"Ah, melihat ini. Makan di luar sepertinya memang pilihan tepat."
Gracie terkejut saat baru masuk kedalam rumah kecil milik Maro. Hanya ada satu tempat tidur dan satu sofa panjang di dalam rumah ini. Sungguh ini tidak bisa disebut rumah sama sekali.
"Kamu tidak punya sesuatu seperti kompor? Kulkas? Lihatlah bahkan piring pun tidak ada? Bagaimana bisa manusia hidup disini?" Gracie menatap Maro yang berdiri santai meratapi rumah nya.
"Ayo cari makan di luar." Maro menarik wanita yang sungguh terkejut melihat kondisi rumah nya.
"Tunggu." Gracie melepaskan tangan nya.
"Bagaimana kamu makan selama ini? Apa yang kamu lakukan di tempat ini? Ku pikir ada sesuatu yang menarik hingga membuatmu betah di kota ini ternyata tidak ada, bagaimana bisa kamu bertahan sampai sekarang?"
"Millie selalu membeli banyak makanan dari minimarket tapi sudah habis."
"Millie? Oh dia bersamamu selama ini?"
"Iya, sekarang dia sudah pulang."
"Bagaimana denganmu?"
"Apa?"
"Tidak ingin pulang juga?" Gracie melangkah mendekati Maro.
"Ini rumah ku, aku mau pulang kemana lagi?" Tanya Maro membuat Gracie terdiam.
"Kamu juga punya rumah di New york."
"Pulanglah besok." Perintah Maro menyuruh Gracie pergi besok dan berjalan ke arah sofa.
"Aku akan pulang jika kamu ikut bersamaku." Jawab Gracie.
"Baiklah, tetaplah disini. Aku tidak akan pergi kemana mana."
Sial, dia benar benar sungguh tidak akan pulang? Ah apa aku akan terjebak selamanya disini?
"Sudah, pulanglah besok." Maro melipat kedua tangan nya dan menebak pikiran wanita di depan nya yang akan tersiksa jika berada di tempat nya.
"Sudah ku bilang aku akan pulang jika bersamamu."
Tok..Tok..Tok
"Siapa itu?" Gracie menoleh ke arah pintu.
Maro langsung berdiri dan membuka pintu nya. Maro memberi uang kepada nya dan menutup pintunya kembali. Maro meletakkan dua kantong ke sofa.
"Aku memesan nya saat kamu ingin sekali makan di rumah."
"Jika tahu kondisi rumah mu seperti ini, aku pasti akan memilih makan di luar."
Setelah lelah berdebat mereka hanya diam, sedangkan Maro sibuk menelan makanan nya. Gracie terdiam melihat Maro begitu santai makan dengan tangan nya langsung tanpa sendok.
"Serius tidak ada sendok di rumah ini?"
"Ada satu."
"Dimana?" Gracie berdiri begitu senang mendengar jika ada sendok.
Maro menoleh "Entahlah, aku lupa menaruh nya dimana." Jawab nya membuat Gracie kembali duduk.
Gracie hanya diam tanpa menyentuh makanan nya, melihat sekitar nya langsung membuat selera makan nya hilang.
Maro berhenti makan dan mencuci tangan nya lalu berdiri di depan Gracie "Kamu menjanjikan hal menarik, aku ingin melihat nya sekarang." Maro menagih janji Gracie.
Dia pura pura tidak tahu atau apa? baru masuk ke rumah nya saja itu sudah menghancurkan imajinasi ku.
"Sudah hilang, tidak ada hal yang menarik, kondisi rumah mu sudah menghancurkan semua nya Maro." Jawab Gracie jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST ME
Teen Fiction[COMPLETED] WARNING: Ada adegan kekerasan fisik maupun mental. Wanita ini beruntung di lahirkan oleh kedua orang tua yang saling mencintai hingga membuat nya berpikir jika jatuh cinta itu pasti hal yang terindah yang akan terjadi di kehidupan nya...