"Mereka masih berlibur?" Luve bertanya sambil berjalan di samping Gracie. "Masih." Gracie mengangguk.
"GUYSSSS!"
Luve dan Gracie langsung menoleh dan mendapati Miyara yang berdiri tak jauh dari mereka. Miyara belari dan mengatur pernapasan nya. Luve hanya menggeleng saat sahabat nya itu pagi pagi sudah mengeluarkan keringat nya entah kenapa.
"Ada apa?" Tanya Gracie.
"Gila! Mereka benar benar gila!" Miyara bereaksi bersedih dan menekan dada nya.
"Siapa yang gila?" Tanya Luve.
"Kalian tahu? Malam ini mereka mengadakan pesta di rumah ku dan mengundang banyak orang." Ucap Miyara menceritakan ucapan orang tua nya di rumah beberapa jam lalu. "Ada pesta? Wahh kita berpesta malam ini dirumah mu?" Luve senang saat mendengar kata pesta.
"Iya, aku mohon bawa aku pergi sejauh mungkin! Aku tidak ingin ada di pesta itu." Miyara memohon kepada kedua sahabat nya dengan raut wajah bersedih.
Luve langsung menutup mulutnya tidak percaya, dia langsung mengerti saat Miyara mengatakan nya barusan. Gracie pun seperti bisa menebak pikiran Miyara.
"Apa itu pesta pernikahan mu?" Tanya Luve dan langsung menebak.
"Ya tuhan, kalian benar benar bisa memahami isi pikiran ku." Miyara memeluk Luve dan Gracie karna terharu sahabat nya langsung bisa menebak dirinya.
"Tentu saja! Apa benar mereka mengadakan pernikahan mu malam ini?" Tanya Luve yang semakin penasaran.
"Bukan pernikahan tapi pertunangan. Mereka gila masih ingin menjodohkan ku dengan orang asing! Aku ingin pergi jauh agar perjodohan ini di batalkan! Aku tidak akan menikahi orang asing! Aku bahkan tidak mengenali nya! Bagaimana bisa mereka berbuat tanpa bertanya lagi padaku?" Jawab Miyara.
"Kau bisa mengenal nya setelah menikah." Ucap Gracie sontak membuat Miyara dan Luve menoleh karna Gracie membela jalan pikiran orang tua Miyara.
Luve menggeleng "Bagaimana jika dia tidak bahagia?" Luve menatap Gracie dan menunjuk ke arah Miyara. "Coba saja dulu." Jawab singkat Gracie.
Miyara menghela nafas, dia sedikit kecewa saat Gracie tidak memihak padanya. Miyara langsung memeluk Luve dan meminta saran kepada Luve.
•••••••
"Wow."
"Ya tuhan Maro seksi."
"Mataku! Mataku terlena."
"Tidak ada Marvo, kembaran nya pun jadi."
Semua orang histeris saat melihat tubuh Maro yang bertelanjang berdiri di tepi kolam renang. Setiap seminggu sekali, sekolah melatih murid nya untuk menguasai pelajaran salah satu ini. Mereka di ajarkan untuk mengincar perlombaan tingkat dunia.
Maro, Varga, Cioh, dan Leo sudah berdiri di tepi kolam renang untuk bersiap berlomba.
"Semua nya tetap diam, saya keluar sebentar karna kepala sekolah memanggil. Ketua kelas tolong gantikan saya sebentar." Pak Hui selaku guru pelatih renang izin keluar dan menghentikan sejenak.
"Baik pak."
Pak Hui mulai beranjak pergi dan ketua kelas mendekati mereka yang ingin berlatih.
"Jika dalam lima belas menit Pak Hui tidak datang, kita berlatih sendiri." Sambung ketua kelas menatap semua teman nya.
"Duh, apa kita harus menunggu lama untuk melihat Maro yang seksi saat berenang?"
"Ahh, Aku tidak sabar!"
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST ME
Teen Fiction[COMPLETED] WARNING: Ada adegan kekerasan fisik maupun mental. Wanita ini beruntung di lahirkan oleh kedua orang tua yang saling mencintai hingga membuat nya berpikir jika jatuh cinta itu pasti hal yang terindah yang akan terjadi di kehidupan nya...