Ucapan Vereda dan Bianca membuatnya tambah bingung, benar atau tidak yang jelas hanya Gracie yang bisa memberitahu kan fakta sebenarnya.
Maro berjalan mencari sosok Gracie yang pergi bersama Marvo entah kemana. Maro bertanya kepada salah satu teman sekolah nya dan mereka hanya menunjuk ke arah taman belakang sekolah.
Maro terus berjalan dan melewati banyak kelas sampai menghentikan kaki nya di depan pintu karena mendengar suara. Maro menatap ke atas yang menunjukkan kelas yang masih di renovasi karena kerusakkan atap yang berlubang.
Maro terdiam saat membuka pintu itu, betapa terkejut nya saat sosok yang dicari nya berada di atas meja dengan pria yang mencium nya dengan sangat nafsu.
Penyambutan yang bagus gie, kalian berciuman.
Maro langsung membanting pintu itu hingga tertutup rapat dan langsung pergi dari sana.
"Sialan!" Marvo mengumpat karena seseorang menghancurkan suasana saat dirinya sedang asik bercumbu dengan Gracie.
"Oke cukup." Gracie langsung membenarkan pakaian nya dan mengancingkan kembali bajunya.
Marvo pun ikut merapikan pakaian nya dan meresleting celana nya kembali.
"Aku keluar." Gracie langsung pergi dahulu dan menatap sekeliling di luar.
Sial, itu pasti dia.
******
BRAKK!
"Maro?" Semua orang terkejut saat Maro membuka pintu dengan sangat kasar.
"Hey bung, kau dari mana saja?" Varga menghampiri Maro yang baru saja tiba.
"Wow, kau akhirnya kembali." Miyara ikut tersenyum melihat kedatangan pria itu.
"Kau pergi kemana saja?"
"Apa benar, kau hilang karena ulah kembaran mu?"
"Kau gila?" Nara berdiri dan langsung menghampiri geng wanita yang duduk di belakang.
"Santai Nara! Belakangan ini kau aneh sekali."
"Benar, kau langsung marah saat nama Marvo di sebut."
"Tutup mulutmu itu!" Nara langsung kembali duduk.
"Astaga."
"Sensitif sekali dia."
"Oh baby, duduk lah di tempatmu ini." Bianca yang sedang duduk di atas meja mengarahkan Maro agar duduk di tempat lama nya.
Maro langsung berjalan menghampiri Bianca dan langsung mengecup bibir nya sekilas. Sontak yang lain sungguh terkejut dan menatap ke arah mereka.
Bianca yang dapat serangan tiba tiba pun ikut terdiam antara senang dan terkejut.
"Wow!" Luve langsung bersuara.
"A-apa itu?" Tanya Bianca.
Maro menundukkan kepala nya "Terima kasih." Jawab Maro.
"Terima kasih untuk?"
"Karena sudah merindukan ku." Bisik Maro membuat Bianca tersenyum lebar.
Bianca langsung menarik leher Maro dengan keberanian nya, membalas dengan ciuman sekilas yang seperti Maro lakukan.
"Sama sama." Ucap Bianca setelah melepaskan ciuman mereka.
Semua murid hanya bisa terdiam melihat aksi mereka berdua tanpa berkata.
"Shit!"
Gracie mendorong Maro dan langsung menampar Bianca. Entah setan apa yang merasuki Bianca sampai berani mencium Maro di depan banyak orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST ME
Teen Fiction[COMPLETED] WARNING: Ada adegan kekerasan fisik maupun mental. Wanita ini beruntung di lahirkan oleh kedua orang tua yang saling mencintai hingga membuat nya berpikir jika jatuh cinta itu pasti hal yang terindah yang akan terjadi di kehidupan nya...