Setelah kejadian memalukan itu semua murid menjauhkan Bianca bahkan banyak sekali yang memposting fotonya saat menangis di hari itu.
"Benar benar gadis yang malang."
Varga yang duduk di atas meja dan melipatkan tangan nya menatap teman nya "Bianca berhenti dari sekolah dan katanya dia juga pindah ke luar negeri entah ke mana." Varga memberi info yang dia tahu kepada teman teman nya.
"Sungguh? Sudah kuduga."
"Dia bisa mati depresi jika bertahan di sekolah ini."
"Benar, lebih baik jika dia mati di luar sana daripada di tempat ini. Akan sangat menyeramkan jika sekolah ini lagi lagi berduka."
Semua murid terus membicarakan wanita malang itu dan hanya satu murid yang sangat senang mendengar itu bahkan akan membuat pesta malam nanti.
"Ve, lama sekali mengambil tas mu. Ayo kita pergi," Ucap Miyara berdiri di depan pintu. "Gie dan Luve sudah tidak sabar datang ke rumah mu malam ini." Sambung Miyara yang menatap Vereda berdiri di tempatnya.
"Oke, let's go." Ucap Vereda yang berjalan menghampiri Miyara. "Jangan lupa malam ini yah." Sambung Vereda menatap anak anak yang belum pulang.
"Oh tentu." Balas mereka menatap Vereda.
******
Dentuman musik yang sangat keras mengelilingi rumah sebesar ini membuat mereka menggoyangkan tubuh mereka dan berlompat lompat di tengah lampu yang berkelap kelip.
"Siapa mereka? Aku tidak mengenal mereka semua." Ucap Vereda setelah menyadari ada tamu tak di undang. Yang dia tahu dirinya hanya mengundang teman sekolah nya saja.
"Oh tenang, lima pria tampan itu aku yang mengundang nya." Balas Luve lalu melambaikan tangan nya ke mereka yang baru saja datang.
"Siapa mereka?" Tanya Miyara penasaran.
"Hanya pria tampan." Ucap Luve lalu tersenyum kepada Miyara.
"Oke, mari kita nikmati malam ini," Ucap Gracie berdiri dari duduk nya lalu berjalan menghampiri lima pria itu.
"Gie sudah mabuk."
"Aku juga selalu mabuk jika ada pria tampan." Balas Luve lalu berjalan mengikuti langkah Gracie.
Vereda menatap Miyara hingga membuat nya menunjukkan jari manis nya "Aku sudah bertunangan." Ucap Miyara yang sangat setia kepada tunangan nya.
"Setia di umur kita sekarang tidak di anjurkan sayang." Ucap Vereda yang berdiri merapikan pakaian ketat nya lalu mengejar Gie dan Luve.
"Sial." Miyara mengumpat karena hanya bisa diam di tempat duduk nya.
"Hey gadis cantik."
"Dia temanku, Gie dan Vereda." Luve memperkenalkan mereka ke pria kenalan nya.
"Senang melihat wanita cantik seperti kalian."
"Lima pria ini bersekolah di High kings." Ucap Vereda menoleh ke teman nya.
Gracie melangkah mendekati mereka lebih dekat "Aku baru tahu sekolah itu menyimpan banyak pria tampan seperti kalian." Ucap Gracie terpesona melihat mereka semua.
"Kau juga sangat cantik, mau menari denganku?" Salah satu dari mereka menawarkan tangan nya di depan wajah Gracie.
"Tentu." Gracie tentu menerima uluran nya dan berjalan ke arah tengah.
"Bagaimana jika aku bersama mu?"
"Aku sudah pacar, aku memberitahu agar kau bisa waspada nanti." Ucap Vereda tersenyum nakal di depan pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST ME
Teen Fiction[COMPLETED] WARNING: Ada adegan kekerasan fisik maupun mental. Wanita ini beruntung di lahirkan oleh kedua orang tua yang saling mencintai hingga membuat nya berpikir jika jatuh cinta itu pasti hal yang terindah yang akan terjadi di kehidupan nya...