Pagi ini kantor Adham di penuhi oleh banyak sekali mobil mahal. Karena hari ini Adham memanggil semua para petinggi perusahaan miliknya, berta jajarannya dan tidak lupa orang kepercayaan Adham. Ia akan membicarakan masalah satu perusahaannya yang tiba tiba sahamnya turun drastis. Tentu saja Adham sebagai pemilik perusahaan itu tidak bisa diam saja duduk santai, bukan karena uangnya tetapi ia sedang memecahkan masalah kenapa sahamnya turun.
Semuanya sudah berada di kantor Adham yang sangat besar dan menjadi pusatnya. Tidak lama Adham datang di kantor bersama para pengawalnya, disana bayak sekali wartawan yang terus memberikan beberapa pertanyaan singkat. Namun Adham tetap enggan menjawabnya, ia terus berjalan sembaru terus dijaga oleh pengawalnya. Sesampainya di dalam, Adham dihampiri oleh sekertaris Anggi sembari membawa banyak kertas di tanganya.
"Apa semuanya sudah berada disini?" tanya Adham
"Sudah Dham, sekarang kita harus ke ruangannya"
"Baiklah"
Karena Anggi sedang memegang banyak tumpukan kertas, Adham sendiri yang menekan tombol lift nya mebuju lantai 15. Rasanya baru kali ini dia menaiki lantai karyawan, tentu saja tidak sebaik yang ia punya. Tapi tampaknya beberapa tombol sudah ada yang hampir lepas dan snagat sulit di tekannya. Setelah sampai di lantainya, Adham dan Anggi segera keluar.
"Tunggu" ujar Adham sebelum masuk ke ruangan
"Ada apa pak?" pertanyaan Anggi tidak dijawab
Adham mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celana. Lalu mencari nomor telfon seseorang, setelah mendapatkannya Adham segera menelponya.
"Hallo?" tanya Adham dalam telfon
"Iya bisa saya bantu?" tanyanya
"Saya dengan Adham"
"Ohh iya pak Adham, ada apa??" pria itu tampaknya terkejut
"Bisa kau datang hari minggu nanti bisakah kau mengganti tombol lift disini? Sepertinya ada beberapa yang harus bertenaga jika ingin menekannya"
"Siap pak, nanti saya bersama tema saya akan kesnaa"
"Baiklah saya akan menunggunya"
Adham mematikannya dan menyimpan ponselnya kembali ke dalam saku. Setelah selesai ia segera kedalam ditemani oleh Anggi, semua orang disana yang tadinya berisik jadi terdiam. Adham segera duduk di kursinya yang di khususkan untuknya. Adham segera duduk dan sekertaris Anggi menyimpan tumpukan kertas itu di samping kursi miliknya.
"Selamat datang pak Adham, kami senang bisa berada disini" ucap salah satu orang disana
"Baiklah terima kasih atas sambutannya, ada lagi yang ingin di bicarakan?" tanya Adham
Semuanya terdiam tidak ada yang berbicara, kemudian Adham juga ikut terdiam dan malah memegang kepalanya.
"Siapa yang memilih kalian untuk bergabung dengan perusahaan saya jika kalian hanya diam seperti ini?"
Semuanya tetap tidak berbicara, Adham semakin kesal kemudian ia berdiri dari kursinya.
"Jika tidak ada yang berbicara kalian saya pecat semua!" ucap Adham sembaru memukul meja yang semulanya tidak ada lecet tiba tiba saja ada lecet akibat pukulan Adham
"Begini pak, sepertinya kita cuman punya dua pilihan" akhirnya ada yang berbicara
"Pilihan apakah itu?'' tanya Adham
"Apa kita memang harus menutup perusahaan itu atau tidak, mungkin itu pilihannya"
"Kenapa kita harus menutupnya?" ujar Adham
"Karena sahamnya sangat kecil dan tidak bisa bersaing dengan perusahaan lain"
"Tapi pak Adham, menurut saya kita tidak perlu menutupnya"
"Lalu bagaimana caranya?" tanya Adham
"Menurut saya cari pelakunya"
"Tunggu tunggu pelaku?" tanya Adham kebingungan
"Menurut saya ada pelaku yang membocorkan rahasia perusahaan disana hingga sahamnya bisa turun seperti itu"
"Itu ada benarnya juga!" Adham berbicara begitu keras
"Sebentar izinkan saya berbicara, jika memang ada yang membocorkannya berarti ini ulah orang dalam perusahaan" ujar Anggi
Semuanya tiba tiba berbicara dan menerka nerka ini ulah siapa, kemudian Adham juga berpikir bahwa perkataan semuanya juga ada benarnya terutama Anggi.
"Betul sepertinya perkataan Anggi ada benarnya, kalau begitu saya meminta kalian bekerja keras dan mencari siapa orang dalam tersebut jika kalian ingin terus bekerja"
"Siap pak!" jawab semuanya serentak
"Dan bawa orang itu di hadapan saya!" Adham berdiri sembari mengeluarkan senjatanya dari balik jas yang ia pakai melemparnya ke atas meja
"Saya akan menembaknya dan tidak akan membiarkan orang itu lepas dan berkeliaran di dunia ini" ujar Adham
Semua orang bersorak dan setuju dengan perkataan Adham, bahwa penghianat itu tidak bisa di lepaskan. Setelah pembicaraan itu semuanya keluar dari dalam ruangan Adham dan sekertaris Anggi tetap di dalam ruangan karena harus membereskan kertas kertas disini. Tapi didalam ruangan ada yang terlambat keluar, Adham mengenalnya sebagai manager di perusahaannya yang sahamnya sedang turun.
"Zak!" panggil Adham tiba tiba
Zak adalah nama manager disana, ia tampaknya terkejut karena dipanggil oleh Adham.
"Kau banyak diam tadi, padahal kau manager disana"
"A...a..hh iiyaa.. Pak, saya sedang kurang enak badan"
"Ohh kalau begitu kau cepat ke dokter"
"I..i..ya pak, setelah dari sini saya berniat untuk kesana"
"Semoga kau cepat sembuh"
Zak menganggukan kepalanya dan pergi meninggalkan Adham dan Anggi berdua. Tatapan Anggi sedikit sinis kepada Zak saat meninggalkan ruangan ini.
"Pak, bapak tidak merasa aneh apa melihat Zak tadi?'' ucap Anggi
"Aneh bagaimana?" tanya Adham
"Bukannya dia manager disana, dan dia yang lebih banyak diam tadi. Apalagi saat Zak memanggil bapak, rasanya ia sedikit panik"
"Mungkin itu karena ia sedang sakit, sudahlah bagaimana jika kita makan siang bersama sembari mencari solusi untuk ini"
"Baik pak, tapi saya akan menyimpan ini terlebih dahulu"
"Baiklah"
Adham dan Anggi keluar dari ruangan dan pergi menuju ruangan Adham terlebih dahulu. Setelah selesai mereka segera pergi mencari tempat makan.
Sementara itu di jam istirahat, Arthur, Athea dan Arteus sama sama terkejut membaca berita pagi ini. Karena salah satu perusahaan milik ayahnya sahamnya turun sangat drastis.
"Bagaimana bisa, pasti ayah tensinya sedang naik. Kita jangan cari gara gara" ucap Arteus
"Nah, kita harus pulang tepat waktu pokonya" saran Arthur
"Sudah dipastikan ini ulah orang dalan" ujar Athea dengan tenang
"Bagaimana kau tahu?'' tanya Arthur
"Karena tidak mungkin perusahaan turun bahkan perusahaan disana jarang sekali terkena gosip gosip"
"Ahh ayolah Arthur, kepintaran Athea siapa yang mampu menandinginya?"
"Kau benar Athea!"
Setelah selesia istirahat mereka kembali bekerja dengan sepenuh hati.

KAMU SEDANG MEMBACA
WE PLAY
RomansaSetelah perjuangan Anna dan Adham untuk bersama. Akhirnya mereka dikaruniai anak anak yang cantik dan tampan. Tapi ternyata kehidupan Adham bersama keluarganya tidak berjalan mulus. Kenapa Adham tidak bisa tenang walau sudah mempunyai keluarga? A...