PART 23. 2020: Keluar dari pikiranku

1K 78 11
                                    

Happy New year
1 Januari 2020

Happy Reading

Maro Pov

"Aku membeli bahan makanan, masak jika lapar." Wanita itu masuk dan tersenyum.

Aku menatap ke depan, melihat wanita itu membawa keperluan ku untuk tinggal disini. Percaya atau tidak, hanya dia yang paling memahami ku sedari dulu dan selalu ada bersamaku.

"Aku akan pulang." Katanya lalu tersenyum kepadaku.

"Baik, terima kasih."

"Sudah lama, kenapa memilih tempat ini lagi? Kau bisa tinggal di apartemen mu. Kenapa memilih kota ini dan jauh dari ku?" Tanya Millie.

"Saat seseorang tidak menginginkan mu lagi, kau harus apa?" Aku bertanya pada sahabat ku itu.

"Apa dia membuang mu lagi? Sungguh, dia sekejam itu? Sudah cukup. Berhenti mengalah dan ambil bagian mu juga!"

Aku tertawa, wanita itu paling sensitif jika menyangkut seseorang melukai ku. Aku tersenyum, setidaknya masih ada orang yang tersakiti saat melihat ku terluka.

"Seharusnya kau, kau pemilik semua nya, dari awal tuan rumah itu memilih mu menjadi anak nya lalu Marvo merebut semua nya, dia berlaga tidak mau saat kalian di usir tapi dia berhenti dan tiba tiba tertarik mendapatkan semua itu dan meninggalkan mu. Di hari itu kau bisa saja rebut tapi tidak. Kau memilih nya dan dia memilih tuan rumah itu, kalau aku jadi dirimu, aku akan memilih tuan rumah itu dan menguasai harta nya."

"Dia menginginkan semua nya dan aku tidak butuh semua itu lagipula tuan rumah itu hanya butuh satu anak putra untuk di jadikan pewaris dan aku tidak berminat menjadi putra angkat nya. Biarkan saja, dia hidup sebagai raja di istana itu."

"Kau hidup dari belas kasihan nya, dia memberi mu apartemen dan uang. Kau akan terus hidup seperti itu? Lihat dia, dia menguasai semua nya setelah kematian tuan rumah itu, dia jadi pemilik tunggal."

"Setelah kematian kedua orang tua ku, kau pikir aku hidup? Raga ini mungkin nyata tapi jiwa ku sudah mati bersama mereka. Melihat mereka tewas di bunuh di depan mataku sendiri benar benar menyiksa, saat itu aku masih sangat kecil, apa anak seusia ku saat itu siap melihat semua itu? Kau pun tahu alasan kenapa aku tidak tertarik menjadi seperti mereka, akan mengingatkan ku tentang insiden itu dan sekarang kau membuatku ingat lagi."

"Maaf."

"Maaf, sungguh. Aku tidak bermaksud membuat mu mengingat itu lagi." Sambung Millie.

"Hati hati, penerbangan mu sebentar lagi bukan?"

"Baik, aku pergi. Setelah tugas kuliah ku selesai aku akan datang lagi kemari." Jawab Millie. "Sungguh, aku tidak bermaksud-"

"Iya, aku mengerti."

Aku terdiam setelah kepergian Millie. Aku tahu dia tidak bermaksud, lagi pula aku tidak pernah benar benar melupakan insiden itu, ingatan ku terus kembali melihat darah dan senjata setiap hari. Hanya satu cara melupakan itu dalam sekejap, hanya saat bersama Gracie. Aneh tapi sudah terbukti, aku lupa semua itu saat bersama nya, aku mulai bernafas seperti orang normal di dekatnya. Dia memberi ku udara yang selama ini ku butuhkan dan sekarang aku kehilangan udara ku.

Jauh dari mu membuatku sesak, aku mulai tersesat.

•••••••

PLAKK

"Kau gila?"

"Kau yang gila karena tidak bisa menghentikan perjodohan mu!"

"Kau pikir aku mau menikahi kekasih mu? Aku juga sudah punya kekasih!"

JUST METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang