Nara terus mengeluh dan terus bertanya sampai kapan perjalanan ini selesai. Nara tidak menyangka pria ini membawa nya naik ke puncak dan melewati hutan yang cukup menyeramkan walaupun langit masih cerah.
"Apa masih jauh?" Nara bertanya kesekian kali.
"Sebentar lagi, sudah lelah?"
"Sangat, apa sebentar lagi akan sampai?" Tanya Nara lagi.
"Mau ku gendong?" Al menawarkan punggung belakang nya.
"Serius?"
"Naiklah." Kata Al dengan sangat yakin.
Nara langsung naik tanpa berpikir lagi karena dirinya benar benar sudah kelelahan berjalan jauh.
Setelah lima menit Al menurunkan Nara hingga membuatnya bingung.
"Hm sudah kuduga, kamu tidak mungkin kuat menggendongku."
"Sudah sampai."
"SUDAH? Serius? Ah, pantas saja kamu menawarkan untuk menggendongku, ternyata sudah hampir sampai."
"Berbaliklah."
Nara pasrah dan mencoba berbalik dan terdiam, entah kenapa dia diam, hanya saja suasana tenang di depan nya membuatnya cukup lama menikmati pemandangan yang jarang di lihatnya.
"Aku belum pernah melihat sesuatu yang indah seperti ini, rasanya menenangkan."
Al langsung merangkul dan memeluk wanita di depan nya "Untuk melihat keindahan terkadang proses nya sulit, jadi harus bersabar menunggu." Ucap Al membuat Nara terdiam.
"Sama hal seperti aku menunggu di sukai olehmu, seperti itu?" Tanya Nara dan berbalik menatap Al.
"Kenapa menyukai ku?" Al sedikit penasaran.
"Kamu berbeda dari yang lain." Jawab Nara.
"Aku sama saja, aku tidak pernah memberitahu jika aku sudah menikah, bukankah brengsek menginginkan mu? Aku selalu terlihat menolak mu padahal itu hanya alasan agar kamu terus mengejar ku. Melihat mu tidak bosan terus mengejar ku itu sangat menyenangkan."
"Jadi selama ini aku tertipu oleh wajah mu yang menyebalkan itu?" Tanya Nara.
"Kamu tidak benci walau sudah ku katakan hal tadi?"
"Kenapa aku harus membenci mu? Sudah ku katakan berkali kali jika aku jatuh cinta padamu bahkan setelah tahu kamu sudah menikah, aneh saja aku tetap menyukai mu. Aku bahkan tidak perduli jika kamu sudah mempunyai istri, lagi pula kalian akan bercerai bukan?"
Al langsung memeluk wanita di depan nya dan tersenyum lebar. Nara pun memeluk Al dengan sama eratnya.
Tahu kenapa aku sangat menyukai mu Al? itu karena aku melihat ada cinta yang tulus di mata mu saat kau mencintai seseorang, itu sebabnya aku mengincar untuk di cintai oleh mu. Batin Nara yang tersenyum lebar sambil menatap pemandangan indah dari atas sini bersama pria yang di sukai nya.
********
"Itu terlalu kuno."
"Baiklah bagaimana kalo yang ini?"
"Terlalu tertutup."
"Luve kenapa kita terus berdebat padahal yang akan menikah dia," Miyara menatap Gracie yang santai bersandar di ranjangnya. "Kenapa tidak Gracie saja yang memilih pakaian nya?" Tanya Miyara menatap sahabatnya yang terus bermain ponsel.
"Gracie menyuruh kita kemari yah pasti untuk membantu memilih ini bukan?" Tanya Luve menatap Miyara.
"Tapi tetap saja, bisa kah kau bersuara Gie. Setidaknya tunjuk beberapa yang kau minati."
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST ME
Teen Fiction[COMPLETED] WARNING: Ada adegan kekerasan fisik maupun mental. Wanita ini beruntung di lahirkan oleh kedua orang tua yang saling mencintai hingga membuat nya berpikir jika jatuh cinta itu pasti hal yang terindah yang akan terjadi di kehidupan nya...