Siang ini mereka disibukan dengan pekerjaan di caffe. Banyak sekali pengunjung hari ini, mungkin cuaca hari ini sangat cerah dan cocok untuk bersantai sembari memakan kue dan kopi. Arteus sudah sangat berkeringatan mengantarkan kopi dari ujung ke ujung. Tidak hanya itu Arthur juga sangat kelelahan membereskan gelas, meja dan piring kotor, selain itu Athea pusing dengan antrian yang tiada hentinya.
"Mba apa benar ini caffe nya milik Istrinya Adham Julians?" tanya pengunjung tersebut
"Ya setau saya seperti itu" jawab Athea dengan santai
Athea memberikan kembalian atas pembelian kopi pengunjung tersebut. Athea tidak bisa istirahat ia harus menyelesaikan pekerjaannya. Athea di hadapkan dengan seorang wanita yang menurutnya cantik. Wanita itu memesan satu meja lalu Athea menunjuk ke meja yang kosong.
"Maaf mba disana belum di beresin, nanti saya panggil seseorang untuk membereskan mejanya ya" ujar Athea dengan ramah
"Ohh iya mba" ujar wanita itu sembari berjalan menuju meja miliknya tersebut
Athea memanggil Arthur untuk membereskan meja meja yang kotor disana. Dengan cepat Arthur bergegas mengambil piring piring kotor tersebut. Tiba saatnya Arthur membereskan meja milik wanita yang baru datang itu.
"Ehh Mateen?" tanya wanita itu
"Hah Anya??" Arthur terkejut melihatnya disini
"Kamu ngapain disini?" tanya Anya penasaran
"Ohh aku bekerja disini"
"Ohh jadi kamu bekerja disini"
"Iya begitulah, kamu udah pesan?" tanya Arthur
"Udah"
Tidak lama Arteus datang sembari membawa kopi dan kuenya ke meja Anya. Ia melihat ada Arthur disana yang tampaknya sedang berbicara.
"Ini pesanan dari mba Anya?" tanya Arteus
"Iya saya sendiri"
"Ini silahkan menikmatinya" ujar Arteus
"Terima kasih mas"
"Heh Mateen ngapain disini? Masih banyak yang kotor kotor disana" ujar Arteus
"Ohh ya, aku tinggal dulu ya" Arthur pergi dan Anya mengacungkan jempolnya kepada Arthur
Arthur dan Arteus pergi ke belakang untuk berbicara sebentar.
"Itu siapa?" tanya Arteus
"Itu si Anya yang gua ceritain kemaren"
"ANJING!! KOK BISA DISINI??"
"Kayanya dia sedang mengerjakan sesuatu"
"Yaudah lanjut kerja"
Arthur dan Arteus berpisah mengerjakan kerjaannya
masing masing. Hari ini Arthur akan mencoba mengantarkan Anya pulanh setelah kemarin ia gagal karena lambat dari pergerakan. Setelah pukul 5 sore dimana caffe ini tutup, Arthur masih melihat Anya sedang bergelut dengan laptopnya."Ehh bilangin ke ibu sama ayah gue balik telat mau nganterin tu cewe pulang ke rumah" ucap Arthur berpamitan dengan kembaranya tersebut
"Hah jadi yang itu?" tanya Athea
"Udah Thea, nanti Arteus ceritain di rumah" ucap Arteus
Arthur mendekat ke arah Anya dengan perlahan lahan tanpa menganggu kesibukanya.
"Sekarang ga pesen taxi kan?" tanya Arthur
"Ehh, engga" jawab Anya terkejut
"Kita bisa pulang bareng dong?"
"Emang tau rumah aku?"
"Tau nantikan kau yang tunjukinnya"
Kemudian Anya tersenyum lrbar sembari menganggukan kepalanya. Arthur juga tersenyum sembari melihat Anya membereskan barang barangnya. Hari ini kebetulan Arthur membawa motor dan kedua kembaranya memakai mobil. Karena tadi pagi Arthur datang telat karena harus nge gym dulu. Setelah itu mereka pergi keluar secars bersamaan Arthur membawanya ke motor miliknya.
"Nah ini helm nya" ucap Arthur
"Wah makasih, aku udah lama gak naik motor" ujar Anya
Mereka akhirnya berangkat menuju rumah Anya. Ternyata rumahnya sangat jauh, tangan Arthur hingga kelelahan terus mengemudi motor. Setelah beberapa menit, mereka akhirnya sampai dengan selamat. Arthur terkejut rumahnya cukup besar dan pasti ads kedua orang tuanya di dalam.
"Mau masuk dulu gak?" tanya Anya"Gausah udah malam juga"
"Anyaa... Dari mana aja kamu??" tanya seorang pria yang sudah dipastikan adalah ayah dari Anya
"Ohh aku tadi ke caffe terus tadi macet di jalan menuju sini jadi agak malam gini"
"Siapa itu yang bersamamu?" tanya ayahnya Anya
"Ohh ini Mateen yang mengantarkanku kesini"
"Kerja apa kamu?" pertantaan itu membuat Arthur terkejut
"Ohh saya bekerja di caffe Julians om"
"Perkenalkan nama saya John"
"Mateen om"
Setelah itu tidak adalagi yang bisa dibicarakan. John pergi masuk kedalam rumah sedangkan Anya menunggu Arthur pergi. Arthur juga segera pamitan karena ia juga tidak bisa berlama lama di rumah seorang wanita.
"Yaudah aku pulang dulu ya"
"Iya, hati hati Mateen"
Tapi Arthur tidak berangkat ia menatap Anya memikirkan sesuatu.
"Eh Anya" tanya Arthur
"Hmm?"
"Err apa kita bisa pergi bersama nanti? Sepertinya ada film bagus minggu ini"
"Tentu saja boleh"
"Oke sampai ketemu lagi"
Arthur pergi meninggalkan kediaman rumah Anya. Arthur kembali ke rumah disana sedang ada makan malam, Arthur tidak ingin ketinggalan jadi ia ikut bergabung.
"Ini dia si bucin baru datang" sindir Arteus
"Apaansih lo"
"Darimana aja anak ayah ini??" tanya Adham
"Habis nganterin Anya yah" jawab Arthur
"Kenapa ga bilang ke ayah?" tanya Adham serius
"Kan udah minta tolong ke Arthur sama Athea"
"Apakah itu sopan terhadap orang tua? Kenapa bukan sama diri sendiri?"
"Iya maaf yah, ini terakhir kalinya"
"Yaudah nanti nanti gaada titip titipan kalau mau kemana mana bilang ke ayah atau ibu"
"Iya yah" jawab mereka bersamaan
"Udah sekarang kalian habiskan makanannya ya" ucap Anna gagar suasananya kembali membaik
Setiap harinya Adham tidak mengetahui ketiga anaknya bekerja di caffe milik istrinya. Adham hanya mengetahui bahwa anak anaknya mrmang sering main kesana untuk makan atau bersantai. Itu membuatnya lega ternyata anak anaknya juga suka untuk bersantai.
Suasana sedikit berubah saat Adham memaparkan kesalahan anaknya. Semua kesalahan itu tidak bisa di biarkan begitu saja jika itu dibiarkan mereka akan terus melakukan kesalahan yang sama. Arthur dan Anna memang mendidik anaknya dengan sangat baik. Semuanya berjalan dengan bagus Arthur, Athea dan Arteus memiliki attitude yang sangat baik bahkan melebihi kedua orangtuanya. Mereka juga memiliki kepintar setara dengan Adham dan Anna bahkan mungkin sudah melebihinya.
Didikan itu membuat Anna dan Adham bangga, mereka merasa bahwa didikan itu yang terbaik untuk ketiga anaknya. Walau untuk saat ini ketiga anaknya masih enggan melanjutkan perusahaan ini tapi Adham terus berusaha yang terbaik untuk keluarganya.

KAMU SEDANG MEMBACA
WE PLAY
RomanceSetelah perjuangan Anna dan Adham untuk bersama. Akhirnya mereka dikaruniai anak anak yang cantik dan tampan. Tapi ternyata kehidupan Adham bersama keluarganya tidak berjalan mulus. Kenapa Adham tidak bisa tenang walau sudah mempunyai keluarga? A...