"Ini sudah kelewatan! Tiga bulan tidak ada yang tahu dimana putri ku? Apa kalian benar benar teman nya hingga tidak menemukan sedikitpun yang mencurigakan." Dylan terlihat marah kepada semua teman teman putri nya. Dia sengaja mengumpulkan semua orang terdekat putri nya.
Mereka semua hanya diam, untuk pertama kali nya mereka melihat sosok pria yang selalu mereka puja dengan ketampanan nya itu terlihat menakutkan saat marah.
"Bahkan polisi sialan itu benar benar tidak berguna!" Sambung Dylan yang benar benar sudah hilang akal.
Grace menatap semua teman teman putri nya. Dia mencoba menebak di antara mereka, mungkin salah satu dari mereka menyembunyikan sesuatu.
Mereka semua khawatir! Tidak ada yang mencurigakan dari mereka.
"Dimana lagi kita harus menjelajahi agar Gie di pertemukan?" Nick juga sangat khawatir dengan keadaan putri nya.
"Aku seharusnya bisa menemukan nya, aku seharusnya berada di sisi nya, aku benar benar bodoh. Seharusnya aku mencurigai nya hari dimana dia menolak di ajak pulang." Grelan benar benar menyesal.
Luve dan miyara menatap satu sama lain, mereka juga menyesal di saat itu juga. Seharusnya mereka mengikuti Gracie yang kembali masuk ke dalam sekolah waktu itu.
"Gie hilang setelah kita mencelakai adiknya Marvo, aku takut ini ada kaitan nya." Bianca berbisik kecil kepada Luve.
Luve langsung lemas setelah Bianca mengatakan itu, dia takut kehilangan Gracie karna ulah nya menyakiti adik nya Marvo.
Dylan dan Nick pergi untuk mencari kembali putri nya hilang. Micey mengajak Grace untuk pergi menemui kakak nya yang tinggal di sebuah pulau. Kakak nya sangat bisa di andalkan, itu sebabnya mungkin Mike bisa membantu nya.
Grelan juga bangkit dari duduk nya dan pergi untuk mencari keberadaan Gracie sampai ketemu. Dia merasa benar benar tidak berguna saat Gracie belum di temukan olehnya.
Miyara menatap sinis Nara yang hanya diam saja di tempat duduk nya. Di antara yang lain hanya sikap Nara yang biasa saja.
Miyara menghampiri nya "Kau mengetahui sesuatu? Kau sedang tidak menyembunyikan sesuatu dari kami bukan?" Miyara bertanya dengan rasa kecurigaaan nya.
Nara langsung menoleh tidak suka melihat Miyara "Aku mengakhawatirkan nya juga dan demi tuhan jika aku tahu sesuatu, aku orang pertama yang akan mengatakan nya kepada Daddy Dylan." Nara langsung bangkit.
Miyara mencekal tangan nya saat dia ingin pergi "Kau sangat dekat dengan Marvo, cari tahu apakah Marvo yang menculik nya." Ucap Miyara berbisik di telinga nya.
Nara melepaskan tangan nya "Dia tidak tahu apa apa. Aku bersumpah bukan Marvo! Apa kau tidak lihat bulan lalu dia kehilangan adiknya, lalu berlanjut orang tua nya kecelakaan tewas di tempat. Dan percayalah aku yang selalu ada di samping nya." Nara meyakinkan jika bukan Marvo yang melakukan hal konyol itu.
"Brengsek!"
Miyara sungguh kesal, tidak ada jejak sedikitpun untuk menemukan Gracie.
"Apa gracie masih hidup?" Ucap Bianca tiba tiba berpikir negatif.
"Oh Bianca mulutmu!" Luve langsung berpindah duduk menjauhi Bianca.
Bianca langsung berdiri "Kita tidak tahu apa yang terjadi padanya, dia diculik atau terjadi sesuatu yang lain. Kita juga tidak tahu dia masih hidup atau tidak." Bianca langsung tertuduk kembali saat membayangkan jika Gracie di temukan dengan keadaan tiada.
Nara langsung menoleh "Dia pasti masih hidup, aku yakin. Jika dia mati, mayat nya sudah pasti ada. Kita mencemaskan dia tapi bagaimana jika dia baik baik saja di luar sana tanpa berpikir jika keluarga nya disini mencemaskan nya. Aku tidak tahu apa tujuan nya menghilang yang jelas aku sangat yakin dia hidup." Nara langsung pergi begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST ME
Fiksi Remaja[COMPLETED] WARNING: Ada adegan kekerasan fisik maupun mental. Wanita ini beruntung di lahirkan oleh kedua orang tua yang saling mencintai hingga membuat nya berpikir jika jatuh cinta itu pasti hal yang terindah yang akan terjadi di kehidupan nya...