dekatnya." Jawab Marvo dan langsung pergi.
Millie menatap benci saudara kembar Maro yang baru saja pergi "Yang kutahu kau penyebab semua itu terjadi, kau tidak pernah berada di sisi nya saat dia membutuhkan mu." Ucap Millie dan kembali ke tempat tinggalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST ME
Teen Fiction[COMPLETED] WARNING: Ada adegan kekerasan fisik maupun mental. Wanita ini beruntung di lahirkan oleh kedua orang tua yang saling mencintai hingga membuat nya berpikir jika jatuh cinta itu pasti hal yang terindah yang akan terjadi di kehidupan nya...