"Dimana Gie?" Tanya Vereda tiba tiba penasaran Gracie yang menghilang di samping Luve.
Luve pun tersadar "Oh, dimana dia?" Bahkan dia pun terlihat bingung. "Mungkin ke toilet." Sambung Luve menatap Vereda.
"Halo kakak tiri."
Vereda terdiam, seseorang berbisik di belakang nya. Dia tahu betul suara siapa itu.
"Ah, aku akan pergi." Ucap Luve sadar diri jika dirinya harus meninggalkan kakak beradik yang saling jatuh cinta itu.
"Heros, ada banyak orang yang mengenal kita, jangan berulah." Ucap Vereda yang masih menatap Miyara dan pasangan nya berdansa.
Heros langsung membalikkan tubuh wanita di depan nya "Ayo berdansa, kurasa saudara juga bisa berdansa bersama." Bisik Heros mengoda kakak tiri nya.
Vereda tersenyum, adik tiri nya selalu bisa membuat nya luluh. Heros membawa wanita di depan nya sedikit ke tengah dan memulai berdansa seperti yang lain.
Heros memeluk tubuh wanita di depan nya dan mulai menjatuhkan kepala nya ke tempat titik sensitif wanita di depan nya, mengecup hingga menjilati nya cukup lama.
Vereda terdiam dan terpejam mulai menikmati sentuhan pria yang memeluk nya, pria di depan nya tahu betul cara membuatnya sedikit terangsang."Sial, ada banyak orang di sini." Ucap Vereda sadar lalu menghentikan aktivitas menyenangkan barusan.
"Baiklah, ayo pinjam salah satu ruangan di rumah ini." Sambung Heros membawa wanita di depan nya yang membuatnya sedikit kesal karena menghentikan sentuhan nya.
••••••
"Jauhi Maro."
"Apa?"
"Aku benci-" Ucap Marvo menatap wanita di depan nya.
Gracie terkekeh lalu tersenyum miring "Kenapa aku harus menjauhi nya?" Tanya Gracie sungguh aneh melihat Marvo membenci saudara nya sendiri.
"Dia pernah ingin membunuhku dan dia bisa saja menyakiti mu karena aku." Ucap Marvo yang sungguh tahu betul ada yang tidak beres dengan saudara nya, belakangan ini ada sesuatu yang membuat Marvo curiga. Entah apa yang di rencanakan kembaran nya, yang jelas Marvo hanya tidak ingin Gracie terluka.
Gracie terdiam, dia tahu. Chan pernah memberi tahu info itu kepada nya, dia tahu Maro selalu ingin membunuh kembaran nya. Seperti yang di katakan Chan, kapan saja Maro bisa membunuh kembaran nya.
"Dia itu monster, dia bisa berubah dalam sekejap. Jauhi dia, aku takut sesuatu terjadi padamu saat aku tidak bersama mu nanti." Ucap Marvo yang sungguh takut terjadi sesuatu kepada Gracie.
"Tenang saja, aku bisa jaga diriku." Ucap Gracie lalu berbalik ke arah pintu.
"Sungguh Gie, jangan pernah percaya padanya."
Gracie sedikit terkejut, dirinya tahu apa maksud yang di katakan Marvo. Jika benar, itu bisa jadi terjadi.
Tidak! Dia baik padaku, jangan terlalu percaya. Marvo mungkin saja benar tetapi soal menyakiti ku, aku tidak yakin Maro akan melakukan itu, dia tidak mungkin menyakiti ku hanya karena membenci Marvo.
"Aku tidak menakuti mu, aku hanya membuatmu untuk menjaga dirimu saat aku tidak di dekat mu nanti." Sambung Marvo menatap wanita di depan nya.
Gracie tersenyum miris, ucapan pria di depan nya seakan ingin mengatakan berjaga jarak dengan nya, ah tentu, akan selalu ada Nara di dekat nya, bukan dirinya.
Gracie langsung berbalik dan meninggalkan Marvo yang masih berdiam diri di tempat nya.••••••
Luve terkejut, sesuatu tiba tiba menghangati tubuhnya, Grelan. Entah sejak kapan Grelan sudah berada di belakang nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST ME
Teen Fiction[COMPLETED] WARNING: Ada adegan kekerasan fisik maupun mental. Wanita ini beruntung di lahirkan oleh kedua orang tua yang saling mencintai hingga membuat nya berpikir jika jatuh cinta itu pasti hal yang terindah yang akan terjadi di kehidupan nya...