"Ahh...akh..."
Aku terus mengerakkan tubuh ku di atas pria ini, persetan jika pria ini hanya diam saja dan menatap ku dengan tatapan kosong.
"Akh maroo."
Aku terus membayangkan diriku bersama Maro saat pertama kali kami bercinta di dalam ruangan surga itu. Sekarang seakan nyata, berada di atas tubuhnya adalah gaya favorit ku dan membayangkan nya menikmati tubuhku membuatku tambah melayang menginginkan nya lagi dan lagi.
Aku menjatuhkan tubuhku di pelukkan pria ini karena sudah lelah.
"Sialan, aku menginginkan mu lagi." Bianca menatap robot yang sama persis seperti Maro di bawah tubuhnya.
"Aku juga." Mendengar jawaban robotku membuatku tersenyum, suara nya bahkan sama persis seperti Maro.
Semua orang pasti akan mengangapku gila karena melakukan hasrat ku kepada robot yang ku buat sama persis seperti Maro. Ketahui saja, semua nya di rancang sama dan tidak ada yang berbeda bahkan robot ini bisa membuatku terangsang hanya karena meremas payudara ku sekali. Cukup salut, teknologi sekarang sedikit membuatku tidak kesepian.
"Kenapa kau tidak mencintaiku Maro? Aku rindu sentuhan mu itu." Aku menatap robot yang kuberi nama Marovel ini.
"Marovel Drekson, kau membuatku tidak waras, kau selalu berada di pikiran dan di hatiku! Sialan, kau harus tanggung jawab karena sudah membuatku jatuh ke pesona mu! Aku sangat mencintaimu sayang." Aku tersenyum lalu meremas junior yang kenyal ini di tangan ku.
Sial, aku jadi rindu desahan Maro.
******
"Tumben sekali dia cepat tidur." Millie duduk di atas ranjang tepat di sebelah Maro. Sangat jarang melihat pria di samping nya ini tidur di jam sekarang.
Millie bersandar meratapi kehidupan sahabatnya. Millie sangat tahu pria ini sangat kesepian dan terus memikirkan mantan nya dahulu, hanya saja dia harus menepati janji yang sudah di buatnya sendiri. Kita lihat saja nanti, siapa yang akan jadi pemenang di antara cinta dan ego.
Kau pembohong yang ahli, kau seakan sesak saat bersama nya tetapi sebenarnya dia adalah udaramu.
"AAKH! AKH."
"Maro Maro." Millie langsung cemas dan mendekati Maro yang tiba tiba berteriak.
"Ekhm."
Millie terdiam melihat Maro yang tiba tiba mengigau marah marah lalu seketika menghela nafas seperti ingin menangis.
"Maro." Millie mencoba membangunkan nya tetapi pria ini tiba tiba berhenti mengigau.
Millie langsung mengusap kepala nya berharap Maro kembali tidur dengan tenang. Kau selalu bermimpi buruk seperti ini? Itu sebabnya kau selalu bekerja sampai takut untuk tidur? Astaga bodoh sekali aku tidak sadar akan hal itu. Ternyata kau hanya ingin menghindari mimpi buruk mu setiap tidur.
******
Cahaya pagi yang memantul ke jendela membuat Maro mengerakkan tubuhnya dan terbangun. Melihat dirinya tertidur di lengan Millie membuatnya kebingungan.
"Kau sudah bangun?" Millie duduk lalu mengerakkan tubuhnya.
"Kenapa aku tidur di lengan mu?" Maro penasaran kenapa Millie tidur di samping nya.
"Entahlah, kau banyak bergerak lalu tertidur di lengan ku. Ah liat lah tangan ku jadi sakit karena kepala mu itu." Millie berpura pura sakit sambil mengerakkan tangan nya.
"Ohh."
"Kau bermimpi indah atau buruk semalam?" Tanya Millie serius saat Maro beranjak turun dari ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST ME
Teen Fiction[COMPLETED] WARNING: Ada adegan kekerasan fisik maupun mental. Wanita ini beruntung di lahirkan oleh kedua orang tua yang saling mencintai hingga membuat nya berpikir jika jatuh cinta itu pasti hal yang terindah yang akan terjadi di kehidupan nya...