Maro hanya diam, bisa berdansa lagi bersama wanita di depan nya membuatnya sangat senang, bisa menyentuh kulitnya lagi dan meraba punggung nya membuatnya menatap mata cantik itu yang sedang menatap nya juga.
Maro langsung mencoba menghindari tatapan nya agar wanita di depan nya tidak mengetahui atau mencurigainya. Bisa menyentuh tubuhnya saja sekarang sudah cukup baginya.
Aku senang melihatmu, aku senang kau hidup dengan baik. Aku juga senang aku masih ada di pikiranmu. Kedatangan mu sudah menjawab semua nya, tapi kenapa kau hanya diam dan melihat semuanya berjalan lancar? Lalu sekarang tidak berani menatapku?
Maro langsung melepaskan Gracie saat musik nya kembali berganti dan berbalik pergi mencari pasangan lain. Gracie terdiam saat tangan nya di lepas lagi dan melihat pria itu di ambil wanita entah siapa.
"Hey." Bisikkan suara Marvo membuat Gracie kembali tersadar dan berbalik menatap pria di depan nya.
"Aku ingin istirahat." Ucap Gracie menatap Marvo.
"Baik, aku antar ke kamar."
"Jangan, kalo kamu mengantarku, lalu bagaimana dengan tamu nya? Aku bisa pergi sendiri."
"Baik, aku akan menyusul setelah acara ini selesai."
Gracie pun pergi meninggalkan Marvo dan melewati Maro yang sedang berdansa bersama orang lain, mereka pun saling menatap walau hanya sekilas.
Dia mengenali ku. Batin Maro saat melihat tatapan nya.
******
Vereda yang sedang berdiri sendirian di sudut tempat minuman menoleh ke sosok yang mencurigakan, wanita itu berjalan perlahan sambil menutupi wajahnya dengan tas kecil, Vereda langsung berjalan menghampiri nya dan menariknya hingga melihat wajahnya.
"Bianca?"
"Apa yang kau lakukan di sini?" Sambungnya.
"Kenapa kau disini Ve, carilah pasangan dan berdansa di sana." Ucap Miyara tiba tiba datang dan belum menyadari jika ada bianca.
"Sepertinya penjagaan mu mengecewakan Mi, lihat wanita ini bisa masuk." Vereda menatap Bianca yang berdiri di belakang Miyara.
Miyara langsung menoleh ke belakang dan terkejut melihat Bianca berada di pesta pertunangan Gracie dan Marvo.
"Ya tuhan jika Gracie tahu kau ada di sini habislah dirimu, jadi cepat pergi. Aku tidak akan biarkan acara ini hancur karena mu!" Miyara mendorong dorong agar Bianca keluar.
"Oke, tidak perlu mendorongku! Aku bisa pergi sendiri."
Millie yang melihat Bianca di usir membuatnya mengumpat "Bodoh." Ucap nya karena Bianca ketahuan berada di pesta ini.
"S-siapa yang bodoh? Aku? Kenapa aku bodoh?"
Mendengar pria di depan nya bertanya membuatnya kembali mengumpat dalam hati "Bukan, bukan kau." Ucap Millie lalu pergi dari hadapan pria di depan nya.
"Nama mu siapa?"
Millie berbalik menatap pria yang bertopeng itu "Mil...." Belum selesai menyebutkan nama nya Millie langsung pergi menyusul Bianca yang di usir. Lagipula tidak penting untuk memberi tahu nama nya kepada pria asing.
"Mil? Milk? Suara nya kecil sekali hingga tidak jelas aku mendengar nama nya." Heros mengeluh karena penasaran siapa nama wanita yang berdansa bersama nya barusan.
Heros melihat Vereda yang berdiri sendiri membuatnya menghampiri wanita itu "Bagaimana jika kita berdansa?" Heros mengulurkan tangan nya di depan Vereda. "Aku sedang tidak ingin mengenang masa lalu, berdansa saja bersama selingkuhan mu!" Jawab Vereda yang menyindir mantan kekasih nya sekaligus adik tirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST ME
Teen Fiction[COMPLETED] WARNING: Ada adegan kekerasan fisik maupun mental. Wanita ini beruntung di lahirkan oleh kedua orang tua yang saling mencintai hingga membuat nya berpikir jika jatuh cinta itu pasti hal yang terindah yang akan terjadi di kehidupan nya...